Untuk memilih burung murai batu menjadi yang diinginkan tidak lepas dari beberapa cara jitu perlu diterapkan.
1. Usia
Untuk mulai pencetakan, pilih bakalan dengan usia yang masih muda, lebih baik pada masa masih lolohan. Burung yang dipelihara dari lolohan akan lebih mudah dicetak variasi suaranya dari pada yang sudah berumur. Burung yang sudah berumur biasanya sudah memiliki suara dasar yang dimiliki dari alam, daya ingat menghapal juga sudah berkurang karena faktor usia. Bukan berarti tidak bisa, hanya lebih banyak membutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang lebih banyak lagi dibandingkan dari muda usia. Khususnya dalam pemasterannya nanti.
2. Trah
Trah merupakan faktor keturunan yang mempengaruhi kualitas burung secara genetik. Seperti binatang pada umumnya, Burung yang baik biasanya berasal dari keturunan yang baik juga. Sempatkan menelusuri garis keturunan burung, hal ini dapat dilakukan pada burung yang didapat dari hasil ternak, dapat ditanyakan kepada peternak, peternak biasanya dengan senang hati bersedia menerangkan asal -usul burung, bahkan banyak peternak yang telah mencatat silsilah dengan ditel dan lengkap, hal itu termasuk digunakan untuk menentukan harga dari masing masing burung mana yang dijual lebih murah dan lebih mahal meski sejatinya sama -sama burung anakan. Pada silsilah burung yang dipercaya bertrah bagus biasanya dari bapak ibu sampai kakek nenek pernah atau sering menjuarai kontes dan hal itu menurun pada anak cucunya, jangan heran meski masih bayi dibandrol dengan harga mahal, bahkan lebih mahal dari yang sudah dewasa.
3. Kesehatan
Hanya burung yang sehat dapat berkicau dengan baik. Kesehatan dapat ditengarai dengan gerak yang aktif atau tidak loyo, warna bulu yang mengkilap atau tidak kusam.Tubuh tidak kurus juga tidak gemuk. Tubuh burung kurus bisa dilihat dari otot iga yang tipis menajam tersisa tulang, pada burung dikenal dengan sebutan "nyilet ", berarti setajam silet. Burung terlalu gemuk dapat dilihat dari tubuh yang gemuk dan juga kurang aktif bergerak atau kelihatan malas. Burung yang terlalu gemuk biasanya malas berkicau.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga turut andil dalam pemilihan kualitas. Pada beberapa burung jenis kelamin betina memiliki kualitas suara yang lebih baik dari pada pejantannya, sebagai contoh burung love bird, cucak jenggot, cucak rowo betina lebih bagus dari pada jantannya, sering terbukti pemenang kontes keluar dari jenis kelamin betina.
Berbeda dengan burung -burung tersebut, burung Murai Batu jantan lebih bagus daripada betinanya. Pastikan bakalan Murai Batu jantan yang dipilih.
4. Mental
Mengingat burung pada akhirnya akan diadu di gantangan, keadaan mental burung sangat penting, saat burung kalah mental, burung yang dirumah gacor, digantangan bisa melempem diam seribu basa, gacoan yang diandalkan malah mengalihkan perhatian dengan memilih mandi daripada berkicau, lebih parah lagi salto seperti pemain sirkus, boro boro membuat lawan minder, malah membuat pemiliknya bingung menaruh muka.
Beberapa diantaranya pertanda mental baik adalah ,
* Burung sudah jinak sudah tidak takut manusia lagi, hal itu bisa dilatih nanti, jika yang didapat berasal dari tangkapan karena dikontes akan bertemu banyak orang.
* Saat dipertemukan dengan burung sejenisnya, burung langsung terangsang berkicau sambil mengeluarkan suara variatifnya.
* Dari penampilan, mata lebih melotot dari kebanyakan burung yang ada. Burung yang bermata sayu biasanya lebih pemalu.
Setelah beberapa aspek diatas didapatkan, tak kalah pentingnya perawatan setelahnya. Kesehatan, pakan, penjemuran, pemasteran harus terus dijaga dan diperhatikan sampai tercapai apa yang diharapkan.
0 komentar:
Posting Komentar