Di era digital jaman now, tidak usah menunggu undangan pesta teman untuk unjuk kecantikan. Pakaian terbaru dengan design terbaru, potongan rambut terbaru dan apa saja yang baru tidak perlu menunggu menjadi pragawati dulu. Dan juga tidak perlu ke perempatan jalan untuk bisa dilihat mantan.
Cukup dikamar pribadi. Lenggak lenggok sendiri, senyum-senyum sendiri dan manyunpun sendiri. Setelah itu, tinggal upload. Dalam hitungan detik dunia melihat anda. Disaat yang sama pula anda melihat mereka. Padahal anda berada dijarak yang sangat jauh.
Saat anda bersama mereka saling menyapa dan bercanda, dunia tiba-tiba sepi.
Dulu, selepas maghrib muda-mudi keluar rumah penuhi sudut taman. Berbincang banyak hal disertai percandaan yang penuh lelucon. Kebersamaan yang terjadi semakin mempererat rasa sosial dimana kepedulian pada sesama itu ada.
Tapi kini anda tak lagi ada didunia ini. Anda berada di dunia maya. Saat anda tertawa seperti orang gila bersama ribuan orang di tempat yang lebih luas dari sebuah taman, padahal, anda sedang nungging di atas bantal.
Media sosial telah memfasilitasi manusia dari dunia nyata masuk ke dunia maya. Kini giliran bagaimana keluar dari dunia maya ke dunia nyata. Terobosan ditemukan dan merekapun akhirnya menembus batas.
Lihatlah, banyak pedagang retale gulung tikar. Pelanggan banyak pindah dari membeli barang ditoko biasa ke toko on line. Mereka lebih nyaman memilih barang lewat internet meski hanya dalam bentuk gambar-gambar, setelah cocok tinggal deal, lalu cod (copy darat) dan bayar.
Tukang ojek bangkrut. Pelanggan pindah dari ojek biasa menuju ke ojek on line. Tinggal mengetik gadget, ojek yang diinginkan tak lama kemudian datang. Pengguna tak perlu repot-repot harus berjalan ke pangkalan.
Semakin jauh ia memanjakan manusia, bahkan makanpun dibelinya dari dunia maya.
Seorang pakar sosial Wibowo,et.al memperhitungkan bahwa diera digital ini kita akan dihadapkan pada syndrom 10 tren seperti berikut.
1. Kita akan masuk ke jaman komunikasi instan.
2. Kita akan berhadapan dunia dengan batas negara dan ekonomi yang kabur.
3. Perdagangan dan pembelajaran melalui internet.
4. Masyarakat menuntut model layanan baru yang berorientasi pelanggan, karena semakin banyaknya pilihan dihadapan mereka.
5. Era baru kesenangan, berbagai produk dan jasa ada dihadapan mereka.
6. Perubahan bentuk kerja dari manpower menuju ke mindpower. Istilah gampanya, dari kekuatan otot menuju ke kekuatan otak.
7. Penggunaan penemuan baru tentang fungsi otak dalam mengelola sumberdaya manusia.
8. Kemenangan individu. Hidup jadi dimanjakan oleh tekhnologi serba praktis.
9. Semakin berkembangnya praktek mandiri.
10. Munculnya perusahaan cooperatif dan konglomerasi.
Semua itu adalah dampak dari perubahan sosial dimasyarakat luas akibat dari perubahan tekhnologi digital. Hidup memang akan terus berjalan. Kehidupan akan terus berubah dan ketika segala sesuatunya berhenti itu berarti mati.