Siapa yang tidak kenal lauk pauk lezat berprotein tinggi yang bentuknya seperti ular ini. Belut.
Kandungan gizi dalam 100 gram daging belut :
Protein : 14%
Lemak : 27%g
Zat besi. : 2,0 mg
Kalsium : 20 mg
Vitamin :
A 1.600 SI(satuan Internasional)
B 0,1 mg
C 2,0 mg
Protein : 14%
Lemak : 27%g
Zat besi. : 2,0 mg
Kalsium : 20 mg
Vitamin :
A 1.600 SI(satuan Internasional)
B 0,1 mg
C 2,0 mg
Diminati dalam dan luar negeri tapi penyediaan barang masih mengandalkan tangkapan alam yang sumbernya semakin berkurang, tak heran jika belut dipasaran semakin sulit didapat. Minimnya pengetahuan akan budidaya ikan panjang lezat bergisi tinggi tersebut adalah penyebabnya.
Oleh karena itu disini saya dengan senang hati mau berbagi cara ptaktis budi daya belut model kolam bambu.
Oleh karena itu disini saya dengan senang hati mau berbagi cara ptaktis budi daya belut model kolam bambu.
Tak banyak kata, langsung saja, inilah caranya :
Bahan :
1. Bambu , dimeter 8-10 cm
1. Bambu , dimeter 8-10 cm
Panjang 130 cm, jumlah sesuai kebutuhan
2. Terpal : 5x6 meter.
3. Tali plastik
4. Paranet /nyiur
5. Paku
6. Oli
7. Pipa para
2. Terpal : 5x6 meter.
3. Tali plastik
4. Paranet /nyiur
5. Paku
6. Oli
7. Pipa para
Alat :
1. Gergaji
2. Pisau
3. Linggis
4. Martil.
1. Gergaji
2. Pisau
3. Linggis
4. Martil.
Dengan alat yang telah tersedia rangkai bambu seperti gambar dibawah ini dengan ukuran : 4x3x1 meter.
Pasang dan atur terpal cukup satu lapis dan
pasang pipa paralon untuk pembuangan seperti gambar di bawah ini :
pasang pipa paralon untuk pembuangan seperti gambar di bawah ini :
Pembuatan kolam selesai, sekarang tinggal pembuatan media.
Bahan :
- Jerami
- Pupuk kandang (gunakan kotoran kerbau atau sapi, sedangkan kotoran kambing tidak disarankan karena bersifat sulit hancur) pilih pupuk yang telah matang, ciri-cirinya , warna sudah menyerupai tanah, kering, tidak berbau dan tidak panas.
- Kedebog pisang
- Humus/kompos
- Tanah dan
- Air
- Jerami
- Pupuk kandang (gunakan kotoran kerbau atau sapi, sedangkan kotoran kambing tidak disarankan karena bersifat sulit hancur) pilih pupuk yang telah matang, ciri-cirinya , warna sudah menyerupai tanah, kering, tidak berbau dan tidak panas.
- Kedebog pisang
- Humus/kompos
- Tanah dan
- Air
A. Persiapan Media
* Potong-potong jerami 10 cm dan cincang kedebog pisang secara terpisah, lalu beberkan dibawah terik matahari.
* Potong-potong jerami 10 cm dan cincang kedebog pisang secara terpisah, lalu beberkan dibawah terik matahari.
* Bolak balik jemuran jerami dan kedebog pisang biar keringnya merata.
* Gunakan mikrostarter, seperti, biotanah, agrobost untuk mempercepat dekomposisi, caranya larutkan 2 tutup botol (10ml) cairan biotanah dengan 5 liter air, siram jerami dan kedebog pisang sementara itu bahan dibolak balik. Pemberian biotanah cukup 2 kali selama periode pengeringan, proses pembalikan jerami dan kedebog pisang dilakukan 2-3 hari sekali atau tergantung kondisi bahan.
B. Pembuatan Media.
* Campur semua bahan menjadi satu di luar kolam. Ukuran kolam 4x3x1 m dibutuhkan : 28,6 % jerami, 14,3% kedebog pisang, 14,3 % pupuk kandang, 28,6% humus atau kompos dan 14,3 % tanah sawah atau kebun, akan tersusun , tinggi 70 cm akan menyusut sekitar 60 cm.
* Masukan bahan kedalam kolam dan atur hingga merata.
* Tambahkan air secara perlahan kedalam kolam hingga tercampur dengan media.
* Diamkan media selama satu minggu, lalu aduk merata, keluarkan air secara perlahan dari dalam kolam hingga ganti dengan yang baru. Pergantian air kolam dilakukan 3 hari sekali.
* Lakukan tes media pada minggu kedua, jika media sudah tidak panas dan air tampak jernih, berarti media sudah layak huni. Pertahankan kstinggian air kolam 1-2 cm dari permukaan media.
* Tambahkan tanaman air, seperti, eceng gondok, dan kangkung sebagai peneduh.
* Masukan bahan kedalam kolam dan atur hingga merata.
* Tambahkan air secara perlahan kedalam kolam hingga tercampur dengan media.
* Diamkan media selama satu minggu, lalu aduk merata, keluarkan air secara perlahan dari dalam kolam hingga ganti dengan yang baru. Pergantian air kolam dilakukan 3 hari sekali.
* Lakukan tes media pada minggu kedua, jika media sudah tidak panas dan air tampak jernih, berarti media sudah layak huni. Pertahankan kstinggian air kolam 1-2 cm dari permukaan media.
* Tambahkan tanaman air, seperti, eceng gondok, dan kangkung sebagai peneduh.
Benih belut siap dimasukan.
C.Penyiapan Benih
Ada dua cara kita memperoleh benih, yaitu dari tangkapan di alam dan pembenihan secara intensif. Untuk penangkapan di alam pastikan belut tidak diperoleh dari hasil penyeteruman, karena benih dari setruman secara hormonal biasanya mengalami kerusakan, hal itu bisa berdampak pada tingkat produksivitasnya.
Pilih benih belut yang berkualitas, ciri-cirinya :
1. Gerak tubuh gesit dan agresif.
2. Sosok sehat, ditandai dengan tubuh yang mulus dan utuh.
3. Tubuh keras dan tidak lemah.
4. Tubuh berukuran kecil, 8 - 15 cm.
2. Sosok sehat, ditandai dengan tubuh yang mulus dan utuh.
3. Tubuh keras dan tidak lemah.
4. Tubuh berukuran kecil, 8 - 15 cm.
Untuk benih hasil dari tangkapan alam, sebaiknya dikarantina terlebih dahulu selama 2 hari.
Cara Karantina:
Benih-benih belut diletakan dalam bak diisi air setinggi 2 cm dari permukaan belut itu sendiri. Setiap 6 jam air diganti. Benih belut diberi makanan berupa telur ayam yang telah dikocok sekali perhari, misal, benih seberat 15 kg 2 butir telur untuk satu kali pemberian. Setelah satu jam pemberian makanan, air perlu diganti.
D. Penebaran benih
Sebelum melakukan penebaran benih lebih dahulu pastikan bahwa media telah siap huni. Lakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 dan sore hari setelah pukul 15.00. Tujuannya agar benih tidak setres karena perubahan suhu yang mencolok.
Penebaran benih dilakukan di permukaan media tanpa harus menenggelamkannya. Kemantapan media bisa ditengarai jika benih dapat dengan mudah masuk ke media.
Jumlah ideal untuk ukura 3x5x1 m adalah 20 kg - 30 kg.
D. Pakan dan Pengaturan
Dihabitatnya, belut kecil memakan jasad renik berupa zooplankton dan zoobenthos di perairan dangkal. Setelah dewasa, belut dapat memangsa bekicot, larva serangga, cacing, kecebong, yuyu, anak ikan, udang-udangan dan keong mas sebagai makanan alaminya.
Pemberian pakan awal dilakukan sebelum bibit ditebar.
Cara :
Masukan pakan seperti, bekicot, yuyu, atau keong mas sehari sebelum bibit ditebar. Makanan tersebut sebelumnya direbus dan dicincang. Perbandingannya adalah 1 : 1, atau 1kg makanan untuk 1kg bibit.
Masukan pakan seperti, bekicot, yuyu, atau keong mas sehari sebelum bibit ditebar. Makanan tersebut sebelumnya direbus dan dicincang. Perbandingannya adalah 1 : 1, atau 1kg makanan untuk 1kg bibit.
Makanan extra baik diberikan, misal : Pelet ikan, knsentrat ikan atau udang, usus ayam yang sebelumnya direbus dan dicincang.
Pemberian pakan dilakukan rutin 2 hari sekali, jika bibit 2 kg maka pakan sebanyak 1kg perdua hari.
Waktu pemberian makan yang baik adalah menjelang malam karena belut termasuk binatang nokturnal atau aktif di malam hari.
Terakhir, sirkulasi air yang teratur dan terus mengalir ,mengingat belut adalah binatang pemproduksi gas yang aktif.
E. Pemanenan
E. Pemanenan
Buka lubang pembuangan air, keluarkan eceng gondok, kuras air yang tersisa dengan ember, tangkap semua belut tak tersisa karena seluruh media dikeluarkan dari kolam, sebaiknya pemanenan dilakukan pagi hari sebelum terik matahari.
Daftar Pustaka : AgroMedia
0 komentar:
Posting Komentar