Barang mantan sebaiknya dimusnahkan atau gak?
Pertanyaan yang ringan, tapi begitu pelik bicara mantan, terutama mantan yang meninggalkan kita saat kita masih cinta. Lain halnya dengan mantan yang kita tinggalkan, itu karena kita sudah tidak mencintainya lagi atau suatu hal yang membuat bersamanya malah menderita.
Mantan yang berpisah disaat kita masih cinta, itulah mantan yang sebenarnya.
Barang-barang mantan adalah barang-barang yang pernah dimiliki oleh mantan akan tetapi posisinya ada pada kita walau status hubungan sudah bubaran. Benda-benda hasil pemberian atau pertukaran disaat pacaran seperti perhiasan, pakaian, atau cindera mata, termasuk poto yang masih kita simpan, apakah lebih baik tetap kita simpan atau sebaiknya dimusnahkan saja?
Memang barang-barang mantan punya banyak kenangan, itu pasti, karena setiap barang yang ada memiliki kisah manis saat masih bersama. Kisah manis yang ada itu terjadi dahulu, saat cinta masih berbunga-bunga.
Bagaimana saat cinta telah hancur dibawa oleh pengkianatan ? Mengingatnya sungguh sangat menyakitkan. Barang-barang mantan yang kebetulan tersimpan mengingatkan semua keindahan itu justru berbalik menyakitkan untuk dikenang.
Perlu Move On
Hanya satu obat lara hati ditinggal kekasih yaitu, move on. Sampai kapan hal itu dijumpai adalah sampai kapan anda melupakannya. Selama itu belum didapatkan, dijamin anda akan terus lara. Untuk mendapatkannya hanya satu cara yaitu melupakannya. Melupakan berarti menghilangkan semua kenangan yang pernah ada.
Benda-benda yang mengingatkan kenangan lebih baik dilempar saja jauh-jauh hingga tidak terlihat lagi oleh mata. Itulah kenapa memusnahkan barang-barang mantan perlu dilakukan.
Ada sebuah cerita tentang tujuh orang yang harus tinggal di sebuah pulau terpencil. Ketika turun dari kapal menginjak bibir pantai, mereka ragu melangkah menuju lokasi yang dituju yaitu beberapa kilometer lagi. Mereka selalu menengok kebelakang melihat terus kapal miliknya yang terdampar dipantai.
Melihat itu, Klark pemimpin rombongan yang juga kapten kapal berbalik menghampiri kapal. Dia menyiramkan bensin di kapal dan kemudian mengambil pemantik api, lalu membakarnya.
Melihat kapal yang sudah hangus terbakar tak tersisa, barulah rasa ragu dan sayang hilang, merekapun meneruskan langkah lagi dengan tanpa beban.
Sang kapten tahu, bahwa yang membuat berat melangkah adalah rasa sayang untuk meninggalkan kapal. Hangusnya kapal juga menghilangkan pikiran kalau-kalau masih ada kemungkinan untuk membatalkan perjalanan dan pulang.
Untuk sampai pada sebuah tujuan, kita harus menghilangkan apa yang memberatkan langkah untuk mencapai tujuan tersebut, karena itu lebih penting dari segala-galanya.
Untuk apa terus menyimpan barang-barang mantan, kalau itu sudah tidak lagi manis, mereka sudah berubah getir sejak kemanisan itu sudah ternodai oleh berantawali. Sekarang barang itu sudah menjadi sesuatu yang hanya manis dipandang namun getir untuk ditelan. Itu lebih menyiksa dari segelas air tuba, pada hakekatnya.
Barang-barang itu sebetulnya yang menambah sulit buat move on. Hapus saja semua kenangan, anggap dia sudah mati dan tak mungkin untuk kembali.
Mencari tempat berlabuh baru itu lebih penting. Fokuskan urusan ke hal lain yang lebih bermanfaat, melakukan hal yang belum pernah dilakukan, kalau perlu hindari pekerjaan yang biasa dilakukan bersama mantan, hindari segala hal yang berbau itu semua. Yang lalu biarlah berlalu. Lupakan, lupakan dan lupakan. Memang tidak cukup satu kali untuk melakukannya, tapi pasti bisa.
0 komentar:
Posting Komentar