Di era digital seperti sekarang ini,
memungkinkan orang menangkap burung liar dengan smartphone. Hadirnya teknologi
smartphone atau handphone tidak hanya mengubah hidup manusia akan tetapi berimbas juga kepada kehidupan
satwa, terutama burung. Hal itu dimulai dengan praktek pemikatan burung yang
melibatkan smartphone sebagai bagian dari peralatan pentingnya.
Bagi burung liar yang belum
berpengalaman, suara burung dari smartphone mampu mengecoh suara burung yang
sesungguhnya, karena kejernihan suara dari media yang mendekati dengan suara
aslinya. Lengking volume yang tinggi mengkristal dan tingkat noise yang sangat
rendah adalah teknologi yang sukses dibesutnya.
Dulu, diera 2003-2005 an, ketika
smartphone mulai booming dengan vendor terkenal seperti, Nokia, Sony erycsson,
Motorola dan Siemen, dampak ini belum terlihat.
Smartphone digunakan sebagai alat
untuk mengikat burung ditengarai justru sejak munculnya smartphone lokal pada
jaman itu, seperti Cross, Mito, Evercoss, Advan dan smartphone lokal lainnya
yang dikenal dengan hape cina-an.
Menurut para pemikat burung dalam
menggunakan jasa smartphone, hape cina-an mempunyai frekuensi suara yang lebih
tinggi dan keras sehingga mampu menembus suara-suara gaduh yang lain,
ketinggian suara itu setara dengan suara burung nyata di alam liar.
Kronologi Memikat Burung
Menggunakan Smartphone
Bermula dari :
Karakter
Burung yang mempunyai karakter
fighter (petarung) senatiasa menjaga daerah teritorialnya. Jika ada burung
asing yang mencoba memasuki daerah teritorialnya pasti akan diserang, karena
baginya adalah sebuah ancaman. Kedatangan burung lain merupakan tamu tak
diundang yang mengusik keberadaan mereka perlu diusir jauh-jauh. Mereka
mengetahui itu dari suara kicau yang muncul dari burung pendatang tersebut.
Masa Birahi
Bagi burung yang sedang meningkat
dewasa dan menginjak tingkat birahi akan mencari lawan jenis (pasangan)nya. Hal
itu dilakukan dengan komunikasi yang menggunakan suara atau kicauannya.
Suara Tanda Bahaya
Setiap jenis burung di alam liar
mempunyai suara khusus yang digunakan sebagai alarm (tanda bahaya) yang akan
dibunyikan saat ada bahaya yang
mengancam.
Dari aspek-aspek itulah pemikat
burung memanfaatkannya sebagai sarana dalam memikat burung yang diinginkannya.
Pertama, seorang pemikat mencari
tempat strategis yang paling sering dilalui burung saat mencari makan, bermain,
atau sekedar beristirahat, atau dalam istilah perburungan sering disebut tempat
favorit.
Pada dahan-dahan pohon dimana burung
akan bertengger lebih dulu dipasang perekat yang terdiri dari campuran getah pohon karet dan getah pohon benda. Setelah itu, baru ditengah rimbun
dahan-dahan digantungkan smartphone. Dari musik player smartphone disetel suara
burung dengan mode pengulangan satu lagu, agar suara burung yang diperdengarkan
akan tetap sama dengan diulang ulang.
Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan, karena jika seting pada tombol pengulangan lagu tidak dilakukan dan media player
akan meneruskan dengan lagu yang selanjutnya yang kebetulan bukan suara burung,
maka acara akan berakibat fatal. Sebab, tidak lucu bila seandainya suara burung tiba-tiba
berbalik menjadi My Heart Will Go On by Silen Dion. Kawanan burung dijamin
bubar karena dikira kapal Titanik akan tenggelam.
Ada dua jenis suara burung yang
digunakan dalam pemikatan burung ini.
Pertama, Jika pemikat menginginkan
burung tertentu, contoh, pemikat menginginkan burung Cucak hijau , maka suara
yang diperdengarkan di smartphone adalah suara burung Cucak hijau ,
Sebagai burung fighter, mendengar ada
suara burung asing yang berani berkicau dengan lantang di daerah teritorialnya,
sebagai burung penguasa teritorial akan marah, maka dia akan datang mencari
dimana sumber suara berada. Dalam hal ini akan lebih efektif digunakan jontrot
( burung sejenis digantungkan didaerah
sumber suara).
Kedua, jika pemikat menginginkan
semua jenis burung yang ada disekitar daerah itu tanpa kecuali, maka suara yang
cocok digunakan adalah, suara kompilasi beberapa burung yang mengeluarkan suara
tanda bahaya. Semua burung yang sekiranya mendengar suara alarm
tanda bahaya itu akan datang, mereka juga mengeluarkan suara senada untuk ikut
andil memberi peringatan pada burung
lainnya sembari berputar-putar terbang disekitar sumber suara.
Dalam hal ini akan lebih efektif,
didekat sumber suara di letakan burung hantu, atau dengan kaki diikatkan pada dahan,
jika burung hantu yang digunakan belum jinak.
Semua burung yang datang akan
menyerang burung hantu tersebut, karena burung hantu diketahui saat malam hari
suka mencuri telur, anak-anak, bahkan memangsa mereka. Maka, waktu siang hari adalah saatnya mereka
membalas atau paling tidak melampiaskan kemarahannya, karena mereka tahu di
siang hari kondisi burung malam itu buta.
Kondisi itulah yang dimanfaatkan oleh
pemikat, dimana burung-burung berseliweran kesana kemari disekitar lokasi
tersebut, kadang hinggap di dahan dan ranting terdekat yang sudah dipasang
perekat sebelumnya oleh pemikat.
Dan burungpun terjebak, pemikat
buru-buru lari menghampiri dan menyelamatkannya sebagai koleksi burung hasil
pikatan atau dijual ke pengepul.
0 komentar:
Posting Komentar