Dialah Kedasih, burung dari keluarga species Cuculidae, burung yang bersuara lantang dan kuat kala berkicau terdengar dengan jelas walau di jarak yang sangat jauh hingga radius 1 kilometer. Suara kicau yang monoton dengan khasnya yang bernada angker memiliki mitos tersendiri dibandingkan dengan jenis burung lain.
Ketika dia terus menerus melantunkan kicauannya ditengarai akan ada orang meninggal, entah itu hal yang kebetulan atau tidak, tidak menafikan memang sering terjadi. Pengalaman tersebut membuat orang menjulukinya si burung pembawa berita kematian. Jika benar dia membawa berita, haruskah dia dibenci? Meski yang dibawa berita sedih, itu kan hanya berita, bukannya mestinya berterimakasih karena suatu yang buruk telah dikabarkan sehingga menjadi peringatan untuk berhati hati dan prihatin, lebih mengingat kepada sang pencipta, bahwa sang penciptalah sesungguhnya yang menghidupkan dan mematikan makhluknya.
Binatang itu bukan mmanusia, banyak hal yang manusia tidak tahu namun binatang tahu, binatang memang tidak bersekolah tapi jangan anggap binatang itu sebodoh yang manusia pikirkan, dibidangnya, binatang lebih pandai dari manusia, contoh yang nyata bagaimana lalat tidak sudi mengerumuni daging yang pada daging tersebut telah dilumuri formalin, secara tidak langsung mereka membantu manusia yang tahu bahwa formalin berbahaya jika termakan oleh tubuh. Apakah manusia dapat mengendus dan membedakan saat memilih mana makanan yang mengandung formalin dan yang tidak. Itu baru seekor serangga, apalagi seekor burung yang lebih tinggi derajat kekomplekannya. Disaat mereka mampu mencium aroma kematian yang akan terjadi di sekelilingnya dan sebagai curahan perasaannya mereka berkicau dengan selantang lantangnya sebagai peringatan, kepada sesamanya bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi yang berupa kematian.
Jika manusia menafsirkan tanda tanda ini diperuntukkan untuk mereka itu terserah, tapi gr rasanya jika ternyata tidak demikian adanya. Akan tetapi kejadian yang sering secara kebetulan terjadi membuat orang yang mendengar menjadi takut lebih lebih nada kicauannya yang membuat bulu kuduk berdiri alias merinding.
Tapi kematian yang terjadi pada makhluk dapat dipastikan semua orang akan sepakat bahwa bukanlah burung dengan suaranya yang menyebabkan sebuah kematian melainkan sang kuasa sendiri.
Jika itu telah disadari, apa alasan membenci makhluk Tuhan yang satu ini, mereka juga ciptaanNya dan tidak ada satupun ciptaan yang tidak berguna di dunia ini, tak terkecuali burung yang bernama Kedasih, yang barangkali hanya disini mereka harus memikul mitos yang membuat semua orang membenci, padahal burung yang pintar layaknya indigo yang tahu hal yang ghaib.