Selasa, 09 Juli 2019

Keberadaan Vampire Itu Fakta Bukan Mitos



Apa yang anda pernah dengar dengan makhluk vampir? pasti anda akan membayangkan dengan makhluk bersayap seperti jubah berwarna hitam, wajah seram dan makan darah dengan cara menghisap. Tapi imajinasi tersebut anda dapatkan dari film-film horor yang mengadopsi cerita tentang setan yang bernama vampir tersebut.

Dalam kisah film vampir, vampir yang seram adalah mayat yang hidup dengan rohnya yang gentayangan keluar dari peti mayat saat malam hari untuk mencari makan. Dia juga bisa terbang, menghilang dan menyamar menjadi manusia, sehingga ia dapat membaur dalam pergaulan manusia untuk mencari mangsa agar mendapatkan makan. Ia akan mengelabuhi manusia dengan bentuk laki-laki tampan yang muncul tiba-tiba dalam keramaian malam, seperti diskotik, hiburan malam, pasar malam dan keramaian-keramaian lain yang berhubungan dengan malam. 

Setelah mendapatkan targetnya, ia dapat menjalin hubungan sebagaimana laki-laki dengan wanita yang dikaguminya, kedekatan cinta adalah cara yang paling sering digunakan oleh vampir pada seorang wanita, pada kesempatan yang pas, vampir akan mendapatkan kesempatan kencan lebih dalam, seperti membelai rambut, bahkan mencium. Pada saat itulah, jarak paling dekat ia dapatkan hingga berkesempatan menyentuhkan mulut ke leher wanita, lalu mengeluarkan taring dan secepatnya menusukannya ke leher wanita tersebut hingga berlubang, lalu menghisap darah segarnya.

Jika yang dikelabuhi laki-laki, dia akan  berubah wujud menjadi wanita yang sangat cantik dan banyak laki-laki yang menggodanya sebagai calon korban.

Makhluk bersayap bagai jubah hitam yang bermuka garang seperti srigala, terbang berkeliaran di malam hari mencari mangsa untuk diisap darahnya itu benar-benar ada. Mereka tidak berada didalam film dan bukan juga dongeng belaka. Mereka adalah kelelawar vampir.



Ada tiga jenis kelelawar vampir, ketiga-tiganya sumber makanannya adalah sama, darah. Kelelawar vampir biasa (Desmodus rotundus), kelelawar kaki berbulu (Diphylla ecatdata), dan kelelawar vampir sayap putih (Diaemus youngi). Ketiga spesies itu berasal dari daerah yang sama, Amerika, dari wilayah seperti Meksiko, Brasil, Chili, dan Argenrina.

Ketiga makhluk tersebut yang ternyata merupakan jenis hewan, adalah satu-satunya mamalia yang memakan darah. Bentuk kepala yang mirip dengan srigala adalah sama dengan kelelawar-kelelawar yang lainnya, hanya bedanya makanan mereka adalah darah bukan buah sebagaimana kelelawar pada umumnya. Hewan ini ditemukan tepatnya di daratan Amerika Selatan pada abad ke -16.

Kelelawar vampir tidak lepas dari asosiasi mistis karena perilaku mereka yang aktif pada malam hari. Mereka diasosiasikan sebagai pertanda nasib dan supranatural, bahkan di Eropa yang bukan termasuk daerah hewan itu ditemukan ikut mempercayainya dengan asumsi yang sama. Dalam symbolisme Inggris, kelelawar dimaknai sebagai "Kesadaran atas kekuasaan kegelapan dan kekacauan"

Di ketemukannya kelelawar vampir tidak ada kaitannya dengan dunia lama, tidak ada bukti dengan cerita tentang vampir yang menunjukan film vampir terinspirasi dengan kelelawar vampir. Makhluk ini dinamai berdasarkan kemiripan dengan cerita vampir yang telah lebih dahulu ada, bukan sebaliknya.

Oxford English Dictionary mencatat bahwa keterlibatan kelelawar vampir dalam cerita vampir di Inggri dimulai sejak tahun 1734. Meskipun gigitan hewan ini tidaklah membahayakan bagi manusia, hewan in mengincar ternak dan manusia sebagai tempat persediaan makanannya. Bekas dari gigitan kelelawar ini juga meninggalkan dua lubang pada kulit korbannya layaknya vampir yang diceritakan dalalm film, yang biasanya digambarkan dua titik bekas luka pada leher korban.

Dalam novel Dracula, tokoh drakula sering menunjukan diri berubah menjadi kelelawar. Kemampuan merubah diri menjadi kelelawar juga diceritakan dalam film Dracula tahun 1927, begitu pula dalam film Dracula tahun 1931, ketika Bela Lugosi berubah menjadi seekor kelelawar. Penjelmaan menjadi kelelawar juga dilakukan kembali oleh Lon Chaney Jr. dalam film tahun 1943, dengan judul "Son Of Dracula."

Ditunjang cerita fiksi  "Count Dracula", tokoh dalam novel karangan Bram Stoker, kelelawar vampir  selalu digambarkan sebagai monster  si penghisap darah yang seram.

Kelelawar vampir memang pemakan darah, namun wujud fisiknya sama dengan kelelawar pada umumnya  yang tidak lebih dari sebesar tikus, hanya mukannya memang seram.

Untuk lebih jelasnya bentuk fisik makhluk tersebut dideskripsikan sebagai berikut:

Fisik

Moncong  : Pendek, rata, dan tidak memiliki daun hidung.
Sensor      : Inframerah pada hidung guna membantu mengendus pembuluh darah dekat kulit.
Ekor         :  Membran pendek 
Telinga     : Kecil.
Sayap       : Perpanjangan jari-jari yang ditutupi oleh kulit tipis.
Ukuran     : Bentang sayap berukuran 20 cm dengan ukuran tubuh hanya sebesar ibu jari manusia.
Kaki         : Lemah, sehingga tidak mampu berjalan dengan baik.
Otot          : Otot dada kuat yang digunakan bersama dengan kakinya untuk meluncurkan diri ke                             udara  sejauh 4 meter. Setelah melayang, sayap kelelawar segera mengambil alih untuk                       terbang.

Makan

Mencari makan ditempat gelap, menggunakan echolocation, suara, dan bau untuk mencari mangsa. Terbang rendah, hanya pada ketinggian sekitar satu meter di atas tanah. Menggunakan sensor panas khusus pada hidung untuk mencari pembuluh darah yang dekat dengan kulit. 
Hewan ini memiliki gigi depan tajam yang digunakan untuk memotong ke dalam kulit, mirip taring yang digambarkan dalam film vampir. Karena makanan berbentuk cair, gigi lain tidak berkembang seperti layaknya spesies kelelawar pada umumnya. Air liur mereka mengandung zat yang mencegah pembekuan darah. Zat antikoagulan (zat anti pembekuan darah) yang  disebut Draculin.

Zat lain yang terkandung dalam air liur hewan ini mampu mencegah sel-sel darah merah saling menempel, serta zat lain yang bisa mencegah pembuluh darah yang terluka menguncup. Saat terjadi luka, kelelawar menggunakan lidahnya untuk menjilati darah yang keluar. Sekitar dua sendok makan darah perhari mereka memerlukan makanannya.

Sistim Pencernaan

Meskipun berat hanya sekitar 40 gram, mereka mampu minum lebih dari 20 gram darah dalam 20 menit. Untuk mengatasi kesulitan terbang karena berat yang bertambah setengah dari berat tubuhnya, sistem pencernaan kelelawar vampir mencerna makanannya dengan begitu cepat.

Plasma darah yang tidak memiliki nilai gizi langsung diserap oleh lapisan lambung, dibawa ke ginjal dan dibuang melalui urin. Proses ini berlangsung setiap dua menit.

Sehabis makan, kelelawar vampir akan kembali bertengger dan menghabiskan sisa malam untuk mencerna makanan.

Perilaku Sosial Unik

Kelelawar vampir merupakan hewan berdarah panas yang  membutuhkan energi besar untuk mempertahankan suhu tubuh, sehingga jika  terlambat makan 2 atau 3 hari bisa segera mati. Ini juga merupakan alasan kelelawar vampir tidak ditemukan di daerah dingin.
Kelelawar vampir harus selalu mendapatkan darah sebagai sumber tenaga. Hal ini berbeda dengan hewan pemakan darah lain seperi lintah dan kutu yang bisa tahan berhari-hari bahkan berbulan-bulan tanpa makan.

Oleh karena itu, kelelawar vampir mengembangkan pola perilaku sosial unik, dimana kelelawar yang kembali dari berburu memuntahkan sebagian darah dan memberikannya pada kelelawar lain yang lapar.

Sebuah studi terbaru yang melakukan analisis DNA kelelawar vampir menunjukkan, alasan mereka menyukai darah bukan karena mereka jelmaan dari makhluk menyeramkan sebagaimana mistis dan cerita dalam flm. Ternyata, kelelawar vampir memiliki gen berbeda yang membuat mereka memiliki daya tahan tubuh dan metabolisme makanan yang berbeda dengan makhluk lainnya. 

Kelelawar vampir memiliki mikroba di dalam perut yang memungkinkan mereka untuk meminum darah. Ada 280 jenis bakteri yang ditemukan pada kotoran kelelawar. Padahal pada hewan lain, bakteri-bakteri ini menyebabkan sakit.




Referensi:

1. https://id.wikipedia.org/wiki/Kelelawar_vampir
2. Cooper, JC. (1992) Symbolic and Mythological Animals
3. Cohen, Encyclopedia of Monsters, 


0 komentar:

Posting Komentar