Categories
Footer Menu Widget
MedSos
Mengenai Saya
Most Popular
-
Burung Sogok ontong dikenal juga dengan nama Prit Gantil, Sriganti atau Burung Madu dengan nama latin, Nectarinia jugularis adalah burun...
-
Burung Pentet yang lebih dikenal dengan nama Cendet, sebagian orang menamakan deot adalah termasuk burung predator yang tersebar hampir dise...
-
Kenapa burung lovebird dicintai? Lovebird termasuk dalam species Agapornis, bahasa Yunani dari kata, "AGAPE" yang berarti, c...
Rabu, 01 Maret 2023
Minggu, 25 Desember 2022
CARA MEMBEDAKAN JANTAN DAN BETINA BURUNG JALAK KEBO
Rabu, 07 September 2022
Elegi Burung Planduk Semak Dari Harga Murah Hingga Minta Duit
Berukuran sekitar 14 cm, ada warna abu-abu pada bagian mahkota kepalanya, warna putih pada bulu tenggorokannya, dadanya berwarna abu-abu. Pemakan serangga.
Minggu, 03 Juli 2022
Metode Potong Lidah Agar Burung Bisa Ngomong
Kamis, 05 Mei 2022
Burung Indigo Ini Membawa Berita Kematian, Kenapa Dibenci?
Sabtu, 23 April 2022
Mitos Kucing Jantan Tiga Warna Membawa Hoki Pemiliknya
Senin, 18 April 2022
Memilih Bakalan Burung Murai Batu Yang Bagus Kualitas Kontes.
Kamis, 07 April 2022
Menjinakkan Kucing Sampai Mau Diajak Jalan-Jalan
Rabu, 06 April 2022
Membedakan Jantan Dan Betina Burung Opior Paruh Tebal
Jumat, 25 Februari 2022
7 Langkah Merawat Burung Perkutut Menjadi Gacor Dan Jawara
Sabtu, 06 November 2021
Perawatan Burung Ciung Batu Siul Hingga Jinak Dan Gacor
Burung Ciung Batu ada beberapa macam. Burung Ciung Batu merupakan jenis keluarga Turdidae. Beberapa macam jenis burung Ciung Batu khususnya yang ada di Indonesia seperti, Ciung Batu Sunda dan Ciung Batu Sumatera.
Selain itu masih ada Ciung Batu Kalimantan dan Ciung Batu Siul yang banyak juga di pulau Jawa.
Untuk kali ini saya akan membahas untuk perawatan dan pemeliharaan Ciung Batu Siul, baik dari tangkapan maupun dari anakan, mengingat Ciung Batu Siul ini tidak lebih dikenal daripada jenis yang lain. Padahal, jenis ini memiliki paruh yang lebih indah karena berwarna kuning emas dibanding dengan jenis yang lainnya yang berwarna hitam.
Suara kicauannya juga tidak kalah indah bila dirawat dengan benar. Bahkan, jenis ini memiliki kelebihan disamping kriwikan dan isian, burung ini juga memiliki ciri khas lengkingan yang berupa suara siulan yang menambah variasi dan keramain di rumah.
Merawat burung ini sangat mudah, baik pakan maupun perlakuan dan perhatian yang harus diberikan untuk burung tetap sehat dan berperforma baik atau gacor.
Perawatan burung dewasa tidak banyak berbeda dengan perawatan burung kacau lainnya sesama pemakan serangga.
Dalam perawatan harian, disamping voer yang berkualitas, pemberian ekstra food sangat penting untuk mendapatkan performa yang baik sebagaimana harapan utama bagi perawat nya, yaitu kicauan yang bagus dan gacor.
Extra food yang ditujukan sebagai pengganti makanan aslinya dialam liar, sebagai burung yang bongsor hampir memakan apa saja dari makanan hewani.
Jika burung kicau yang bertubuh lebih kecil mungkin cukup dengan berburu serangga, seperti jangkrik atau belalang, akan tetapi burung Cing batu besar sering ditemui memangsa cacing, belut, bahkan ular dan cicak.
Hal ini sebetulnya lebih mempermudah pada kita yang memeliharanya. Sebagai kebutuhan Extra food kita bisa mencari hewan-hewan tersebut jika persediaan jangkrik terasa begitu boros, apalagi kroto, ulat yang volumenya kecil.
Kita bisa membeli atau mencari dikebun dan parit cacing, siput, belut, cicak ataupun anak ular.
Untuk pakan voer burung Ciung Batu bisa memakai voer ayam untuk menghemat, karena pakan voer burung khusus akan lebih boros.
Yang tidak kalah penting burung Ciung Batu sangat suka mandi. Usahakan burung mandi setiap hari, jika perlu pagi dan sore.
Rasa senang dan betah menjauhkan burung dari stres yang dapat menghilangkan performa burung. Burung akan selalu girang dan ceria. Hanya burung yang tidak streslah yang mau berkicau dengan maksimal.
Menjinakan Burung Ciung Batu
Jika teman memeliharanya dari anakan, lebih-lebih dari lolohan, tidak akan mengalami banyak kesulitan. Burung yang dirawat dari lolohan sudah otomatis akan jinak, karena anak burung akan menganggap teman adalah ibunya, ibu yang melahirkan dan akan selalu merawat dan menjaga sampai kapan pun.
Lain dengan teman memelihara waktu burung sudah tahu orang tua mereka dan manusia tidak lebih dari musuh yang harus di hindari.
Oleh itu kita harus menanamkan pengertian bahwa manusia kala ini tidak seperti apa yang mereka pikirkan. Pendekatan dan perlakuan sayang hal pertama yang paling penting diberikan , setelah lama waktu demi waktu teman melayani dan memberikan apa yang ia inginkan dalam hal ini, seperti makan, minum, mandi, berjemur dan lain lain, akhirnya dia sadar bahwa teman adalah teman bukan musuh.
Perlakuan baik yang terus dilakukan dari hari ke hari akan menghilangkan rasa takut yang akan berganti dengan rasa nyaman dan membuat mereka selalu mengharap kehadiran manusia.
Sebagai ungkapan rasa suka, kita dapat melihat saat perawat datang jangan heran kalau mereka menyambut dengan nyanyian dengan kicau terbaiknya.
Untuk sambutan tersebut teman dapat juga merangsang dengan siulan, dapat juga ditambah dengan cetekan, awalnya mungkin ragu, lama kelamaan teman akan berduet dengannya. Jika sudah begitu teman sudah di ambang keberhasilan mencetak burung piaraan yang gacor.
Untuk sampai kesitu, jika di bandingkan antara pelihara dari anakan dengan dari dewasa akan memakan waktu lebih lama.
Jika ada pilihan antara pelihara dari anakan dengan pelihara dari dewasa, pilih yang dari anakan ,tanpa mengurangi bahwa pelihara dari dewasa itu tidak mungkin, hanya perlu waktu yang lama dan harus lebih sabar.
Kesabaran itu meliputi fase dari sifat liar menuju sembuh dari stres, dari sembuh stres menuju penjinakan dan dari penjinakan menuju penggacoran.
Untuk perawatan dari anakan, proses penjinakan dan pemulihan dari stres bisa dibilang dikesampingkan, dia akan outo jinak dari mulai diloloh, hal hal yang perlu diperhatikan tinggal kesehatan dan persiapan menjadi burung yang top performa dengan asupan pakan yang mencukupi kebutuhan nutrisi yang baik dan pemasteran yang tidak gagal tentunya.
Jumat, 04 Juni 2021
Burung Emprit Bondol Atau Emprit Haji Gacor Tapi Terdengar Seperti Rudal Yang Tengah Meluncur
Rabu, 28 Oktober 2020
5 Jenis Burung Perkutut Ini Tidak Boleh Dipiara, Pemilik Bisa Sial
Dalam dunia burung, memelihara burung adalah hobi. Hobi adalah kesenangan untuk mendapatkan kebahagiaan. Bagainana seandainya hobi malah mendatangkan kesusahan?
Kedengaran aneh dengan pernyataan tersebut, kan, tapi benar ada.
Hal itu terjadi dengan burung perkutut lokal, dari jenis warna dan bentuk bagian tubuh tertentu memiliki ciri-ciri khusus yang dapat membuat pemiliknya mendapatkan kesusahan yang diakibatkan memelihara burung tersebut. Ciri-ciri khusus tersebut yang dinamakan "Katuranggan"
Perkutut yang bagaimana yang tidak boleh dipelihara, akan dikupas dengan jelas di bawah ini.
1. Bromo Kukup.
Ciri-ciri perkutut Bromo Kukup adalah pada kepala bagian atas memiliki bulu-bulu putih membentuk garis yang tidak beraturan sampai kebagian ekor.
Katuranggan tersebut memiliki perlambang rintangan jalan yang mestinya lurus menjadi tidak beraturan.
Mitos perkutut ini dapat membuat nasib si pemilik menjadi mudah sial hingga kepada keluarganya dalam mencapai tujuan dan cita-cita.
Bulu putih yang membentuk bercak atau garis yang tidak beraturan tersebut merupakan lambang ketidak mulusan dan rintangan yang menghalangi jalan untuk mencapai keberhasilan.
2. Perkutut Bromo Labuh Geni
Ciri-ciri pada bulu perkutut ini memiliki bercak-bercak warna kemerahan seperti gerombolan pada pada tubuhnya yang tidak merata atau tidak beraturan.
Memelihara jenis perkutut ini dapat mempengaruhi pemiliknya menjadi panas hatinya sesuai namanya ada unsur "geni" yang berarti api.
Jenis ini dapat mempengaruhi pemiliknya menjadi panas hati, sehingga akan mudah marah, uring-uringan, mudah tersinggung.
Perangai ini jelas akan membuat apa yang dilakukan menjadi tidak baik karena sikap jelek tersebut. Bisnis yang seharusnya mulus menjadi amburadul karena hawa panas yang terbawa dalam menentukan kebijakan-kebijakannya.
Pelanggan dan clien akan menjauh karena perangai yang tidak lagi lembut seperti biasanya.
Kesulitan ekonomipun terjadi.
Hal itu berdampak pula pada rumah tangga yang tidak harmonis, berantem dan selalu dalam situasi panas seperti lambang yang tertera yaitu api.
3.Perkutut Buntel Mayit
Dilihat dari namanya saja sudah seram, kan? " Buntel" berarti bungkus, sedangkan "Mayit" berarti Mayat.
Ciri-cirinya pada bagian sayap terselip beberapa bulu yang berwarna putih, sehingga nampak blok warna putih dibagian sayapnya.
Memelihara burung ini akan membawa pemilik dan keluarganya kepada kecelakaan, seperti sakit bahkan kematian.
Perasaan was-was akan katuranggan ini jelas akan membuat hidup tidak tenang, was-was dan ketakutan. Oleh karena itu, jika sudah tahu jangan memaksakan memelihara jenis ini supaya tidak ada lagi keraguan dan perasaan takut yang akan menimbulkan mitos tidak urungnya malah benar-benar terjadi.
4.Durgo Nguwuh
Perkutut jenis ini adalah perkutut yang suka berbunyi ditengah malam.
Mitos burung ini membawa pemilik dan keluarganya menjadi suka sakit-sakitan, sering kekurangan dan hubungan keluarga dirumah menjadi tidak harmonis.
Terlepas dari mitos, secara akal sehat jika terdengar bunyi ditengah malam sa-at orang istirahat, harus terbangun mendengar alunan perkutut di tengah malam. Kicauan terdengar seram dan tidurpun terganggu ditambah dengan ketakutan.
Kurang tidur akan membuat daya tahan menurun dan seseorang akan menjadi sakit, rasa takut akan membuat jiwa terganggu. Disamping sakit-sakitan, hidup juga merasa tidak tenang.
5. Perkutut Durgo Ngerik
Perkutut Durgo Ngerik adalah perkutut manggung tidak mengenal waktu. Perkutut ini berbunyi pagi, siang, sore dan malam hari.
Mitosnya hampir sama dengan jenis sebelumnya. Membuat pemilik dan keluarganya sakit-sakitan dan tidak harmonis.
Memiliki burung gacor adalah dambaan bagi semua orang. Akan tetapi tidak untuk burung perkutut berkaitan dengan mitos.
Secara akal sehat dapat dipahami, jika burung yang dipelihara dirumah terus berbunyi apalagi tidak mengenal waktu tentunya juga menggangggu.
Rasa gelisah, berisik dan takut dalam keluarga yang dipendam karena untuk menimpuk burung biar berhenti berbunyi takut dimarahi oleh pemilik aslinya, pemiliknya juga sayang karena burung gacor pasti mahal harganya. Perasaan itu juga dapat menjadi pemicu sakit, keluarga tidak harmonis dan dampak lain yang timbul.
Begitu kiranya sederetan mitos yang banyak terdapat burung Perkutut Lokal.
Secara akal sehat, jika sebuah tanda atau kode telah dirumuskan negatif menjadi sebuah do'a dan keyakinan yang nenuntun kepada thinking negatip yang berdampak ke hal yang negatip pula.
Mungkin seandainya mitos memilih hal yang positip dalam mengartikan tanda dan kode yang ada mungkin akan lain ceritanya. Tapi namanya sudah mitos ya biarlah menjadi mitos. Jika anda meyakini, lebih baik hindari, karena dari keyakinan yang tidak masuk akal sering menjadi kenyataan.
Saya sebagai penulis, terus terang tidak percaya. Saya pernah pelihara burung semacam, semua tetap baik-baik saja.
Ingat! mitos itu bukan fakta, janganlah anda terbawa kesana.
Pengarang mitos juga tidak pernah jelas siapa, mereka mungkin sengaja tidak mematenkannya karena akan bingung jika disuruh membuktikannya.
Postingan Populer
-
Burung Pentet yang lebih dikenal dengan nama Cendet, sebagian orang menamakan deot adalah termasuk burung predator yang tersebar hampir dise...
-
Burung Sogok ontong dikenal juga dengan nama Prit Gantil, Sriganti atau Burung Madu dengan nama latin, Nectarinia jugularis adalah burun...
-
Sambetan, sebuah ramuan herbal dari Banyumas bukan hanya sebagai obat, namun lebih tertuju kepada penangkal roh jahat. Sebagai anak ya...