Sabtu, 06 November 2021

Perawatan Burung Ciung Batu Siul Hingga Jinak Dan Gacor



Burung Ciung Batu ada beberapa macam. Burung Ciung Batu merupakan jenis keluarga Turdidae. Beberapa macam jenis burung Ciung Batu khususnya yang ada di Indonesia seperti, Ciung Batu Sunda dan Ciung Batu Sumatera.

Selain itu masih ada Ciung Batu Kalimantan dan Ciung Batu Siul yang banyak juga di pulau Jawa.

Untuk kali ini saya akan membahas untuk perawatan dan pemeliharaan Ciung Batu Siul, baik dari tangkapan maupun dari anakan, mengingat Ciung Batu Siul ini tidak lebih dikenal daripada jenis yang lain. Padahal, jenis ini memiliki paruh yang lebih indah karena berwarna kuning emas dibanding dengan jenis yang lainnya yang berwarna hitam.

Suara kicauannya juga tidak kalah indah bila dirawat dengan benar. Bahkan, jenis ini memiliki kelebihan disamping kriwikan dan isian, burung ini juga memiliki ciri khas lengkingan yang berupa suara siulan yang menambah variasi dan keramain di rumah.

Merawat burung ini sangat mudah, baik pakan maupun perlakuan dan perhatian yang harus diberikan untuk burung tetap sehat dan berperforma baik atau gacor.

Perawatan burung dewasa tidak banyak berbeda dengan perawatan burung kacau lainnya sesama pemakan serangga. 

Dalam perawatan harian,  disamping voer yang berkualitas,  pemberian ekstra food sangat penting untuk mendapatkan performa yang baik sebagaimana harapan utama bagi perawat nya, yaitu kicauan yang bagus dan gacor.

Extra food yang ditujukan sebagai pengganti makanan aslinya dialam liar, sebagai burung yang bongsor hampir memakan apa saja dari makanan hewani. 

Jika burung kicau yang bertubuh lebih kecil mungkin cukup dengan berburu serangga, seperti jangkrik atau belalang, akan tetapi burung Cing batu besar sering ditemui memangsa cacing,  belut, bahkan ular dan cicak. 

Hal ini sebetulnya lebih mempermudah pada kita yang memeliharanya. Sebagai kebutuhan Extra food kita bisa mencari hewan-hewan tersebut jika persediaan  jangkrik terasa begitu boros,  apalagi kroto,  ulat yang volumenya kecil. 

Kita bisa membeli atau mencari dikebun dan parit cacing, siput, belut, cicak ataupun anak ular. 

Untuk pakan voer burung Ciung Batu bisa memakai voer ayam untuk menghemat,  karena pakan voer burung khusus akan lebih boros. 

Yang tidak kalah penting burung Ciung Batu sangat suka mandi. Usahakan burung mandi setiap hari,  jika perlu pagi dan sore. 

Rasa senang dan betah menjauhkan burung dari stres yang dapat menghilangkan performa burung. Burung akan selalu girang dan ceria. Hanya burung yang tidak streslah yang mau  berkicau dengan maksimal. 

Menjinakan Burung Ciung Batu 

Jika teman memeliharanya dari anakan, lebih-lebih dari lolohan, tidak akan mengalami banyak kesulitan. Burung yang dirawat dari lolohan sudah otomatis akan jinak, karena anak burung akan menganggap teman adalah ibunya, ibu yang melahirkan dan akan selalu merawat dan menjaga sampai kapan pun. 

Lain dengan teman memelihara waktu burung sudah tahu orang tua mereka dan manusia tidak lebih dari  musuh yang harus di hindari. 

Oleh itu kita harus menanamkan pengertian bahwa manusia kala ini tidak seperti apa yang mereka pikirkan. Pendekatan dan perlakuan sayang hal pertama yang paling penting diberikan , setelah lama waktu demi waktu teman melayani dan memberikan apa yang ia inginkan dalam hal ini, seperti makan, minum, mandi, berjemur dan lain lain, akhirnya dia sadar bahwa teman adalah teman bukan musuh. 

Perlakuan baik yang terus dilakukan dari hari ke hari akan menghilangkan rasa takut yang akan berganti dengan rasa nyaman dan membuat mereka selalu mengharap kehadiran manusia. 

Sebagai ungkapan rasa suka, kita dapat melihat saat perawat datang jangan heran kalau mereka menyambut dengan nyanyian dengan kicau terbaiknya. 

Untuk sambutan tersebut teman dapat juga merangsang dengan siulan, dapat juga ditambah dengan cetekan, awalnya mungkin ragu, lama kelamaan teman akan berduet dengannya. Jika sudah begitu teman sudah di ambang keberhasilan mencetak burung piaraan yang gacor. 

Untuk sampai kesitu, jika di bandingkan antara pelihara dari anakan dengan dari dewasa akan memakan waktu lebih lama. 

Jika ada pilihan antara pelihara dari anakan dengan pelihara dari dewasa, pilih yang dari anakan ,tanpa mengurangi bahwa pelihara dari dewasa itu tidak  mungkin, hanya perlu waktu yang lama dan harus lebih sabar. 

Kesabaran itu meliputi fase dari sifat liar menuju sembuh dari stres, dari sembuh stres menuju penjinakan dan dari penjinakan menuju penggacoran. 

Untuk perawatan dari anakan, proses penjinakan dan pemulihan dari stres bisa dibilang dikesampingkan, dia akan outo jinak dari mulai diloloh, hal hal yang perlu diperhatikan tinggal kesehatan dan persiapan menjadi burung yang top performa dengan asupan pakan yang mencukupi kebutuhan nutrisi yang baik dan pemasteran yang tidak gagal tentunya. 



Jumat, 04 Juni 2021

Burung Emprit Bondol Atau Emprit Haji Gacor Tapi Terdengar Seperti Rudal Yang Tengah Meluncur

 

 
Emprit kaji dengan isian suara burung lain? sungguh bikin penasaran. Burung emprit merupakan burung yang tidak asing dalam hidup saya, karena itu selalu ada disekitar lingkungan tempat saya tinggal. Burung kecil dengan suara khas chiit...chiit....saja hanyalah binatang hama padi yang sangat dibenci petani karena pekerjaannya mencuri buah padi yang sedang menguning bermas dan disanalah pak tani menaruh banyak harapan sampai saatnya tiba masa panen kelak.

Namun apa jadinya, jika burung pipit terus menerus menyerang dan memakannya tanpa rasa berdosa. Sedangkan burung pipit merupakan burung dengan hidup berkoloni hingga ratusan burung dalam satu koloninya, bisa dibayangkan jika satu burung memakan berapa padi dikalikan dengan teman-temannya sampai ratusan burung dan  hal itu dilakukan sepanjang hari. Benar-benar.

Tapi yang demikian itu tidak sama dengan diri saya, mungkin karena saya adalah penyayang binatang, adanya burung Emprit, satu-satunya genus burung yang masih bisa ketemu, setelah yang lainnya nyaris punah karena penangkapan yang kejam oleh manusia, semua itu karena kicauannya.  

Tinggal satu-satunya yang masih menemani saat saya berada di kebun, sawah, bahkan di hutan. Hanya emprit dan beberapa burung lain yang masih tersisa dari ganasnya para penangkap burung baru-baru ini. Burung emprit masih ada karena tak memiliki suara kicau seperti burung-burung lain yang dapat menghibur si pemelihara dengan kicauannya yang bermacam-macam. Jika berhasil ditangkapun mungkin sekedar untuk dimakan atau buat makanan binatang piaraan.

Akan tetapi, baru baru ini berita yang fenomenal rupanya sedang terjadi pada burung receh yang tidak berarti tersebut. 

Kesimpulan dari berita tersebut adalah, Burung Emprit jika dimaster dengan benar  akan mampu berkicau seperti burung kicau lainnya. Bahkan, suara kicau yang dihasilkan variatif sesuai master yang ditujukan kepadanya. 

Mimpi, apa? Semua pasti omong kosong. Pikir saya. Tapi, pada suatu waktu teman saya yang peggemar burung meyakinkanku. Dia membawa seekor burung emprit ditunjukan kepadaku, bahkan didalam kandang yang masih dijinjing burung emprit itu berbunyi seperti burung Kenari.

Oh my God, ternyata benar apa yang selama ini hanya berita yang ku dengar saja. Bagaimana bisa. Saya menatap mengoreksi burung dengan teliti. Tampang burung itu biasa saja seperti burung lain yang biasa kulihat. Seekor emprit bondol, saya biasa menyebutnya Emprit Kaji. Dengan gacornya ia terus berkicau, bahkan burung kenari milik saya kalah dibandingnya.

Timbul keinginan untuk memilikinya. Burung emprit dengan isian burung lain, burung apa saja, tidak harus kenari, burung ketilang bagiku lebih menarik. 

Suatu hari ada seseorang yang kebetulan memilikinya, dia menawarkan barter dengan burung koleksiku dan dil barter dengan burung Lovebird milik saya.

Burungpun langsung saya gantung depan rumah. Dalam hati aku berkata, apa gerangan isiannya, sama kenari, ciblek, sogok ontong, atau ketilang. Apapun isiannya tidak masyalah, karena saya hanya penasaran, emprit kaji bisa diisi isian dengan burung lain.

Tapi apa yang terjadi, guys ! aku lebih heran dari keheranan yang sebelumnya. Setelah saya pantau dan akhirnya isian emprit kaji itupun terdengar. Bukan kenari, ciblek atau ketilang, lebih dari itu. Ku tangkap sayup-sayup suara seperti rudal yang meluncur, seperti kapal terbang yang beranjak take off.

Belum kutanyakan lebih detail lagi kepada pemilik sebelumnya, bagaimana ia memaster Burung nya atau kebetulan dengan sendirinya ia mengeluarkan suara itu. Tapi yang tak habis pikir, jika ia sengaja memaster, kenapa memakai suara itu? Tanya batinku. 

Aku sih tidak ke cewa atau menyesal dengan itu semua, malah aku merasa lucu karena ku pikir burung yang telah kubeli akan bersuara kenari,  ciblek atau apa, intinya pasti suara burung juga, tapi, kok malah. 
Untuk teman-teman biar ikut merasakan pengalaman ini, dibawah ini saya sertakan videonya.


Begitulah guys, pengalaman dari rasa penasaran memiliki emprit kaji bersuara burung lain, tapi yang saya dapat bahkan lebih dari suara burung, melainkan suara rudal, tidak lucu, kan!.....