Ketakutan manusia lowongan kerjanya direbut oleh robot benar-benar terjadi. Rasa takut itu sudah dirasakan, seiring teknologi robot yang terus berkembang dengan inovasinya yang tanpa henti memungkinkan untuk dapat bekerja seperti apa yang dilakukan oleh manusia untuk kemudian mengambil alih posisinya.
Robot diciptakan oleh manusia untuk membantu manusia. Robot dapat bekerja sebagaimana pekerjaan yang dilakukan oleh menusia. Saat mereka benar-benar mengambil alih pekerjaan, manusia akan bekerja apa?
Saat perusahaan benar-benar terbantu olehnya, maka akan ditaruh dimana para pekerja berasal dari golongan manusia?
Yang memiliki perusahaan adalah pengusaha dan yang bekerja adalah kuli atau karyawan. Kuli bekerja untuk mendapatkan upah agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan menafkahi keluarganya. Itu sangat mendesak, berbicara tentang penghasilan seorang kuli adalah masyalah menyambung hidup. Kalau bisa jangan sampai diusik, apalagi diputus hubungan kerja, bisa kiamat.
Bagaimana kalau pekerjaan itu sudah tiada lagi dapat dilakukan karena sudah memakai robot? Kehebatan robot yang dapat bekerja tanpa batas, cerdas dan cepat sudah pasti akan lebih diterima lamarannya dibandingkan dengan manusia yang lambat, capai, lagi pula, mereka suka berdemo.
Sebagai pemilik perusahaan yang menghitung besar biaya produksi untuk membayar karyawan, jika dalam perbandingan satu robot dapat menggantikan seratus orang karyawan.Dapat dihitung berapa keuntungan berlipatnya. Disaat bos menghitung kelipatan keuntungan, maka karyawan yang didepak dan menganggur menghitung apa?
Sebuah Lembaga Survey YouGov membuktikan adanya ketakutan itu, hampir dua pertiga warga Indonesia percaya robot akan mengambil pekerjaan dari banyak orang.Pada Oltober 31, 2017, 1:47 P.M.Riset baru YouGov mengungkap bahwa, 4 dari 20 orang percaya bahwa robot dapat melakukan pekerjaan sebaik yang mereka kerjakan.
Perkembangan sains yang mampu menciptakan kecerdasan buatan, perkembangan genetika dan robotik sangat memungkinkan robot benar-benar akan menghancurkan mata pencaharian manusia. Reset terbaru menyatakan bahwa 45% pekerjaan orang yang menghasilkan bayaran dapat dikerjakan secara otomatis dalam dekade kedepan.
Dari hasil reset itu juga, YouGov Omnibus menunjukan bahwa warga Indonesia bersikap optimis dan hati-hati sehubungan dengan dampak robot dalam kehidupan manusia. Secara keseluruhan, dua pertiga orang Indonesia percaya bahwa robot akan menjadikan hidup orang lebih mudah dan enam dari sepuluh orang setuju bahwa robot bisa melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan oleh manusia. Tiga perempat orang setuju robot melakukan tugas bersih-bersih.
Sebagian orang Indonesia menyambut gembira akan datangnya robot dalam kehidupan mereka, dari sepuluh orang hanya satu yang mengatakan dia tidak menginginkan kedatangannya.
Boleh-boleh saja robot bergabung asalkan dengan melihat fungsinya. Fungsi yang populer diinginkan masyarakat adalah robot sebagai pembantu bersih-bersih rumah. Hal ini diinginkan sekitar tiga perempat responden. Pilihan populer yang lain seperti robot untuk keamanan, dipilih oleh sekitar enam puluh persen responden. 39% menginginkan robot yang bisa membantu membawakan barang-barang belanjaan disamping mereka.
Mereka menginginkan robot ada disisnya sebagai teman yang meringankan beban lebih secara individual, bukan memborong pekerjaan pabrik yang menggeser pekerjaan orang banyak yang dapat menggoncangkan keseimbangan ekonomi.
Dari segi manfaatnya, robot memang diciptakan untuk membantu manusia. Yang dilakukan robot banyak dilakukan diseputar pekerjaan, hal itu karena robot pada dasarnya adalah sebuah mesin.
Tetapi pada kejadiannya,fungsi yang baik bukan tidak mengkin berbalik menjadi sebuah ancaman yang menakutkan, bahkan akan menciptakan kesenjangan baru antara pengusaha dan karyawan dimana ada satu pihak yang tergilas dan lagi-lagi yang tergilas adalah kaum bawah.
Sebagai contoh, Pekerjaan pada sebuah perusahaan yang bila dilakukan oleh tenaga manusia membutuhkan 200 orang, dilakukan dengan robot hanya butuh 10 orang saja untuk melakukannya. Sudah barang tentu dengan kasus ini yang mendapat keuntungan berlipat adalah pengusaha karena telah mengirit tenaga berlipat ganda, tapi disisi lain terjadi ratusan pengangguran yang timbul dampak dari pergantian tenaga manusia dengan tenaga mesin robot. Bayangkan, jika kedepannya nanti apa yang ditakutkan itu benar-benar terjadi semua pekerjaan dapat dilakukan dengan robot karena teknologi robot telah mencapai tingkat kecanggihan yang sempurna.
Tidak ada lagi karyawan dalam sebuah perusahaan, yang ada hanya mandor yang fungsinya juga sudah berubah sebagai operator robot. Itupun diperlukan hanya beberapa orang saja.
Atau jangan-jangan itu sudah terjadi, kalau pemerintah sendiri secara tidak langsung sudah memberi isyarat dan mereka sebetulnya sedang menggiring rakyatnya untuk menjadi pengusaha semuanya. Adanya penggalakan UMKM, UKM, e-commerce dan semua tentang bisnis.
Bahkan Presiden Jokowi sengaja memanggil pengusaha terkaya se Asia karena ladang usaha yang dia lakukan begitu penuh inspirasi. Dia adalah, Jack Ma pengusaha e-comerce berhasil dari Tiongkok. Dia memberikan ceramahnya, bahkan diminta mendirikan Sekolah E-Comerce di Indonesia. Semua itu dilakukan agar rakyatnya terinspirasi dan move on dari mental pekerja menjadi mental pengusaha. Pengusaha dengan usaha terkini yang lebih menjanjikan dan sesuai jaman. E-Comerce (Perdagangan Elektronik)adalah satu diantaranya.
Lupakan tentang menjadi karyawan, pegawai atau kuli, marilah kita beralih menjadi pengusaha dan robot yang menjadi pekerjanya. Manusia menjadi bos, biarlah robot menjadi pelayannya, jangan sebaliknya.
Manusia menjadi kholifah di bumi akan benar-benar nyata.
0 komentar:
Posting Komentar