Kamis, 04 Oktober 2018

Menangkap Burung Liar Dengan Smartphone



Di era digital seperti sekarang ini, memungkinkan orang menangkap burung liar dengan smartphone. Hadirnya teknologi smartphone atau handphone tidak hanya mengubah hidup manusia  akan tetapi berimbas juga kepada kehidupan satwa, terutama burung. Hal itu dimulai dengan praktek pemikatan burung yang melibatkan smartphone sebagai bagian dari peralatan pentingnya.

Bagi burung liar yang belum berpengalaman, suara burung dari smartphone mampu mengecoh suara burung yang sesungguhnya, karena kejernihan suara dari media yang mendekati dengan suara aslinya. Lengking volume yang tinggi mengkristal dan tingkat noise yang sangat rendah adalah teknologi yang sukses dibesutnya.

Dulu, diera 2003-2005 an, ketika smartphone mulai booming dengan vendor terkenal seperti, Nokia, Sony erycsson, Motorola dan Siemen, dampak ini belum terlihat.

Smartphone digunakan sebagai alat untuk mengikat burung ditengarai justru sejak munculnya smartphone lokal pada jaman itu, seperti Cross, Mito, Evercoss, Advan dan smartphone lokal lainnya yang dikenal dengan hape cina-an. 

Menurut para pemikat burung dalam menggunakan jasa smartphone, hape cina-an mempunyai frekuensi suara yang lebih tinggi dan keras sehingga mampu menembus suara-suara gaduh yang lain, ketinggian suara itu setara dengan suara burung nyata di alam liar.

Kronologi Memikat Burung Menggunakan Smartphone

Bermula dari :

Karakter

Burung yang mempunyai karakter fighter (petarung) senatiasa menjaga daerah teritorialnya. Jika ada burung asing yang mencoba memasuki daerah teritorialnya pasti akan diserang, karena baginya adalah sebuah ancaman. Kedatangan burung lain merupakan tamu tak diundang yang mengusik keberadaan mereka perlu diusir jauh-jauh. Mereka mengetahui itu dari suara kicau yang muncul dari burung pendatang tersebut.

Masa Birahi

Bagi burung yang sedang meningkat dewasa dan menginjak tingkat birahi akan mencari lawan jenis (pasangan)nya. Hal itu dilakukan dengan komunikasi yang menggunakan suara atau kicauannya.

Suara Tanda Bahaya
Setiap jenis burung di alam liar mempunyai suara khusus yang digunakan sebagai alarm (tanda bahaya) yang akan dibunyikan saat ada  bahaya yang mengancam.

Dari aspek-aspek itulah pemikat burung memanfaatkannya sebagai sarana dalam memikat burung yang diinginkannya.
Pertama, seorang pemikat mencari tempat strategis yang paling sering dilalui burung saat mencari makan, bermain, atau sekedar beristirahat, atau dalam istilah perburungan sering disebut tempat favorit.

Pada dahan-dahan pohon dimana burung akan bertengger lebih dulu dipasang perekat yang terdiri dari campuran  getah pohon karet dan getah pohon benda. Setelah itu, baru ditengah rimbun dahan-dahan digantungkan smartphone. Dari musik player smartphone disetel suara burung dengan mode pengulangan satu lagu, agar suara burung yang diperdengarkan akan tetap sama dengan diulang ulang. 

Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, karena jika seting pada tombol pengulangan lagu tidak dilakukan dan media player akan meneruskan dengan lagu yang selanjutnya yang kebetulan bukan suara burung, maka acara akan berakibat fatal. Sebab, tidak lucu bila seandainya suara burung tiba-tiba berbalik menjadi My Heart Will Go On by Silen Dion. Kawanan burung dijamin bubar karena dikira kapal Titanik akan tenggelam.

Ada dua jenis suara burung yang digunakan dalam pemikatan burung ini.

Pertama, Jika pemikat menginginkan burung tertentu, contoh, pemikat menginginkan burung Cucak hijau , maka suara yang diperdengarkan di smartphone adalah suara burung Cucak hijau ,

Sebagai burung fighter, mendengar ada suara burung asing yang berani berkicau dengan lantang di daerah teritorialnya, sebagai burung penguasa teritorial akan marah, maka dia akan datang mencari dimana sumber suara berada. Dalam hal ini akan lebih efektif digunakan jontrot ( burung  sejenis digantungkan didaerah sumber suara).

Kedua, jika pemikat menginginkan semua jenis burung yang ada disekitar daerah itu tanpa kecuali, maka suara yang cocok digunakan adalah, suara kompilasi beberapa burung yang mengeluarkan suara tanda bahaya. Semua burung yang sekiranya mendengar suara alarm tanda bahaya itu akan datang, mereka juga mengeluarkan suara senada untuk ikut andil memberi peringatan pada burung  lainnya sembari berputar-putar terbang disekitar sumber suara.

Dalam hal ini akan lebih efektif, didekat sumber suara di letakan burung hantu, atau dengan kaki diikatkan pada dahan, jika burung hantu yang digunakan belum jinak.

Semua burung yang datang akan menyerang burung hantu tersebut, karena burung hantu diketahui saat malam hari suka mencuri telur, anak-anak, bahkan memangsa mereka. Maka, waktu siang hari adalah saatnya mereka membalas atau paling tidak melampiaskan kemarahannya, karena mereka tahu di siang hari kondisi burung malam itu buta.

Kondisi itulah yang dimanfaatkan oleh pemikat, dimana burung-burung berseliweran kesana kemari disekitar lokasi tersebut, kadang hinggap di dahan dan ranting terdekat yang sudah dipasang perekat sebelumnya oleh pemikat.

Dan burungpun terjebak, pemikat buru-buru lari menghampiri dan menyelamatkannya sebagai koleksi burung hasil pikatan atau dijual ke pengepul.

0 komentar:

Posting Komentar