Selasa, 24 September 2019

PENDUDUK DI DAERAH LERENG GUNUNG SELAMET MAKAN CEBONG




Beberapa kampung di daerah pedalaman lereng gunung Selamet penduduknya masih makan cebong. Cebong yang merupakan anak katak atau bangkong masih menjadi santapan faforit didaerah itu. Namun demikian, cebong yang mereka makan tidak asal cebong, akan tetapi secara khusus hanya cebong yang hidup disungai Logawa.

Cebong ditangkap dengan seser, wuwu dan jala, alat tangkap ikan yang terkenal disana. Tidak jarang juga cebong ditangkap dengan tangan telanjang, akan tetapi cebong tidak bisa ditangkap dengan kail atau pancing.

Sungai Logawa yang memiliki air dengan tingkat kejernihan tinggi dan ph yang rendah masih aman diminum tanpa terlebih dahulu dimasak. Begitu juga semua jenis ikan yang mendiami kali itu, semua memiliki cita rasa yang lezat tak tererkecuali berudu atau cebong yang merupakan keturunan dari jenis katak yang mendiami daerah sekitar sungai.

Jenis ikan sungai Logawa tidak sama dengan jenis ikan air tawar yang kita kenal seperti tawes, melem, mujaer dan lainnya, ikan sungai Logawa memiliki ciri yang khusus, disamping rasanya yang lezat, bentuk tubuh dan karakternya memiliki perbedaan yang sangat signifikan.

Meski petani disekitar kali banyak yang membudidayakan ikan air tawar, ikan air tawar tidak dapat bertahan hidup lama di kali Logawa.

Pernah beberapa petani mencoba melepas benih ikan air tawar yang diambil dari empang miliknya ke kali Logawa. Setelah beberapa lama ikan bertahan hidup, namun beberapa waktu kemudian, ikan semakin berkurang dan lama kelamaan menghilang.

Setelah diteliti, ternyata ikan-ikan tersebut tidaklah menghilang, melainkan berpindah tempat dengan mengikuti arus air ke daerah bagian bawah pada dataran yang lebih rendah.

Pada dataran tinggi tidak jauh dari hulu sungai Logawa suhu air sangat rendah membuat air begitu dingin. Tak banyak jenis makanan yang terdapat disana, sehingga tidak semua ikan dapat bertahan. 

Sedangkan daerah bagian bawah, masuk ke perbatasan kota sudah berbeda lagi. Air sudah terasa hangat, karena banyaknya anak-anak sungai dari sumber lain di perkampungan sekitar yang bermuara di kali Logawa, ditambah lagi dengan suhu udara yang tinggi.

Jenis ikan dibagian bawahpun bergeser dari ikan kali Logawa menjadi ikan air tawar biasa yang tidak berbeda dengan ikan empang yang dibudidayakan oleh penduduk kampung disekitar daerah kali bagian bawah. Sebaliknya, ikan asli Logawalah yang tidak kuat disini.


Beberapa jenis ikan yang hidup dikali Logawa dapat dihitung dengan jari, diantaranya yang sangat dikenal adalah, udikan, kekel, keting, lunjar, pelus, nyongo dan udang. Selain itu adalah cebong, yaitu berudu anak katak yang juga dikonsumsi oleh penduduk disekitarnya. Diantara species ikan yang ada yang paling lezat adalah Udikan, bentuknya ada kemiripan dengan ikan tawar Melem dengan perbedaan bentuk sisik yang khas dan ukuran yang lebih panjang.

                                Udikan

Untuk makanan, beberapa jenis ikan kali Logawa memakan lumut bebatuan dan beberapa memakan cacing, serangga dan binatang-binatang lainnya yang hidup dikali. Beberapa yang lain ada juga yang kanibal atau makan sesama ikan yang lain.

Yang menarik menangkap ikan dikali Logawa adalah penangkapan ikan dengan tangan telanjang. Ada kebiasaan penduduk sekitar kali Logawa melakukan penangkapan ikan dengan cara "Marak" yaitu penangkapan ikan dilakukan dengan cara beramai-ramai melibatkan banyak orang.

Dengan bergotong royong beberapa orang terlebih dahulu membendung setengah areal kali, setengah kali yang lain dibiarkan mengalir lebih lancar dengan menyingkirkan batu-batu yang ada ke pinggir untuk kemudian ditumpuk sedemikian rupa sebagai tranggul bendungan yang akan dikeringkan airnya tidak jauh sisebelahnya.

Tumpukan batu yang masih bercelah kemudian disuap dengan jerami hingga tranggul benar-benar rapat dan setengah kalipun menjadi kering, meninggalkan sedikit sisa aliran tidak berarti.

Di moment itulah semua orang yang ada beramai-ramai turun ke lokasi menangkap ikan yang sudah terjebak oleh berkurangnya air, sehingga tidak cukup ruang untuk bergerak sekedar meloloskan diri. Dengan tangan telanjang cukup dengan meraba-raba disetiap celah-celah batu dimana ikan-ikan biasa bersembunyi. Dimana satu dari jenis-jenis ikan tersebut adalah cebong.

Sungguh mengasikkan menangkap ikan dengan cara demikian, tidak sekedar  mencari ikan, tapi lebih kepada sebuah rekreasi yang dilakukan bersama-sama orang yang sudah dikenal seperti, tetangga, teman dan handai tolan yang secara sosial semakin jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Adanya acara ini keakraban tumbuh kembali.

Akan tetapi, acara semacam ini tidak dilakukan setiap hari, dan juga bukan merupakan mata pencaharian penduduk.

Jenis ikan sungai Logawa sudah termasuk binatang langka, penangkapan secara besar-besaran disadari oleh semua pihak dapat mengancam kepunahan mereka, oleh karena itu baik pemerintah maupun masarakat sekitar sepakat untuk bersama-sama menjaga keutuhan populasinya dengan cara melarang praktek exploitasi kali yang tidak bertanggung jawab oleh pihak manapun.

Sayangnya, hingga kini belum ada yang berhasil membudidayakan ikan Logawa tersebut seperti ikan-ikan jenis lain yang sudah dilakukan oleh banyak petani ikan.

Hal ini jauh berbeda dengan cebong, disamping kemampuan adaptasi yang bagus, mereka juga berkembang cepat di kali Logawa. Meskipun penangkapan setiap hari dilakukan, stock barang tidak akan berkurang.

Nelayan ikan cebong Logawa dapat menjual disekeliling kampung terdekat dan lebih jauh lagi jika hasil tangkapan lebih banyak.

Demikian ikan yang nyaris tak bertulang bercitarasa nan gurih ini disukai oleh masarakat yang tinggal tidak jauh dari hulu kali Logawa tepatnya di Wadas pecah, Lereng Gunung Selamet.

Senin, 23 September 2019

PROSES TAHI LUWAK MENJADI KOPI LUWAK



Akhir-akhir ini binatang Luwak banyak diminati, baik oleh para pecinta binatang maupun yang sekedar memanfaatkan keunikan binatang demi semata-mata kepentingan tertentu.

Bagi para penggemar binatang, memelihara binatang piaraan merupakan keasikan tersendiri. Hubungan antara tuan dan binatang kesayangan biasanya akan terjalin begitu mesra.

Keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan. Disamping mendapatkan kasih sayang, binatang juga mendapatkan apa yang dibutuhkan, seperti makan, minum, tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan tuannya dengan cuma-cuma, sehingga binatang tidak perlu repot-repot mencarinya sendiri kemana saja sebagaimana binatang liar yang hidup dialam bebas.

Pemiara binatang dapat menyalurkan kasih sayang terhadap binatang piaraannya. Mengamati kelucuan tingkahnya, memberi makan, memandikan dan kesibukan lain dalam mengurus binatang dapat mengurangi perasaan yang sedang stres. Luak manjadi salah satu pilihan bagi yang sedang mencari binatang piaraan.

Lain daripada binatang piaraan biasa, Luwak dapat membantu melancarkan bisnis yang mendatangkan keuntungan besar bagi yang mengetahui caranya.

Jika anda pernah mendengar tentang minuman papan atas berharga mahal bernama, "Kopi Luwak", satu gelas kopi dibandrol Rp 200000-an, anda tidak perlu heran, justru yang perlu anda herankan adalah proses dari pembuatan kopi luwak dari memetik bahan hingga siap menjadi minuman bergengsi itu sendiri.

Kopi Luwak tidak hanya sama namanya, ternyata proses terjadinya kopi luwak tidak terlepas dengan kehidupan binatang Luwak itu sendiri.

Langkah pertama, dipeliharalah Luwak. Hewan menyusui (mamalia) termasuk dalam jenis musang dan garangan. Luwak mempunyai nama ilmiah Paradoxurus hermaprhroditus. Luwak diberi makanan kesukaannya yaitu biji kopi pilihan. Dikatakan biji kopi pilihan disini, karena biji kopi tersebut dipilih dari buah kopi yang benar-benar masak dari pohonnya. Disamping buah kopi yang masak, berwarna merah dan manis rasanya sangat disukai Luwak, disana ada fungsi lain yang nantinya bakal berguna bagi sipemilik Luwak itu sendiri.

Langkah kedua, dicari luwak liar yang memakan kopi, dalam memakan kopi di alam liar, luwak hanya memilih kopi yang benar-benar masak dan manis.



Luwak yang sudah kenyang makan buah kopi akan mengeluarkan kotoran setelah beberapa lama terjadi pemprosesan pada pencernakannya. Dalam proses pencernakan, Luwak tidak dapat memproses buah kopi dengan sempurna. Butiran kopi tidak bisa lebur bersama bahan makanan lainnya dan akan keluar bersama kotoran atau tahi yang dilakukan saat Luwak melakukan buang air besar atau berak. Kotoran yang mengandung biji kopi tersebut disaring, kotoran dibuang dan biji kopi dipisahkan untuk selanjutnya diproses menjadi kopi dengan proses sebagaimana pemprosesan pembuatan kopi pada umumnya, hingga kopi siap dihidangkan menjadi sebuah minuman. Itulah cikal bakal kopi ini dinamakan Kopi Luwak.



Menurut penggemar minuman Kopi Luwak, kopi ini memiliki cita rasa yang beda dibanding dengan kopi biasa (tanpa proses dengan Luwak). Biji kopi dengan kematangan yang sempurna ditambah dengan proses tambahan didalam lambung pencernakan. Enzim-enzim didalam lambung Luwak telah mempengruhi rasa dan kasiat Kopi Luwak membuat minuman tersebut menjadi bukan sembarang minuman, melainkan minuman yang berkelas.

Secangkir kopi luak dipercaya dapat menambah stamina, gairah hidup dan kekuatan seksual. Sayangnya, Kopi Luwak yang benar-benar asli tidak dapat dijumpai di warung-warung dan kedai-kedai minuman kecil yang banyak dijumpai disetiap sudut kota. Disamping harga yang mahal, penggemar Kopi Luwak banyak yang berasal dari kalangan atas yang kerap dengan sengaja mencari kuliner yang tidak biasa dan cenderung extrim. Sekedar penasaran atau sudah menjadi gaya hidup.

Bagi kalangan bawah cara berpikirnya mungkin masih rendah dan masih jernih, untuk membayangkan binatang yang lebih sering mereka jumpai dalam kehidupan sehari-harinya membuat mereka tidak akan sanggup menelannya.

Sepintas kilas kenyataan ini memang menjijihkan, bagaimana sebuah minuman terbuat dari tahi binatang. Namun, kenyataannya memang  demikian, Kopi Luwak yang fenomenal itu tidak lebih dari tahi seekor binatang.








Kamis, 19 September 2019

OBAT STRESS



Pernakah anda menderita dan bagaimana rasanya penderitaan?

Bagi yang belum pernah mengalaminya tentunya tidak dapat menjawab. Sama halnya dengan pertanyaan, pernahkah anda bahagia dan seperti apa rasanya kebahagiaan itu?

Bagi orang yang belum pernah bahagia tentu tidak dapat menjawab, pula. Akan tetapi, kapan seseorang menderita dan bahagia, orang dapat menjawab, setelah mereka mengalami satu diantara dua hal tersebut.

Orang akan merasakan seperti apa sebuah kebahagiaan setelah orang tersebut terlebih dahulu merasakan sebuah penderitaan. Sebaliknya, orang merasa sangat menderita setelah kebahagiaan yang selama ini menimang-nimang dirinya tiba-tiba sirna. Keduanya tinggal menunggu waktu mana yang akan terlebih dahulu datang untuk kemudian harus dirasakan.

"Itu pasti, bung?"

"Jika kau manusia, itu pasti"

Manusia mana yang dapat menjamin akan bahagia selamanya. Orang boleh berlomba-lomba mengejar harta, jabatan,carier, cita-cita, bahkan cinta. Semua tidak lain dengan tujuan agar hidupnya tidak menderita, melainkan hidup bahagia. Karena memang itu yang dicari manusia didalam hidup ini sebenarnya.

Tidak seorangpun manusia yang menginginkan hidup menderita. Itu adalah fitrah yang senantiasa ada dihati setiap manusia sejak mereka dilahirkan.

Sekarang, kau sedang berada diposisi yang mana? Bukan sedang menakut-nakuti, tapi mengingatkan. Jika kau senantiasa dianugerahi kebahagiaan, bersiap-siaplah agar kau siap menghadapi.

Kepada insan yang sedang berada di posisi yang tidak menguntungkan, bahkan mungkin sedang berkubang di dalam penderitaan yang akut, bersabarlah, agar kau tidak stres. Ingat! Tidak ada penderitaan yang bersifat abadi didunia ini. Apapun bentuknya, tinggal menunggu saja, kapan hukum alam itu akan datang. Jangan sampai hingga waktunya dia datang nanti keburu kau sudah stres. Nanti, bagaimana kau menikmatinya?

Tersenyumlah wahai semua insan yang sedang didera penderitaan, sejatinya kau sedang dalam proses menyongsong kebahagiaan. Dan prihatinlah, wahai semua insan yang sedang bergelimang kebahagiaan, bila perlu menangislah, semoga engkau kuat menghadapi hukum ketidak kekalan ini. 

Seribu jalan perubahan nasib yang manusia tidak mengetahui. Berikut ini beberapa contoh hal yang pernah dan mungkin terjadi pada manusia sehubungan dengan renungan diatas.

Katakan saja, kamulah orang yang menduduki posisi hidup didalam kebahagiaan, bagaimana jika tiba-tiba kamu sakit, dari sakit yang kau derita, membuat dokter harus memprediksi umurmu tidak lebih dari dua bulan lagi. Apakah kebahagiaan masih memenuhi ruang hidupmu dengan membawa prediksi dokter yang sangat akurat?

Katakan lagi, kamu adalah orang yang paling bahagia, karena baru saja meminang istri baru yang sangat cantik. Tapi, entah kenapa tiba-tiba kamu mengalami impoten. Istri barumu tidak bisa menerima itu dan langsung minta cerai. Lebih dari itu, dia kencan dengan laki- laki lain demi mendapat kepuasan dirinya. Bahagiamu pasti akan lenyap dalam seketika dengan hal yang sebelumnya sama sekali tidak terduga.

Contoh yang berikutnya, katakan, kamu adalah orang yang bangkrut, sekaligus membawamu kepada jurang kemiskinan, sudah miskin masih dikejar-kejar kolektor lagi. Hidupmu benar-benar menderita. Rasanya ingin bunuh diri.

Tidak ada angin tidak ada hujan, atas kehendak yang kuasa, tiba-tiba ada rejeki besar menghampiri, isengmu mengikuti undian ternyata menang. Kira-kira kondisi apa yang kamu rasakan sebelum dan sesudah mendapat undian? Dalam hitungan detik, muka murungpun menjadi senyum. Dalam hitungan detik, orang yang paling menderita sekampung berubah menjadi orang yang paling bahagia.

Semua contoh diatas adalah perumpamaan, akan tetapi bukannya tidak mungkin karena semua masih dalam tataran yang sangat masuk akal. Saya tidak bermaksud memojokan agar insan yang bahagia harus bersedih, tapi setidaknya, insan yang sedang didera penderitaan tidak stres apalagi depresi.

Selasa, 17 September 2019

BAJU KOKOH CHINA INSPIRASI BAJU KOKO MUSLIM INDONESIA



Siapa tahu bahwa baju muslim koko berasal dari baju China.

Baju koko sudah menjadi pakaian  Muslim di Indonesia. Di hari-hari raya Islam masarakat yang beragama Islam di Indonesia banyak yang memakai baju koko dalam beribadah merayakan hari raya sucinya. Menjelang hari lebaran baju koko laris dipasaran. Baju koko seakan-akan sudah menjadi pakaian wajib umat Muslim Indonesia.

Sekolah-sekolah agama Islam banyak yang menjadikan pakaian seragamnya dengan menggunakan baju koko.

Tidak cuma sebatas itu, bahkan orang Islam banyak yang menggunakan baju koko sebagai pakaian sehari-hari. Dengan memakai baju koko, seseorang dapat ditebak, bahwa orang tersebut cenderung orang alim, atau setidak-tidaknya beragama Islam, kecuali sengaja sedang menyamar.

Baju koko identik dengan Muslim di Indonesia.

Berbeda dengan pakaian muslim negara asal Agama Islam di Arab sana, bentuk pakaian mereka sudah ada sebelum Islam sendiri datang. Model pakaian mereka memang sudah menjadi budaya mereka. Bahkan masarakat yang tidak beragama Islam memakai pakaian yang sama.

Lain disana, lain disini. Pakaian umum masarakat Indonesia secara umum mencerminkan budaya Indonesia. Namun demikian secara khusus ada pakaian tradisional, pakaian adat dan ditambah dengan pakaian agama.

Pakaian agama yang dimaksud mungkin lebih tepatnya pakaian yang dipakai umat beragama didalam melakukan ibadah dalam perayaan agamanya.

Sejak para pedagang dari China daratan berniaga ke Indonesia, seiring berkembangnya Islam, pakaian mereka secara tidak langsung menjadi cikal bakal inspirasi pakaian  masarakat Islam setelah mengalami asimilasi budaya antara dua negara tersebut.



Membaurnya masarakat betawi dengan masyarakat keturunan Tionghoa menumbuhkan rasa toleransi tak sekedar saling menghormati, lebih kepada pertukaran tradisi dimana baju koko yang sejatinya pakaian masarakat Indonesia keturunan Tionghoa, terasa pas dipakai kalangan kaum Muslim akhirnya diadopsi menjadi pakaian mereka. Bahkan, masarakat keturunan Tionghoa sendiri tidak lagi mengenakannya. Mungkin mereka rela identitas itu dipakai kaum Muslim Indonesia sebagai pakaian khas mereka.

Di Tionghoa, pakaian tersebut bernama Tui-khim. Orang menamai baju koko karena baju tersebut dipakai oleh koh-koh (sebutan untuk warga negara Indonesia keturunan Tionghoa).

Begitulah asal usul baju koko, jika sekarang orang hanya tahu baju koko adalah pakaian Muslim dan hanya dipakai oleh para Muslimin.








Jumat, 13 September 2019

KISAH TENTANG LUKISAN YANG MELIRIK TEMANKU



Menulis adalah salah satu hobiku. Dari sekian banyak hobi yang kumiliki, hobi yang lain diantaranya adalah melukis. Ini mungkin yang paling unik dibanding hobi-hobi yang lain. Melukis tidak sekedar menggoreskan kuas kepermukaan kanvas, akan tetapi lebih kepada pikiran yang bekerja bagaimana memadukan beberapa warna menjadi sebuah kombinasi yang selaras untuk menjadi sebuah keindahan yang diinginkan.

Meski kelihatannya mengasikan dan tidak jarang seseorang tenggelam dalam keasikan tersebut, ternyata melukis sama seperti seni-seni yang lainnya memerlukan cita rasa dan keharmonisan dari beberapa aspek yang memunculkan bentuk artistik tertentu. Oleh karena itu, khusus untuk kali ini saya ingin menulis tentang hobiku melukis.

Bakat melukisku diketahui sejak duduk dibangku Sekolah Dasar, terbukti setiap diadakan lomba melukis aku selalu dapat juara, jika tidak juara pertama, juara dua atau minimal juara tiga gelar itu pasti kudapatkan. Hal itu berlanjut hingga di bangku SMP. Dibangku SMA, lomba lukis disekolah tidak kulakukan lagi, pasalnya, di MAN, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sederajat yang kududuki tidak ada pelajaran melukis.

Akan tetapi hobiku tetep ku lakukan, meski tidak dalam sekolah, setiap waktu luang dan ada modal untuk membeli alat - alat, pasti aku gunakan untuk melukis. Sering ku dengar para ahli seni mengatakan, dalam melukis setiap pelukis mempunyai aliran masing-masing, tidak sama antara pelukis yang satu dengan pelukis yang lain. Ada aliran ini itu, seperti abstrak, dekoratif, realis dan lain-lain.

Aku sendiri tidak tahu dalam golongan mana lukisanku mengalir, karena belum ada ahli yang meneliti karya-karyaku.

Dalam melukis potret, aku melukisnya dengan semirip mungkin dengar goresan yang sangat lembut dan menghasilkan gambar yang tampak nyata, lebih-lebih jika dilihat dari jarak yang lebih jauh. Dari lembutnya goresan kuas yang ku aplikasikan, sering orang yang melihat mengira aku melakukannya dengan airbrush, padahal, goresan tangan yang kental saja.

Kadang-kadang orang menyuruhku melukis keluarganya yang sudah lama meninggal dunia untuk dipajang didinding, mungkin untuk selalu mengingat disetiap mereka memandangnya. Untuk melukis potret tidak sulit jika masih ada potret sisa dokumentasi saat masih hidup sebagai model dan tinggal meniru saja.

Celakanya, banyak yang minta dilukiskan keluarganya yang sudah lama meninggal, akan tetapi, tidak ada dokumentasi potret satupun yang tersisa. Jika sudah begitu, dasar dari lukisan tersebut hanya bersumber dari emaginasi. Semakin kuat emaginasi terhadap apa yang di lukis semakin banyak apa yang akan mereka dapatkan sesuai yang dibutuhkan.

Satu pengalaman terjadi, teman saya minta aku melukis kakeknya yang sudah meninggal puluhan tahun yang lalu, namun dia sudah tidak lagi menyimpan potretnya barang selembarpun untuk aku dapat membandingkannya di kanvas. Beruntung, waktu kecil, aku juga sering berjumpa dengan kakeknya itu, sehingga aku masih punya gambaran baik wajah dan bentuk tubuhnya, bahkan guratan detil wajahnya masih dapat kuingat.

Dengan dibantu komputer, aku menyusun grafik-grafik emaginasi seputar tentang figur kakek temanku itu dan mengukuhkannya menjadi sebuah bentuk, baru setelah itu kutuangkan ide tersebut kedalam kanvas dengan cat warna (oil colour).

Itu masih mending, lebih parah lagi, ada juga yang memesan hal yang sama, akan tetapi, disamping potret yang sudah tidak ada, saya juga tidak kenal dengan orang tersebut. Aku mengambil gambaran orang yang mau dilukis hanya berdasarkan cerita pemesan seputar bentuk dan rupa dari raga orang tersebut tatkala masih hidup , dari kumpulan ciri-ciri itu aku memperoleh gambaran untuk dituangkan ke dalam kanvas. Jadilah sebuah lukisan, seperti apa bentuk lukisan adalah sesuai dengan apa yang digambarkan oleh pemesan itu sendiri.

Sebuah kisah mistis Ratu Pantai Selatan yang misteri tidak luput dari perhatianku. Dengan karakteristik yang sering kubaca dari beberapa literatur, membuat aku berimajinasi tentang sosok ratu yang cantik namun kadang digambarkan sadis dan garang itu. Mengingat dia bukanlah golongan manusia biasa, melainkan golongan makhluk halus atau setan, mebangkitkan keinginanku untuk melukisnya.



Tentunya sosok yang kutuangkan pada kanvasku tidak luput dari apa yang kubayangkan tentang wujud daripada nyi Roro Kidul sesuai dari cerita yang aku baca. Sampai sekarang lukisan itu masih ada. Terhitung sejak artikel ini kutulis, usia lukisan tersebut sudah 20 tahunan, hingga kini lukisan tersebut masih kusimpan.

Hingga pada suatu hari, salah seorang temanku mengaku pernah mengalami hal aneh sehubungan dengan lukisan tersebut. Dia bilang, suatu hari ketika mau berkunjung kerumahku, sebelum sempat masuk ke rumah, terlebih dahulu mengintip lukisan itu yang terpasang di dinding di ruang tamu.

Lewat jendela kaca, ia melihat lukisan itu melirik kepadanya. Lalu ia mengurungkan niatnya masuk kerumah. Aku yang mendengar laporan itu tidak percaya. Aku mengatakan padanya, bahwa apa yang dia katakan itu bohong. Meski temanku  ngotot, tetap saja aku tidak percaya. Meski apa yang dilihat itu nyata sekalipun, aku katakan, itu hanya pikirannya saja yang berhalusinasi, sehingga apa yang dilihat seperti apa yang dipikirkan.

Jumat, 06 September 2019

TEKNOLOGI SEPERTI PISAU BERMATA DUA



Tak dapat dipungkiri, Media Sosial sekarang sudah menjadi tempat pertukaran informasi yang paling populer di masyarakat. Penggunanya meliputi semua lapisan. Dari anak-anak, orang dewasa, hingga kakek nenek, semua ada disana.

Sebelum ada internet, orang bergaul biasa-biasa saja . Mereka bertemu, berkomunikasi, berkelompok, berjual beli, berorganisasi dan lain-lain, dengan fisik yang berhadapan secara nyata.

Jaringan internet telah menciptakan dunia baru bagi manusia di alam elektronik, karenanya, sekarang orang dapat bergaul, berkomunikasi, berkelompok, berjual beli, dan bentuk sosial lainnya melalui jalur ini. Mereka bersosialisasi dengan sesama di alam yang tidak nyata, mereka bertemu tidak secara fisik, namun hanya didalam media. Mereka tidak dapat menyentuh antara satu dengan yang lainnya. Orang menamakannya dengan istilah dunia maya.

Jadi, ketika seseorang sedang asik berada di sebuah media sosial, facebook, misalnya, mereka memang sedang duduk atau berdiri di atas bumi, tapi tidak untuk pikirannya. Ketika mereka senyum-senyum sendiri didepan gadget atau komputer belum tentu berarti dia sudah gila. Dan juga kesendiriannya itu jangan dianggap sedang kesepian. Dia mungkin sedang seru ngobrol, bercanda, atau bahkan sedang bercinta. Atau bahkan, sedang bertransaksi perdagangan tertentu yang menghasilkan keuntungan. Semua itu, di lakukan hanya dalam gambar yang bersembunyi dibalik layar.

Dan anda yang mendapati teman anda sendiri sedang  melakukan itu, anda  merasa diri anda sedang  ditinggalkan, dia  cuek kepada anda. Niat anda  bertemu agar dapat ngobrol tentang hal penting,  tinggal impian. Mereka sibuk spaneng pada gadgetnya masing-masing. Buntutnya, malah anda sendiri yang kesepihan. Padahal anda berada disebuah tempat yang jumlah orangnya lebih dari lima orang, tapi lengangnya terasa bagai di kuburan.

Dunia maya yang tidak mengenal batas tempat dan waktu sering lebih mengasikkan daripada dunia nyata. Tak perduli rasa sosial, tak peduli orang lain, tak peduli lingkungan sekeliling, kalau sudah didepan internet, dunia serasa sudah pindah ke alam baka, dunia tempat dirinya berpijak tak lagi kelihatan di matanya.

Dapat dibayangkan, seseorang yang sedang  browsing, berselancar, berjalan, nenyelusuri atau apa saja istilah untuk internet. Apa saja informasi yang  diinginkan semua ada disana, dari hiburan, pengetahuan, bisnis, bahkan cari pasangan kencan.

Jangkauan jelajah jaringan internet bukan lagi seputar tingkat desa, kecamatan, kabupaten atau propinsi saja, akan tetapi internasional, brow! Bagaimana jika anda bandingkan dengan jalan-jalan keliling desa, atau paling banter dikota, belum tentu seharian anda dapat COD. Mendingan browsing dulu ke dunia maya, Setelah diel, baru copy darat.

Sebelum ada internet, informasi didapat dari media resmi yang tidak asal dalam menyajikan berita, ada peraturan dan tanggung jawab. Barang siapa melanggar peraturan, sangsi tegas akan didapatkannya.

Daripada perusahaan beritanya ditutup, lebih baik berhati-hati dalam bekerja, hasilnya, berita yang dihasilkan benar-benar terupdate dari sumber yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Masyarakat lebih terarah hidupnya karena mendapat informasi yang benar, baik hidup bermasyarakat dan juga hidup bernegara.

Dijaman now, melalui media maya semua orang dapat mengunggah berita. Ironisnya, tidak semua berita yang dilontarkan itu belum tentu berita benar. Tidak sedikit berita hoak bertebaran, dari mereka yang sekedar iseng, hingga sengaja dipoles demi kepentingan tertentu.

Setiap konten berita yang tersaji di internet, entah itu tulisan atau video, pembacanya dapat langsung berkomentar. Tidak jarang saling memaki diantara komentator. Gonggongan pembaca lebih seru daripada siempunya berita. 

Tidak jarang negara sering kacau akibat ulah mereka. Masyarakat juga banyak yang kena tipu oleh aksi tipu-tipu yang dilakukan para penipu dengan memanfaatkan akses jaringan tersebut.

Internet bagai pisau bermata dua, kedua sisinya sama-sama tajam, yang bisa memainkan akan beruntung, yang tidak bisa memainkan akan tertusuk.

Banyak orang menjadi kaya mendadak bermula dari bermain internet, tapi tidak sedikit yang sengsara akibat ulahnya. Itulah dunia cyber, dunia elektronik, dunia maya yang hadir dijaman milenial kini. 

Bill gate, salah satu pemuda yang berhasil mengambil manfaat dalam bidang ini mengatakan, "Siapa yang menguasai informasi, dialah yang akan menguasai dunia", apa yang dikatakan Bill gate bukan isapan jempol, hobynya dalam dunia elektronik telah membawanya dalam deretan pemuda terkaya dunia. Menyusul kemudian pembuat sekaligus pemilik facebook sendiri, Mark Sugarburg. 

Mereka adalah contoh orang yang mampu memanfaatkan potensi dan situasi dunia di sisi yang positif. Sedangkan yang sekarang berada di penjara adalah contoh segelintir orang yang menggunakan media sosial pada sisi yang negatif, yang menggunakan alat canggih ini sebagai pengedar hoak, penghasut orang, aksi tipu-tipu dan aksi-aksi lain yang merugikan orang lain.

Jika anda harus memilih dari dua pilihan tersebut, akan pilih yang manakah anda? Semua teserah.  

Senin, 02 September 2019

SETELAH MENIKAH BARU BELAJAR MENCINTAI ( KISAH SITI NURBAYA JAMAN NOW )




Belajar mencintai setelah menikah, berarti sebelum menikah tidak ada rasa cinta, dong?

Cinta tumbuh kapan saja dan dimana saja. Adanya pernikahan memang tidak dapat dilepaskan adanya rasa saling mencintai diantara kedua pasangan yang melakukannya. Diawali dari saling jatuh cinta, dan berlanjut hingga peminangan dan berakhir di kursi pelaminan. Itu biasa, proses yang sudah umum terjadi dalam tatanan kehidupan manusia di dalam masarakat.

Yang tidak biasa adalah, adanya perkawinan yang tidak didasari rasa cinta. Karena suatu hal telah membuat kondisi itu harus terjadi. Dijodohkan orang tuanya, dijodohkan teman, dapat dari media sosial dan insiden-insiden lain yang pada intinya tidak sempat mengenal lebih banyak dari pasangan yang mendadak menjadi pasangan hidup.

Kalau selama ini kita berpikir, menikah karena dijodohkan itu produk jaman bahela yang identik dengan jaman penjajahan. Orang menyebutnya, jaman Siti Nurbaya, diilhami oleh sebuah novel populer berjudul, "Kasih Tak Sampai" yang menggambarkan jaman jadul tersebut yang ditulis oleh Marah Rusli.



Siti Nurbaya, gadis pingitan yang tidak punya pekerjaan, hingga orang tuanya terlilit banyak hutang kepada rentenir Datuk Maringgih. Datuk Maringgih menginginkan Siti menjadi istrinya dan dipaksalah Siti oleh orang tuanya untuk mau menikah dengan Datuk.

Setelah Negara merdeka, lahirlah Raden Ajeng Kartini, pahlawan wanita Indonesia yang berjuang untuk kaumnya para wanita untuk merdeka dari keterbelakangan, ia perjuangkan emansipasi wanita, dimana wanita berkedudukan sejajar dengan pria. Jika pria bisa memperoleh haknya, kenapa wanita tidak. Wanita Indonesia dipingit agar tidak dapat leluasa geraknya, sementara laki-laki bebas kemana dia suka.

Kartini kobarkan kemajuan wanita. Wanita tidak lagi dipingit yang hanya menjadi obyek penderita, akan tetapi mampu juga menjadi Subyek. Apa yang dia perjuangkan memang tidak omong kosong, wanita Indonesia kini sudah banyak yang maju, bahkan negeri ini pernah dipimpin oleh seorang presiden Wanita.



Kembali kepada cinta yang baru dicoba setelah terjadinya sebuah pernikahan. Baik pernikahan karena dijodohkan, paksaan, atau keadaan. Dijaman modern kini, bukan lagi jaman Siti Nurbaya, katakanlah sudah berganti jaman RA Kartini, dimana emansipasi wanita sudah berkerja.

Dampaknya, banyak wanita yang lebih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga untuk dirinya sendiri sering tidak ada waktu lagi untuk mengurusnya. Akhirnya, banyak wanita yang tidak memiliki banyak waktu untuk mencari pasangan hidup. Banyak wanita sekarang yang sudah berumur namun masih menjomblo.

Kalau wanita dijaman dulu sangat malu menjadi perawan tua, wanita sekarang sengaja mengulur waktu nikahnya setua mungkin, karena hidup sendiri lebih asik daripada terusik oleh kehadiran seseorang dalam hidupnya yang tidak yakin akan dapat membahagiakannya. Sampai akhirnya menyadari, hidup sendiri terus itu tidak baik, apalagi kodrat wanita adalah sebagai ibu yang kelak harus melahirkan manusia sebagai generasi selanjutnya.

Kini saatnya menikah dan memiliki keluarga perlu mulai dipikirkan. Setelah merekapun mencoba, sedikitnya kesempatan bergaul membuat kemungkinan bertemu dengan lawan jenis menjadi tipis. Semua itu tidak menjadi masalah dijaman melenial kini. Banyak mediasi yang dapat digunakan sebagai sarana bergaul yang dapat dilakukan dimana dan kapan saja.

Kenyataan membuktikan, banyak pasangan di jaman sekarang yang menikah dimulai dengan perkenalan di dalam media sosial. Mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk mengenal satu sama lain, sampai keputusan menikah dilakukan. Hasilnya, ada yang tidak lama kemudian pisah lagi, ada juga yang langgeng sampai beranak pinak.

Semua tergantung kepada pribadi yang melakukannya. Tidak sreg dengan cara itu, minta tolong kepada teman atau bahkan kepada orang tua untuk dicarikan orang yang cocok disandingakan dengan diri kita, juga tidak ada masalah, selama dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada dalil yang mengatakan pernikahan karena dijodohkan itu salah. Selama kita suka dengan orang yang dijodohkan.

Siti Nurbaya juga tidak ada masalah dijodohkan, hanya masalahnya mungkin, Siti Nurbaya menyintai Datuk Maringgih atau tidak?

Tidak ada jaminan menikah dengan orang yang terlebih dahulu kita cintai dalam waktu yang lama sudah pasti langgeng dalam ikatan perkawinan.

Teman saya, Badrul, berpacaran lama sekali, sampai bersumpah sehidup semati, nyatanya, setelah menikah, baru tiga bulan cerai.

Berbeda dengan Kerel, teman saya juga, semula ia tidak cinta dengan pasangannya. Masalahnya, pasangannya bukanlah orang yang dia cintai sebelumnya. Ia seorang yang dijodohkan oleh orang tuanya. Tapi tetap dipaksa dan akhirnya menikah. Hingga sekarang hubungannya baik-baik saja, keluarganya juga bahagia, bahkan dia menyesal dulu telah menolaknya, setelah bahtera rumah tangga yang dia jalankan awalnya terpaksa, namun ternyata ia mendapatkan kebahagiaan lebih dari segala-galanya.

Ketika kita tidak mencintai seseorang, ada banyak hal alasan kenapa kita tidak cinta, misalnya, kita belum kenal orang tersebut, pepatah Jawa terkenal dengan,"Witing tresna jalaran saka kulina" , yang artinya, Pohon kasih sayang timbul dari seringnya pertemuan.

Perasaan belum bisa move on kepada seseorang yang pernah dicintainya, juga dapat menutup pintu hati seseorang yang datang, meskipun yang baru datang tersebut sebetulnya lebih baik dari mantannya. Cobalah belajar mencoba untuk mencintai. Mencintai tidak harus dilakukan sebelum pernikahan. Setelah menikah baru belajar mencintai bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Karena batas penglihatan manusia begitu pendeknya. Cobalah melihat lebih jauh dan lebih dalam lagi sebelum menyerah ditengah jalan. Apa yang dilihat sekilas, bukanlah gambaran dari semuanya.