Jumat, 30 Agustus 2019

Pleci Dakun Kebanggaan Gunung Selamet Punah?



Sejak adanya penangkapan burung besar-besaran oleh para pemikat burung di kebun-kebun desa di sekitar lereng Gunung Selamet, kini burung Pleci Gunung Selamet sudah tidak ada lagi.

Jalan-jalan mejelajahi kebun, sudah tidak lagi terdengar ciak-miak burung tersebut atau sekedar terlihat berkejar-kejaran diantara sesama koloninya. Biasanya pada jam-jam tersebut, sekitar jam 09.00 pagi, mereka sedang ramai-ramainya berbondong-bondong datang dengan jumlah ratusan dari setiap koloninya. Mereka datang dan pergi, lalu disusul berganti dengan koloni yang lain. Begitu seterusnya seiring ranumnya bunga kopi dan mekarnya bunga kemaduan.

Pleci disini, yaitu pleci yang dikenal dengan nama pleci GS (Gunung Selamet), yaitu dari genus pleci dada kuning atau dakun ( Zosterops Flavus) yang paling dicari oleh penggemar burung pleci.

Burung kecil berkaca mata ini memiliki bulu dada yang berwarna kuning, punggung hijau kekuning kuningan, iris mata coklat atau putih, ujung bulu sayap dan ekor berwarna gelap. Dari berbagai jenis pleci, pleci dakun memiliki suara yang lantang dan nyaring. Disamping itu, pleci jenis ini tergolong lebih mudah dijinakan dan dilatih. Oleh karena itu, tidak heran jika genus ini begitu dicari dan sangat laku di pasaran.

Harga bakalan di pasaran berkisar Rp 60.000 hingga Rp 70.000, yang sudah jadi berkisar Rp 100.000 hingga Rp 1000.000.

Langkanya burung yang mulai digemari sekitar 2010 ini, dipicu dari kepandaian pemikat burung yang mendadak meningkat akhir-akhir ini. Kalau dulu, orang memikat burung hanya dengan pulut ( getah perekat) yang diletakan dekat bambu penyadap badeg (air bunga kelapa bahan baku gula merah), lalu si pemikat menunggu sampai ada burung pleci datang menghampiri, bermaksud mau menghisap badeg, namun kaki ternyata menginjak pulut. Burung plecipun tak dapat terbang sampai pemikat mengambilnya.

Satu hari masa penangkapan, mungkin hasil yang didapat tidak lebih dari 3 hingga 5 ekor saja. Itupun, keesokan harinya pemikat belum tentu berangkat lagi, karena harus menjualnya dulu ke pasar.
Jumlah penangkapan yang wajar mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap keseimbangan alam, khususnya alam burung pleci, tentunya. Menginjak tahun 2010 an, mulai ditemukan berbagai tips dan trik memikat pleci yang lebih baik lagi oleh kecerdikan para pemikat dalam berinovasi, dari dengan menggunakan jaring hingga burung hantu.

Hasilnya dalam satu hari mampu memikat ratusan burung pleci yang terus diedarkan ke seluruh plosok negeri, bahkan mungkin luar negeri. Jika satu hari berkurang 100 ekor, berapa jika kurun waktu 5 tahun saja? Belum jumlah pemikat yang tidak mungkin cuma satu orang. Anda dapat menghitungnya sendiri. 

Andaikan masih ada yang tertinggal, seperti pengakuan pemikat yang saya tanya, konon kelangkaan pleci di kebun bukan berarti mereka punah, akan tetapi mereka pindah ke tempat yang lebih jauh, masuk kehutan yang lebih dalam lagi.

Boleh saja mereka pindah ke hutan yang lebih dalam lagi, permintaan yang besar dari konsumen yang menggiurkan, bukan tidak mungkin mereka akan terus mengejar hingga sampai ujung persembunyian. Oh My God! tak dapat dibayangkan jika burung imut kebanggaan Gunung Selamet itu benar-benar punah.  

Minggu, 25 Agustus 2019

Detik-Detik Kyai Barseso Berujung Ke Neraka (Part ll)


Ringkasan cerita sebelumnya: 

Setelah berzina dengan pelayan bar dan membuat keributan hingga menewaskan satu pengunjung yang ada ditempat itu, berujung dengan dibekuknya Barseso oleh polisi. Akan tetapi, masih dalam tahanan, ia sudah berhasil kabur sebelum proses hukum dilakukan. 

Ia dibantu oleh seorang yang berwajah mirip dengan teman yang selama ini sedang di anut karena kealimannya. Si Alim, begitu dia menyebutnya. Hingga ia berhasil kabur dari tahanan, Barseso belum sempat menanyakan lebih jauh siapa laki-laki itu sebenarnya dan kenapa ia membantunya. 

Ia hanya menitip sebuah koper agar dijaganya baik- baik sampai suatu saat bertemu lagi. Tak perduli apa isi koper itu, tidak ada waktu untuk membukanya. Menjaganya adalah lebih penting sebagai balas budi atas kebaikan yang telah diberikannya. Dan kabur adalah tujuan utama.
 ............... 

Meski dia sudah lolos dan menghirup udara segar diluar penjara, sebagai buron, hidup tenang dan bebas seperti orang lain tidak didapatkannya. Dia harus tetap bersembunyi dari kejaran polisi yang terus mencarinya di manapun dia berada. 

Sebagai penjahat gadungan yang tidak memiliki skill kejahatan yang mumpuni, tidak sulit bagi polisi untuk menemukannya. 

Barseso tidak dapat berkutik, saat empat orang bersenjata lengkap muncul tiba-tiba dari balik semak- semak tidak jauh dari persembunyiannya. 

"Jangan bergerak!" teriak mereka seraya menodongkan senjata. 

Barseso mengangkat tangan sebagai tanda menyerah. Belum sempurna tangan diangkat, pandangan polisi curiga terhadap koper yang dia bawa, polisi lebih tertarik menyuruh Barseso membuka koper itu. 

Barseso hanya bisa menuruti perintah, ia mencoba membuka koper dengan hati-hati. Sama-sama tidak tahu apa isi didalamnya. Tidak juga Barseso, apalagi polisi. Setelah cukup lama berusaha keras, akhirnya terbukalah, terlihat didalamnya kemasan barang dalam plastik berwarna putih tersusun rapi memenuhi koper. 

Polisi memeriksa barang tersebut. Dari pemeriksaanya, polisi menyatakan barang tersebut asli barang terlarang, jenis narkoba yang berkatagori sangsi berat bagi siapapun yang membawanya. 

"Tidak !" teriak Barseso tidak dapat menerimanya setelah mengetahui bukti barang yang dibawanya. " Ini bukan miliku, ini barang titipan" lanjutnya. 

Polisi tidak ingin banyak berbincang lagi, dengan alasan apapun, mereka hanya ingin secepatnya memborgol dan menggelandangnya kembali ke sel tahanan untuk proses hukum selanjutnya.  

Rekam jejak kejahatan Barseso semakin menumpuk, sebagai buron dari beberapa kasus sebelumnya yang belum berproses, kini bertambah lagi dengan kasus baru, narkoba. 

Tanpa banyak basa-basi lagi Barseso langsung di borgol, bersama barang bukti baru digelandanglah kyai itu kembali ke rumah tahanan untuk menjalani proses hukum atas semua kasusnya.  

Singkat cerita, proses hukumpun dilakukan. Pasal berlapis yang menjerat Barseso menghasilkan hukuman yang sangat berat. Barseso di jatuhi hukuman mati. 

Bagai petir menghantam, Barseso mendengar keputusan yang dijatuhkan pada dirinya. Hingga sampai batas waktunya, ekskusi hukuman mati Barsesopun berlangsung. 

Barseso tidak dapat berbuat apa-apa kecuali hanya berpasrah, ketika kru algojo mengikat kedua tangan pada kayu salib dan kemudian menutup matanya dengan kain berwarna hitam. Ini menandakan bahwa sisa waktu hidupnya tinggal beberapa menit. 

Barseso sempat mengenang nasib hidupnya dari awal bertemu dengan  seorang yang alim yang dikagumi dalam bermakhabah dengan Tuhannya saat di Masjid, hingga detik-detik hidupnya akan berakhir dirinya masih mengikuti ajarannya yang ternyata sesat. 5 M permainan dosa yang dijanjikan bakal mengantarkan kepada pengampunan yang lebih dalam. Opsi yang paling ringan dari lima opsi yang dipilih justru telah memicu dia melakukan semua yang paling memberatkan.  

Disisi lain orang yang dipikirkannya muncul tiba-tiba.

" Hahahahaha...." tawanya.

Suaranya bergulung seperti guntur. " Apa kabar, temanku?" sapanya.

Barseso begitu geram melihat laki- laki yang selama ini terus dan terus menjebloskan dirinya, tertawa lebar tanpa sedikitpun merasa belas kasihan.

"Sebetulnya siapa kau?" tanya Barseso.

"Hai manusia bodoh, kalau saja kau tak sealim sebelum kau bertemu denganku, pasti aku tak akan tertarik melakukan tipuan ini padamu" jawabnya.

"Sebentar lagi kau akan mati, dan ku ucapkan padamu, sampai jumpa di neraka! Sampaikan salam pada mereka dariku, Iblis"

Begitu terkejut Barseso mendengar pengakuan laki-laki tersebut, ternyata selama ini orang alim yang dikagumi tidak lain hanyalah iblis yang menyamar.

"Jadi, kau....!" Belum selesai Barseso hendak berkata, peluru algojo sudah keburu menembus dadanya. Matilah Barseso dalam keadaan Su'ul khotimah (buruk diakhir hidupnya) menjadi teman Iblis di neraka. 

Kamis, 22 Agustus 2019

Detik-Detik Kyai Barseso Berujung Ke Neraka {Part I)





Jumlah santri Kyai Barseso sudah mencapai 60000 orang, itu membuktikan bahwa Kyai Barseso bukan kyai ece-ece, kharisma dan ilmu agama yang dimiliki sudah mendapat kepercayaan bagi banyak penganutnya.

Kealiman Barseso memang tidak tertandingkan dibandingkan kyai-kyai yang lain dijamannya. Baginya, dekat kepada sang Illahi adalah segala-galanya. Ibadah yang dilakukan belum pernah cukup untuk membalas kenikmatan yang Tuhan berikan kepada umatnya. Ia selalu mencari cara untuk lebih dekat dan lebih dekat lagi. Ia sangat takut kalau diakhir hayatnya nanti mati tidak dalam keadaan khusnul khotimah dan akan dicatat sebagai orang yang tidak selamat diakherat, lalu, menjadi penghuni neraka untuk selama-lamanya.

Dalam ketakutan, ia selalu bangun ditengah malam, ia pergi ke masjid dan memohon ampun kepada Tuhan dengan sekhusuk-khusuknya. Ia benar-benar mengutamakan urusan akhirat daripada urusan dunia. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana Tuhan mengampuni dosanya.

Tidak jauh dari posisi dia duduk, duduk pula seorang laki-laki yang sedang berdoa sambil menangis. Dalam do'anya, apa yang diminta tidak berbeda, yaitu sama-sama sedang minta ampun kepada Tuhannya atas dosa yang telah dilakukan. Penyesalan yang sangat dalam membuat dia tidak dapat menahan air matanya. Rintihan tangisan pilu menggetarkan langit dan arasy, membuat gundah bagi jiwa-jiwa yang mendengarnya.

Barseso bertanya kepada laki-laki tersebut. "Dosa apa yang kau perbuat kisanak, sehingga kau sampai menangis dengan sebegitunya? Sungguh beruntung kau, dapat menangis sesempurna itu didepan Tuhan?"

"Dosa yang besar, yang dengan sengaja saya buat, agar dapat menangis dan bertobat dengan sempurna" jawab laki-laki itu. 

"Dosa besar?" Barseso mengulang kata-kata itu didalam hati dan mempertanyakan diri, betapa senangnya jika ia dapat berdo'a sehebat orang itu. "Sungguh jika kau berkenan, bolehlah berbagi padaku caranya?" kata Barseso meminta.

Laki-laki itu tidak keberatan, dengan senang hati memberi tahu kiatnya. "Ada 5 dosa besar yang jika kamu lakukan salah satu saja akan memicu kamu kedalam penyesalan yang teramat dalam, dari penyesalan besar itulah kamu dapat berdo'a sesempurna doaku" kata laki-laki itu yang ternyata tidak lain adalah Iblish yang menyamar menjadi pendo'a yang alim.

"Apa kelima dosa tersebut, sebutkanlah?" pinta Barseso tak sabar.

" 5 dosa tersebut adalah 5 M"

"Apa itu 5 M?" Barseso masih tidak paham.

"5 M adalah, 1. Membunuh orang, 2. Menzinai orang, 3. Mencuri 4. Menghisap narkoba 5. Minuman keras."

Barseso terkejut dengan opsi yang disodorkan laki-laki itu. Akan tetapi, bagaimanapun juga, ia adalah orang yang berhasil dimatanya.

"Jika aku membunuh orang, siapa yang menjadi korban dan setelahnya aku akan dipenjara atau bahkan aku akan dihukum mati juga" timbangnya. " Ah, tidak untuk yang nomor 1 ini," katanya kurang setuju.

"Jika nomor 2, menzinai orang, bagaimana jika perempuan yang kuzinai menuntutku untuk menikahinya, istri tua tentu tidak akan menerima. Tidak !, nomor ini juga tidak pas, ini menyangkut penderitaan orang lain".

Opsi nomor 2 dilewati.

Sampai pada opsi yang ketiga, yaitu mencuri, tetap saja masih keberatan, sebab untuk dapat penyesalan yang besar, mencurinya sudah pasti harus besar nilainya, siapa yang dicuri, jika ketahuan, lalu  digebugi.

Opsi ke3 dilewati.

Pada opsi ke 4, menghisap narkoba, itupun ia lewati, dengan pertimbangan narkoba dapat menjadikan orang ketagihan, ia tidak bisa jika kelak harus memakai itu seterusnya.

Nomor 5, minuman keras. "Boleh ini, kalaupun pada akhirnya aku harus mabuk, setelah sembuh, aku tidak mengalami ketergantungan, aku juga dapat melakukan dengan sembunyi- sembunyi tanpa ada orang tahu" katanya memutuskan pilihan.

Akhirnya, Barseso memutuskan untuk memilih nomor 5 yang terakhir. Ia menganggap nomor itu pilihan yang paling ringan resikonya. Setidaknya ia tidak melibatkan penderitaan orang lain, jika dapat mengaturnya dengan rapi, bahkan nama baiknyapun bisa tertutupi.

"Ini urusanku dengan Tuhan, biarlah semua ini hanyalah aku dan Tuhan saja yang tahu" katanya dalam hati.

Seperti yang sudah direncanakan, ilmu baru yang jos dari seorang Iblis yang menyamar sebagai mu'alim itu direalisasikan. Kyai Barsesopun pergi ke bar, tidak lama kemudian, iapun tenggelam dalam minum-minuman keras yang memabukan. Semakin ditenggak minuman itu semaki naik ke ubun-ubun, semakin tinggi, semakin shako, semakin hilang akal sehatnya, ia bahkan tidak tahu dimana dan siapa diri yang sebenarnya.

Mabuk yang sempurna membuat Kyai itu masuk dalam halusinasi. Pelayan bar yang sekaligus juga berperan sebagai teman minum bagi pengunjung yang mabuk tetap melayani dengan sebaik-baiknya, belaian lembut juga biasa dilakukan sebagai service untuk membuat tamu merasa senang bak didalam sorga.

Dunia halu yang kini sedang terjadi dalam otak miring Kyai Barseso sepertinya menggambarkan demikian. Iapun mengajak bidadari yang cantik dan lembut dalam penglihatannya itu masuk ke kamar, ada sesuatu yang nampaknya tidak dapat ditahan pada diri kyai.

Keluar dari kamar, sepasang manusia yang berlainan jenis itu tampak bahagia, sesuatu yang tidak dapat ditahan telah dicurahkan, apa yang dilakukan Barseso dengan wanita teman minum di dalam kamar menyatakan bahwa dirinya telah melanggar pada opsi yang ke 2, yaitu menzinai orang.

Semakin lama, semakin malam, semakin panas suasana bar, Barsesopun semakin reseh, seorang pengunjung menegurnya. Entah apa yang dikatakan pengunjung itu hingga Barseso marah. Lalu, pertengkaran pun terjadi.

Barseso mengambil pisau dan menancapkannya tepat di uluhati pengunjung itu, pengunjung itu roboh seketika terjerambab di lantai bersimbah darah. Tak berapa lama kemudian pengunjung itu diketahui telah meninggal dunia.

Sayang sekali, opsi nomor 1 tentang membunuh orang harus terjadi, padahal dari awal sudah wanti-wanti untuk dihindari. Dan, karena perbuatan itu, Barseso ditangkap polosi dan langsung dimasukan ke dalam sel tahanan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Di dalam sell yang sempit, dengan jumlah penghuni yang melebihi kapasitas, nyaris tak melihat seorangpun bersahabat disana. Ia merasa dirinya sudah berakhir.

"Sudah dari cukup rasanya dosa telah ku kumpulkan. Sudah terlalu banyak urusan dunia fana yang terlibat. Ternyata dunia tidak lebih indah dari sholat malam dan bertafakur di Masjid. Aku harus keluar. Sudah saatnya kududuk lebih khusuk lagi dengan tenang di dalam Masjid. Aku akan menangis sejadi-jadinya padamu Tuhan" bisiknya dalam hati.

Ia ingat si alim yang ia kenal di Masjid tempat dirinya bertafaqur. Dialah juga merupakan orang yang telah membuat hari-harinya sibuk dengan dosa sejak dari pertama mengenalnya.

Masih asik Barseso merenung, punggungnya ada yang menepuk dari belakang. Barseso terkejut bukan main, ketika menoleh ia nenatap seraut wajah yang sangat mirip dengan orang yang sedang dikhayalkan, yaitu si alim yang di Masjid itu.

"Kau!" tanya Barseso heran.

"Ssst" dia memberi isyarat untuk dirinya diam dengan melintangkan telunjuknya dibibir.

"Kita tidak banyak waktu, cepatlah keluar dan bawa koper ini baik-baik sampai kita ketemu nanti!" katanya seraya tangannya memberikan sebuah koper kepada Barseso.

Setelah koper berada ditangan Barseso, ia mempersilahkan untuk keluar. Barseso melihat sebuah lubang yang ia tunjukan dengan gerak tangannya. Barseso menatapnya sebentar dan tidak banyak kata lagi dia membungkuk dan mendorongkan badannya berusaha keluar dari lubang tersebut.

Kaburlah Barseso dari penjara nyaris tanpa kesulitan sedikitpun.  Bersambung

Minggu, 18 Agustus 2019

Suharto : Piye Kabare, Enak Jamanku, To?



Sering kita lihat setiker gambar Suharto tersenyum seraya melambaikan tangan, pada stiker tersebut juga ada tulisan, "Piye kabare?, enak jamanku, ?".

Stiker yang berukuran cukup besar sekitar 30x40 cm tidak jarang menempel pada kaca mobil angkutan umum, angkutan pribadi, tembok rumah dan pertokoan.

Anda tidak menyadari, saat anda melihat, anda merasakan seakan-akan anda sedang berhadapan langsung, kata-kata yang tertera ditulisan seakan mewakili mulutnya yang sedang berkata-kata.

Alam bawah sadar anda merekam sosok Suharto yang sumeh, kebapaan sedang mengulurkan tangan menawarkan kedamaian dan kesejahteraan rakyat dibawah pangkuannya.

Terlepas dari hujatan bagi yang membencinya, tidak sedikit juga rakyat Indonesia yang merindukannya.

Sejak saya kecil, pertama aku menyadari menjadi manusia, beliau sudah presiden. Yang aku tahu dia sibuk membangun-dan membangun. Dia punya konsep pembangunan lima tahunan yang sambung menyambung terus dari satu periode ke periode yang selanjutnya, yang bernama Repelita, (Rencana Pembangunan Lima Tahun).

Dalam satu periode selama 5 tahun, ada saja satu segmen yang difokhuskan secara khusus, saya masih ingat, periode di jamanku saat itu fokus program yang  dicanangkan adalah bidang pangan.
Dalam bidang pangan, tidak terlepas adanya perbaikan bidang pertanian.

Kita sama-sama tahu, jaman sekarang,  yang namanya pupuk urea dalam menanam padi  sudah merupakan satu hal yang wajib, tanpa pupuk yang satu ini, semangat bertanam seakan menjadi hilang, karena sudah dapat ditebak hasilnya pasti tidak akan maksimal.

Tahukah anda, siapa yang berjasa menyadarkan masyarakat akan kegunaan pupuk urea, dijaman dulu, betapa sulitnya untuk meyakinkan masyarakat hanya untuk memakai pupuk tersebut. Kampanye yang digembor-gemborkan tidak didengar, mereka memandang menggunakan pupuk urea adalah tabu dan pamali. Mereka lebih suka hal yang alami, mereka masih risih menerima produk modern dan segala sesuatu yang dibuat dengan  teknologi canggih.

Tidak menyerah hanya dalam satu cara, pemerintah mengadakan program yang dinamakan Bimas dan Inmas (Bimbingan Masal dan Intruksi Masal), isinya menyadarkan petani  dan memberikan pupuk urea dengan sistem pembayaran dengan cara mengangsur dibelakang. Petani  dapat langsung menerapkan pada tanaman tanpa harus membayar lebih dahulu.

Pertama terpaksa, lama kelamaan terasa efeknya dan akhirnya, ketagihan setelah melihat hasil yang terus meningkat.

Tidak cukup dengan bantuan materi saja, sumber daya manusia tidak kalah penting, tanpa ilmu, apapun jenis usaha hanya omong kosong.

Caranya adalah dengan memanfaatkan semua  sumber media yang ada. Satu-satunya stasiun TVRI harus rela untuk tidak menayangkan hiburan semata, primetime acara yang digelar bukanlah sinetron, akademi dangdut dan hiburan-hiburan kosong lainnya. Acara yang ditayangkan adalah KLOMPENCAPIR ( Kelompok Pendengar Dan Pemirsa), yang saya tahu acara tersebut berisi pembahasan mengenai segala bentuk pertanian, beberapa petani berkumpul, membahas pertanian, bahkan tebak-tebakan seru, juga tentang pertanian.

Asal tahu saja, dari sederetan presiden-presiden yang pernah memimpin Indonesia, hanya dibawah kepemimpinan Suhartolah Indonesia pernah dinobatkan menjadi negara Swasembada Bahan Pangan. Indonesia dapat mencukupi kebutuhan pangan di negeri sendiri tanpa harus mengiport bahan pangan dari luar negeri, bahkan malah menjualnya ke luar negeri.

Berdatangan delegasi negara-negara lain ke Indonesia ingin belajar cara bertani yang baik sebagaimana ilmu pertanian yang diterapkan di negeri yang kita cintai ini agar dapat memenuhi keperluan pangan negeri mereka. Karena untuk menjadi negara yang kuat, syarat utama adalah makan. Tidak ada kekuatan untuk orang yang kelaparan.



Keberhasilannya dalam bidang pangan, mengantarkan Indonesia kepada apa yang disebut dengan macan Asia. Lalu dipilihlah Suharto menjadi Pemimpin Negara-Negara Non Blok, atas kesepakatan dari negara-negara anggota pesertanya.

Dalam periode selanjutnya, oleh kekuatan politik, Suhartopun mendapatkan kepercayaan menjadi presiden lagi.

Perut   kenyang,  badanpun menjadi fit, dengan  lebih yakin majulah pada langkah yang selanjutnya. Setelah bidang pangan berhasil, periode selanjutnya Indonesia mulai menuju ke technologi.

Kita semua tahu seorang yang dikenal berotak genius, dia adalah kebanggaan semua rakyat Indonesia, kala itu, dari anak-anak sampai orang tua tidak luput dari perhatiannya. Beliau adalah Profesor BJ Habibie, Beliau dikenal si pembuat kapal terbang.

Dari keakrabannya sebagai tokoh disemua kalangan, penyanyi cilik Josua mewakili anak-anak kecil seusianya dengan lagunya yang bertema cita-cita menjadi profesor  , membikin pesawat yang akan dibuat sendiri seperti Pak Habibie untuk dapat mengantar mama ke pasar.

Konon, Presiden Suharto sengaja memanggilnya pulang ke Indonesia dari tempat kerjanya Jerman untuk membantu program yang sedang beliau canangkan di segmen teknologi.

Untuk program besarnya tersebut, Suharto tidak segan-segan mendirikannya pabrik pesawat yang diberi nama ,NURTANIO. Nyatalah, Nurtanio itu berdiri. Pesawat demi pesawatpun diproduksi.

Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju  setingkat Jerman dengan produk pesawatnya. Mengingat Habibie sendiri keluaran dari pabrik pesawat dimana negara itu berada.

Dalam pemasaran, dilakukan berbagai cara sistem pemasaran, dari yang keras sampai yang lunak.  Konon Thailand pernah membeli produk pesawat dari Nurtanio yang dibayar dengan beras ketan.

Dalam bidang keamanan, bahkan rakyat berlindung dengan nyaman dibawah senjatanya. Sebagai seorang militer, langkah tegas sudah pasti dilakukan pada para pengganggu keamanan yang meresahkan rakyatnya.

Ketika banyak bencoleng- bencoleng bertato yang suka bikin onar, mengacau, menodong dan bahkan, membunuh, sungguh sangat meresahkan masyarakat , pemerintah tidak segan-segan menindaknya dengan tegas.

Kala itu, sekitar tahun 1984 an, dimana ada istilah Penembakkan Misterius yang terjadi dari waktu ke waktu. Korbannya kebanyakan laki-laki dengan ciri khas bertato. Mereka dibuang dipinggir sungai, jalan, kebun dan tempat-tempat yang diketahui masyarakat untuk dikuburkan.

Belakangan diketahui korban-korban penembakkan misterius itu adalah para preman, bencoleng, tukang palak, pembunuh dan pelaku kejahatan-kejahatan lainnya yang sangat meresahkan masarakat dalam setiap aksinya.

Selama kepemimpinan Suharto, Indonesia menjadi negara yang maju, gemah ripah lohjinawi. Pembangunan yang maju membuat beliau mendapat julukan, Bapak Pembangunan.

Dengan ketegasannya rakyat merasa aman, dengan senyum renyahnya rakyat menjadi sumringah. Suharto, presiden Indonesia kala itu.





Sabtu, 17 Agustus 2019

Ditemukan Obat Penyembuh Kanker Oleh Anak Indonesia


                              Gambar : Wahid Petot

Penemuan baru yang dilakukan oleh 3 pelajar Indonesia asal Kalimantan, SMAN 2 Palangkaraya dalam ajang festifal creativitas tingkat dunia, World Invention Creativity yang di adakan di Korea selatan menjadi viral. Ketiga siswa dan siswi itu adalah, Yasid, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani.

Dalam kontes tingkat dunia itu  pesertanya datang dari berbagai dunia, 3 siswa dan siswi  ini berhasil menang dan meraih medali emas.

Pasalnya, dia mengangkat penemuan adanya kandungan zat anti oksidan tinggi yang terkandung di akar kayu Bajakah yang dapat  membunuh sel kanker.

Kangker yang hingga kini belum diketemukan obatnya dengan pasti, penemuan yang menuju hal tesebut sontak menjadi perhatian dunia.  Bagi dunia kesehatan dan perkembangan medis ikut mengapresiasi dan tidak kalah penting adalah menindak lanjuti lebih dalam lagi hingga menjadi obat yang benar-benar dapat diaplikasikan sesuai fungsinya untuk menolong manusia yang sudah diawali oleh 3 putra putri Indonesia di kancah internasiaonal tersebut.

Akar bajakah adalah akar pohon kayu bajakah berasal dari hutan Kalimantan, kayu pohon ini sudah dipercaya dari dulu oleh masyarakat sekitar suku dayak merupakan kayu yang memiliki kasiat mampu menyembuhkan penyakit termasuk penyakit kanker.

Terlepas dari prestasi 3 pelajar tersebut, seperti dikutip dari TRIBUNNEWS.COM, Salah satu dari warga suku Dayak asli dari Gunung Mas, Palangkaraya, Daldin menceritakan pengalamannya tentang ayahnya yang berhasil mengobati ibunya dengan air rebusan akar kayu Bajakah dari kangker payudaranya.

Cerita itu berawal dari tahun 1970 dan 1980 an, ibunya yang divonis kanker payudara stadium 4 dan diharuskan melakukan operasi pada payudaranya. Akan tetapi, sang ibu tidak mau dan memilih pulang dari rumah sakit.

Saat itu ayah Daldin pergi ke hutan mencari kayu Bajakah, lalu akar kayu Bajakah direbus dan airnya diminumkan pada ibu. Hanya dalam dua minggu sang ibu rajin minum air rebusan kayu Bajakah, ibu Daldin dinyatakan oleh dokter telah sembuh total dari penyakit kankernya.

Eko Suhartono merupakan peneliti dan analis yang terjun langsung melakukan penelitian terhadap kayu Bajakah. Beliau adalah Kepala Bio Kimia dan Molekuler dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (FK ULM). Menurutnya, kayu ini baru pertama kali diteliti secara ilmiah, dia tidak tahu ada kayu ini, sebelumnya yang tahu adalah orang Dayak, Kalimantan Tengah.

Diapun terperangah setelah menemukan banyak kandungan senyawa  pada kayu ini pada awal penelitiannya. Ada banyak kandungan senyawa-senyawa yang bisa berperan sebagai anti oksidan yang sekaligus bisa berperan sebagai anti kanker, menurutnya.

Penasaran dengan ini semua, iapun menindak lanjuti penelitian dengan uji coba pada tikus. Terlebih dahulu Eko menyuntikan sel kanker kepada seekor tikus atau mencit. Lalu menunggunya selang beberapa minggu hingga timbul bejolan-benjolan di tubuh tikus yang berarti tikus sudah terjangkit sel kanker.

Setelah itu dia menyuntikan senyawa-senyawa kayu bajakah pada tikus tersebut. Sebulan dua bulan Ekopun kembali terperangah mendapati benjolan-benjolan yang terdapat ditubuh tikus menyusut dan mengecil, tiga bulan selanjutnya dibedahlah tubuh tikus untuk mengetahui kerja senyawa kayu Bajakah tersebut dan yang didapati adalah benjolan-bejolan sel kanker pada tubuh tikus ternyata telah menghilang. Akar kayu bajakah berhasil membunuh sel kanker, yang berarti tikus telah terbebas dari virus kanker.

Akan tetapi, ujicoba tersebut adalah baru dalam tahapan awal, karena masih banyak proses selanjutnya, termasuk diujicobakan terhadap manusia yang menjadi tujuan utama.

Minggu, 11 Agustus 2019

Benarkah Agama Tidak Masuk Akal?



Agama itu sesuatu yang tidak masuk akal. Setidaknya itu sering diungkapkan sebagian orang yang justru berakal. Agama hanyalah buatan manusia, tidak lebih dari hayalan seseorang untuk menakut-nakuti dan membohongi manusia dengan akalnya, tingkah laku dan hubungan terhadap penciptanya dari hidup dan setelah mati.  Sepertinya tidak sedikitpun ditujukan kepada makhluk lain selain manusia karena mereka tidak punya akal. Agama butuh akal pikiran dari makhluk yang akan diberinya, karena hal ini membutuhkan  pemahaman.

Sulitnya, agama itu tidak hanya satu, akan tetapi begitu banyak. Di Indonesia saja ada 6 jumlahnya. Semua agama mengatakan bahwa dirinyalah yang paling benar. Karena jenis dan jumlah yang banyak, para pencari kebenaranpun bingung harus pilih yang mana.

Bagi yang dalam proses pencarian, pasti akan memilah-milah, agama mana yang cocok dengan dirinya, agama mana yang paling benar menurut penilaiannya. Tidak jarang mereka gagal mendapatkannya. Dan agama yang dimilikinya hanya sekedar sarat keterangan di KTP saja.

Lebih membingungkan lagi, agama tidak bisa disanggah. Apa yang bertentangan di dalam akal semua  harus diabaikan oleh para penganutnya. Mereka dengan membabi buta percaya sesuai dengan dokrin-dokrin yang sudah ada di dalamnya tanpa diolah dengan akal pikiran lagi, jika tidak ingin dianggap lemah iman.

Seperti yang dikatakan Danielle sebelum dia memutuskan memilih satu agama, dilansir dari voa-islam.com, "Dulu, sebelum tahu Islam, menurutku semua agama itu tak masuk akal. Aku lebih suka memakai otakku daripada mencari tahu di kitab-kitab tua tentang bagaimana cara menghadapi hidup.

Andai saja saat itu ada orang yang memberiku uang jutaan dolar supaya aku mau memeluk salah satu agama, pasti akan kutolak mentah-mentah. Tapi aku masih belum puas hanya sekedar tidak beragama. Aku masih ingin membuktikan bahwa semua agama itu nonsense dan hoax saja. Aku benar-benar bertekad untuk melakukannya". Begitu, pendapat Danielle bersikeras dengan tekadnya. Danialle merupakan salah satu dari orang yang tidak percaya dengan agama, tapi memiliki perhatian terhadapnya, ia sengaja mempelajarinya dengan tujuan mencari kesalahan untuk membuktikan kebohongan dan omong kosongnya.

Betulkah agama itu nosense?

Barangkali tanpa agamapun manusia tetap akan memikirkan adanya Tuhan, dalam hal ini adalah Sang Pencipta. Itu pasti, jika digali dengan akal sehat, semua hal yang ada disekeliling bukan tidak mungkin itu adalah kreasi dari hasil sebuah penciptaan, dari manusia  sendiri khususnya, hingga makhluk hidup pada umumnya.

Bicara tentang makhluk hidup, yang hidup dan bernapas, mungkinkah itu terjadi dengan sendirinya, atau hanya peristiwa alam saja, bagaimana mereka mempunyai bentuk badan beserta panca indranya yang serasi? sebagai contoh, jika makhluk hidup terjadi dari alam dengan sendirinya, mungkin posisi telinga yang berjumlah dua  berpasangan tidak akan sejajar antara yang satu dengan satu yang lainnya.

Bagaimana panca indra mata memiliki retina sebagai lensa agar dapat menerima cahaya suatu benda dan mengolahnya agar mata dapat melihat. Belum lagi jaringan otak yang super rumit membuat manusia mampu berpikir, bahkan otak manusia cerdaspun bingung dibuatnya. Alam semesta yang besar, yang manusia tidak  mampu melihat semuanya. Mereka bergerak teratur di orbitnya sesuai dengan tata suryanya. Renungkan, jika anda termasuk orang yang berpikir, betapa agung dan besarnya.

Anda boleh percaya atau tidak percaya pada suatu agama, perlu diketahui, pada intinya agama merupakan sarana pencerahan itu semua, yang dibawa oleh Rasul dari Tuhan sendiri untuk diteruskan kepada umatnya. Pencerahan dari Tuhan itu berbentuk wahyu dengan perantaraan kalam (kalimat) yang disampaikan kepada Rasul yang ditunjuknya.


Agama bukanlah tujuan, akan tetapi sebuah media sebagai sarana makhluk dalam mengenal khaliknya, mengenal perintah dan larangannya, yang disebut taqwa. Bagi siapa yang tidak tunduk pada perintah dan larangannya akan menjadi manusia yang berdosa, manusia yang berdosa, disaat matinya nanti akan dimasukan ke neraka dan barang siapa yang bertaqwa, yaitu melakukan perintahnya dan menghindari larangannya kelak setelah mati akan dimasukan ke dalam surga.

Dari agama, manusia dapat mengetahui lebih tegas, mengenal Tuhan saja itu tidak cukup, akan tetapi ada perintah yang wajib dilakukan dan ada larangan yang wajib ditaati. Ganjaran dan hukuman ini akan diterima setelah seseorang itu mati.

Ada urusan setelah mati? Ya, begitulah yang diterangkan di dalam agama. Keterangan itu termakdub di dalam kitab-kitabnya. Setelah mati, manusia akan dihitung amal perbuatannya. Berapa amal buruk dan berapa amal baik. Jika amal buruk lebih banyak, maka manusia akan celaka, sebaliknya, jika amal baik lebih banyak, maka manusia akan selamat.

Konon sebelum ada agama dan ilmu pengetahuan maju, manusia menganggap matahari adalah tuhan, manusiapun menyembahnya sebagai penghormatan dan rasa tunduk tanpa harus disuruh. Sebagai makhluk lemah, memang sudah selayaknya tunduk dan berserah diri sepenuhnya kepada Sang Perkasa. Dialah Tuhan satu-satunya yang layak untuk disembah.


Beruntung, pada akhirnya mataharipun dapat diketahui oleh manusia, itu hanyalah satu dari benda alam panas yang sinarnya menerangi bumi dan menjadi sumber energi bagi kehidupan makhluk hidup yang ada dibumi. Dan manusia terus tak berhenti mencari tuhannya yang lain, agama memberinya petunjuk, Allah lah tuhan yang menciptakan alam semesta, yang termasuk didalamnya adalah manusia.

Tuhan tidak butuh disembah makhluknya, akan tetapi makhluk tiada daya dan upaya tanpa pertolongannya, oleh karena itulah mereka menyembah. Sebagai Pencipta, dia dapat melakukan apa saja sesuai dengan kehendaknya tanpa sedikitpun dapat dipengaruhi oleh dzat yang diciptakan. Jelas tak mungkin dzat yang menciptakan tergantung kepada yang diciptakan. Anak kecil yang membuat mobil-mobilan tidak mungkin mau disuruh oleh mobil mainan buatannya.

Apa yang tertulis dalam kitab adalah wahyu Tuhan yang berisi perintah dan petunjuk pada saat dibutuhkan dalam memberi pencerahan kepada umat manusia. Orang yang diberi kalam adalah seorang Rasul. Rasul menjabarkan dan mengamalkan bersama perjalanannya dalam menerangi kegelapan jiwa dan pikiran manusia dalam menjalani tugas sebagai khalifah di bumi. Wahyu-wahyu yang terkumpul itu di anggit dalam sebuah buku hingga menjadi sebuah kitab yang suci dan menjadi sebuah pedoman dalam sebuah agama.

Berabad abad lamanya, setelah Rasulnya tiada, agama terus menjadi pegangan oleh umatnya dari generasi ke generasi berikutnya. Sebagai pedoman adalah kitab yang tidak berubah sepanjang jaman. Untuk kebutuhan keterangan kalam yang tertulis, setiap penganut dapat saja membaca, bahkan membaca al kitab adalah suatu ibadah dan menterjemahkannya untuk mengetahui isinya.

Dalam menterjemahkan kalam Illahi, orang yang masih awam kadang menemukan kata yang tidak masuk di akal, dan akal yang dangkal itu seakan mendapat sesuatu yang tidak cocok dan salah. Disinilah kadang beberapa orang langsung menafsirkan bahwa agama itu bohong dan nonsense.

Itu bahasa Tuhan, dan yang sejatinya arti yang sebenarnya adalah hanya Dia yang tahu atau rasul sendiri sebagai penerima wahyu secara langsung. Seseorang yang mengatakan tidak masuk akal itu karena akal mereka yang tidak mampu menelaah apa isi yang sebenarnya.

Dari semua uraian di atas tegaslah bahwa Agama tidak bisa diakalin, tapi diimani.

Minggu, 04 Agustus 2019

Siomay Udang Buatan Sendiri Lebih Enak


Kenapa makanan siomay sangat digemari? Karena siomay enak. Padahal, siomay bukan makanan asli orang Indonesia, lho!

Siomay berasal dari negeri China, merupakan makanannya orang Cina yang baru-baru ini sangat di gemari orang Indonesia. Siomay yang merupakan makanan cemilan, akan tetapi isinya penuh gizi, membuat makanan tersebut bisa digunakan sebagai sarapan pagi, bahkan untuk makan siang. Dilihat dari bahannya yang terdapat juga daging, kentang, telur, ada juga sayur, membuat makanan ringan itu bukan makanan cemilan biasa, namaun mengandung nutrisi yang lengkap.

Kalau siomay pada umumnya terdiri dari cincang daging sebagai pengisi didalamnya, namun demikian kita juga dapat membuat variasi isinya sesuai dengan selera kita, terutama jika kita bosan dengan isi pada umumnya. Caranya, dengan membuat sendiri di rumah, misalnya dengan mengganti isi daging dengan udang, pasti akan lebih nikmat.

Jika penasaran, baiklah akan saya bagikan resep siomay isi udang buatan sendiri dan dapat teman praktekan sendiri dirumah teman sendiri.

Silakan teman sediakan bahan-bahan sebagai berikut:

Tepung sagu Tani = 125 grm

Daging ayam giling = 250 grm

Udang (kupas kulit dan ekornya) = 125 grm

Wortel (dicincang kasar) = 1/2 buah

Daun bawang (iris tipis) = 1batang

Bawang bombay (cincang kasar) = 1/2 buah

Garam = 1/2 sdt

Gula pasir = 1/2 sdt

Minyak wijen = 1 sdt

Saus tiram = 1sdt

Kecap asin = 1 sdt

Bawang putih = 3 siung

Kacang tanah goreng = 1 mangkuk

Air = 100 ml

Setelah siap semua bahan tersebut diatas, teman dapat memulai membuatanya.

Pertama, Campurkan daging ayam giling, udang, wortel, daun bawang, bawang bombay, minyak  wijen, saus tiram, kecap asin dan tepung sagu Tani.

Aduk campuran itu hingga merata.

Kedua, Buatlah siomaynya.
Ambil selembar kulit siomay, lalu, isi dengan daging ayam dan udang tadi. Lipat sesuai dengan seleramu atau seperti bentuk biasa. Taburkan diatas siomay wortel cincang kasar sebagai toping untuk menambah rasa dan hias.

Ketiga, Membuat bumbu siomay.
Masukan kacang tanah, cabai rawit, cabai merah besar, garam, bawang putih, gula pasir ke dalam blander dengan ditambah air.

Blander campuran tersebut rata-rata hingga menjadi bumbu siomay.

Keempat, kukus siomay hingga matang.

Untuk matang sempurna, kira-kira 15 menit lama pengukusan, siomay sudah siap untuk disajikan. Sajikan dengan kentang rebus, telur rebus dan perasan jeruk limau.

Selamat menikmati !