Biasa saja, sulit untuk di percaya, atau gila, jika ada sebagian orang suka menelan bayi tikus baru lahir yang masih merah. Mereka menelannya begitu saja dalam kondisi anak tikus hidup.
Mereka melakukan itu semua bukan tanpa alasan, karena mereka melakukannya dengan otak yang waras, dengan sadar dan tanpa paksaan.
Mereka sudah terlebih dahulu mendapat informasi bahwa menelan tikus bisa membuat seseorang menjadi sehat dan kuat. Lebih dari itu menelan tikus dapat menambah kekuatan dalam melakukan hubungan sex.
Bagaimana itu bisa terjadi? Ternyata begini cerita lengkapnya.
Dikutip dari orang yang pernah melakukan hal tersebut, bermula orang tersebut mendengar informasi dari mulut ke mulut tentang kasiat minum cindil atau bayi tikus yang sudah saya terangkan diatas. Lantas, orang yang tertarikpun mencoba melakukannya meskipun ia tahu sumber informasi tersebut sebetulnya tidak jelas darimana berasal. Dan hasilnya, ada yang mengatakan, ya dan ada yang mengatakan biasa-biasa saja.
Bermula dari mitos, barang siapa yang dapat meminum empedu tikus, maka orang tersebut dapat mendapatkan efek tertentu yang didapatkan dari kasiat zat yang terkandung pada empedu seekor tikus. Diantaranya adalah menjadikan tubuh menjadi kuat dan penuh stamina. Hal itu menyangkut saat berhubungan badan dengan lawan jenis atau bermain sex.
Daya tarik itu membuat banyak yang ingin mencoba membuktikan, tetapi masalahnya adalah posisi empedu tikus yang sangat sulit untuk didapatkan dalam tubuh tikus meski tikus telah disembelih dan dibedah. Lalu, orangpun mengambil kesimpulan, sayangnya, kesimpulan yang mereka lakukan secara mistis, sehingga mereka menganggap bahwa posisi empedu pada seekor tikus itu senantiasa berpindah-pindah, ada kalanya di rongga dada, kepala, bahkan tersembunyi dikaki, hanya bagi yang hoki saja dapat menemukannya. Keberadaan empedu seperti disembunyikan secara ghoib. Alasan itulah yang membuat empedu tersebut tidak mudah didapatkan pada tubuh tikus.
Pencari yang pintar dan berakal waras berhasil menemukan teori yang logis dan tak tebantahkan, bahkan oleh makhluk ghoib yang mencoba menyembunyikannya.
Logikanya, empedu seekor tikus boleh dimana saja selagi masih berkisar dalam tubuh tikus itu sendiri. Masalah itu bukan lagi masalah untuk dapat menelan jamu empedu seekor tikus.
Cara jitu yang tidak dapat terbantahkan dengan sanggahan apapun tersebut adalah dengan menelan seluruh badan tikus itu sendiri. Masalah selesai, bukan.
Masalah mungkin selesai, tapi untuk jamu empedu segar dan fresh harus menelan tikus mentah-mentah dalam keadaan hidup. Mungkinkah itu? Seekor tikus hidup diuntal (ditelan) begitu saja, padahal untuk menelan bahan yang tidak disukai oleh lidah itu akan sangat sulit dan ditambah lagi itu makanan hidup yang bakal meronta-ronta baik di rongga mulut maupun tenggorokan. Saya yakin, walaupun disertai air putih sekalipun sebagai pelumasnya tikus tidak akan mau masuk.
Tak berhenti disitu saja otak waras berputar, buktinya pada akhirnya merekapun menemukan cara yang tidak kalah jos. Konsepnya ditujukan kepada bayi tikus yang baru lahir yang masih merah. Bentuk yang kecil, belum ada bulu dan warna kulit kemeraha-merahan layaknya bayi pada umumnya.
Penemuan terakhir inilah yang dianggap menjadi solusi yang tepat. Akhirnya, dengan dua jari jempol dan telunjuk cindil atau bayi tikus itu dicepit dibagian ujung ekornya. Bayi mungil yang belum mengerti apa-apa itupun meronta-ronta minta dilepaskan. Pemangsa tak perduli keadaan itu, bahkan ia meneruskannya kearah saus, lalu mencelupkannya sebelum akhirnya orang waraspun menelannya tanpa kesulitan, bayi tikus itu masih meronta minta dilepaskan dari gua mulutnya, namun, apa daya anak kecil yang lemah, mulut manusia terlalu perkasa untuk melumat dan terus mendorong ke telak (tenggorokan), pada leher terlihat sebuah benjolan berjalan menuju lambung. Dan proses pencernakan pun berlangsung.
Empedu tikus sudah dipastikan masuk ketubuh pemangsa yang berupa manusia tersebut lengkap dengan seluruh bagian tubuh anak tikus, yang berarti tinggal menunggu efek jos yang akan segera diperoleh dari mitos kasiat empedu tikus yang extreem dan langka tersebut.
Begitulah teman pembaca, sekilas tentang penelanan anak tikus hidup-hidup oleh manusia. Bagaimana menurut pendapat teman dengan peristiwa ini.
Bagaimana kita menanggapi mitos yang begitu banyak disekeliling kita, mungkin kita perlu lebih bijaksana dan berhati-hati dalam memilih. Mitos bukanlah fakta. Jika fakta adalah kebenaran yang dapat dibuktikan, akan tetapi mitos adalah sebaliknya.
Dari cerita diatas, jika benar empedu dari seekor hewan itu memiliki kasiat tertentu, kenapa harus empedu seekor tikus, bukankah masih banyak binatang yang baik dimakan oleh manusia dari pada tikus yang haram.
Jika ahli gizi mengatakan, bahwa daging hewan itu memiliki kandungan protein yang baik, tak terkecuali dengan daging tikus. Bahkan secara medis tikus didapati memiliki penyakit pes yang dapat menular ke manusia.
Fakta lebih terbuktikan daripada mitos. Jika kita lebih mengikuti mitos dalam perilaku dalam hidup, bukan tidak mungkin kita terperosok kedalam jurang kesengsaraan dari ketidak benaran cara yang menjadi panutan semata-mata karena kebodohan kita yang gaptek.
Ingat ! Semua itu hanya mitos, bukan fakta.
0 komentar:
Posting Komentar