Selama 3 tahun lamanya kebersamaan di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMPN 1 Kedungbanteng Banyumas Jawa Tengah, kamipun berpisah, panggung acara perpisahanpun digelar, diakhiri dengan saling berjabat tangan dan ucapan perpisahan.
Hari itu memang hari perpisahan, kita sadar bahwa tak kan ada lagi kebersamaam seperti 3 tahun telah dilalui dengan begitu indah, tapi, hari itu juga hari bahagia kita telah berhasil lulus sekolah yang didambakan agar dapat melanjutkan ke sekolah berikutnya dengan nilai yang baik.
Perpisahan tetap saja perpisahan. Apapun bentuknya, semua perpisahan akan membawa luka, setidaknya rasa rindu pasti akan mendera. Gelak canda tawa riang, suka dan duka dilalui bersama disekolah itu. Begitu banyak kenangan. Semua tak kan mudah untuk dilupakan.
Ketika tangan-tangan melambai, tidak teman akrab, soul mate, bahkan sang pujaan, semua harus tega dan rela, perpisahan tak mungkin dapat dielakan.
Setitik bening menetes dari sudut mata yang tengah kaku memandang langkahmu yang kian menjauh dan menjauh. Membaur ditengah kericuhan. Tak ada lagi, kau.
Sejak detik itulah, semua harus pergi melanjutkan kehidupan masing-masing. Hari-hari terus berjalan, sedikit berita kadang masih sempat terdengar, tentang sianu yang melanjutkan ke anu, sianu yang ke anu dan sianu yang melakukan anu. Namun, semakin lama waktu berlalu semuanya mulai terlupakan, hingga pada akhirnya hilang lenyap.
32 tahun kemudian, ada beberapa teman alumni yang menyusun gagasan untuk mengadakan reuni khusus satu kelas yang terdiri dari 3 ruang yaitu, kelas a,b dan c yang selalu di oplos setiap perkenaikan kelas, lumayan banyak, jika dihitung seluruhnya bisa sampai 70 puluhan orang.
Foto : Yusmiatun
Jika sekolah pada umumnya mengadakan reuni tidak jauh berselang setelah perpisahan, mungkin satu atau dua tahun sudah mulai mengadakan pertemuan, namun untuk kelas kami jeda tahun yang dilalui begitu lama 32 tahun, dapat dibayangkan perubahan selang waktu sepanjang itu. Jika umur manusia rata-rata 65 tahun, 32 tahun adalah setengah umur hidup.
Aku sendiri tidak termasuk diantara penggagas tersebut, mungkin dari kerasnya kehidupan yang aku jalani membuat aku termasuk salah satu dari orang yang melupakan kenangan indah masa sekolah tingkat pertama yang paling mengesankan itu, terima kasih kepada mereka ku ucapkan.
Kusadari, bangku SMP itu paling mengesankan dibanding bangku sekolah tingkat selanjutnya, mengingat usia setingkat SMP, dimana sebagai anak manusia yang baru merangkak menuju transisi masa baru yaitu dari masa anak-anak menuju dewasa adalah masa-masa yang masih mentah, labil dan penuh ketidak tahuan. Selain itu ditambah lagi dengan debar-debar asmara pubertas pertama yang penuh gejolak, smakin menambah tidak menentu.
Masih kuingat semua kenangan itu meski konyol dan lucu. Untuk mengenal cinta saja masih dikatakan cinta monyet. Jangankan bermesraan, untuk mengagumi saja tidak mampu. Dan rasa itu hanya kupendam tak pernah tercurahkan hingga akhirnya sebuah perpisahan terjadi.
Namun aku bahagia, dari kalian aku mulai mengenal dunia. Kau dan aku hanyalah anak-anak seperti anak-anak yang lainnya yang hanya bisa ceria tanpa beban, yang sama-sama belum fasih sekedar menjabarkan arti cinta. Yang ku tahu, cantikmu murni dan alami laksana kertas putih. Aku sudah cukup bahagia dapat menjadi temanmu. Ketika suatu waktu menyaksikan kau lenggak lenggok menari, aku dapat bercerita kepada siapa saja yang didekatku , bahwa kau adalah temanku.
Sampai pada akhirnya kita dipertemukan dalam sebuah reuni, dalam figur yang sama-sama sudah tua, gigi yang tak utuh lagi, rambut yang memutih. Ini benar-benar wonderful, man! Aku bertemu, berjabat tangan, bahkan bermain bersama walau hanya sekejap. Tapi, kau tetap bidadari yang dulu itu, yang tak pernah aku berhenti mengagumimu, tatap matamu, lembut sapamu, tawa renyahmu dan segalanya tentang kamu.
Foto : Khusnul Khotimah
...............................................
Pertemuan yang kudambakan
Kini jadi kenyataan................
Pertemuan yang kudambakan
Ternyata bukan hayalan.........
Lagu pertemuan mengumandang, dinyanyikan oleh penyanyi yang sengaja didatangkan sebagai hiburan yang manggung secara life di panggung yang telah disediakan.
30 tahun lebih perpisahan tidak membuat suasana kelas berubah, seakan sengaja membuang jauh jarak waktu yang berlalu, membuang rasa lelah dari kerasnya hidup yang dilalui oleh jalan mereka masing-masing, keluarga mereka masing-masing, dunia mereka masing-masing yang tidak banyak diketahui satu sama lain dari setiap mereka.
Ini adalah class meeting dimana dulu kita seru-seruan. Di sini, di kebun buah ini, Baturagung, 10 Juni 2019, biarlah kita pergi jauh ke lorong waktu. Biarlah kita merasakan kembali menjadi kecil.
0 komentar:
Posting Komentar