Sabtu, 11 Agustus 2018

BIBIT BOBOT BEBET



Mungkin anda pernah mendengar 3 kata,  bibit bobot bebet. Apa, sih, maksudnya ?

Lebih dari sekedar kata, rangkaian dari 3 kata ini adalah falsafah, terutama bagi kalangan orang tua, sebagai pedoman dalam menasehati anak cucunya.

Pada hakekatnya, kata-kata ini justru ditujukan bagi orang muda. Ketika seorang pemuda atau pemudi berniat mencari pendamping hidup, dalam hal ini adalah menikah dan membina rumah tangga bahagia damai sejahtera sampai di akhir masa, tentunya membutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang sering tidak bisa diputuskan sendiri, lalu datanglah kepada orang lain yang lebih berpengalaman dalam menghadapi hal yang sama untuk meminta pendapat dan nasihat agar tidak salah dalam melangkah.

Pandangan yang sangat penting dalam mencari pasangan yang akan menjadi teman sepanjang hidup, diharapkan untuk terlebih dahulu memperhitungkan unsur  bibit bobot bebet pada pasangan yang akan dipilih, filosofi yang terkandung di dalam kata bibit bobot bebet begitu sangat dalam sehingga sering digunakan sebagai azas dasar dalam menentukan sebuah pilihan, terutama dalam menentukan pasangan hidup seseorang. Setiap makna yang terkandung pada tiap kata tersebut adalah:

* BIBIT

Bibit adalah orang yang melahirkan seseorang. Orang yang dilahirkan tersebut sebagai keturunannya. Bibit yang bagus akan melahirkan keturunan yang bagus, bibit yang jelek akan melahirkan keturunan yang jelek. Dalam bahasa yang lebih familier, kata "bibit", dapat disepadankan dengan istilah faktor keturunan.

Dalam memilih pasangan yang baik, kita harus melihat keturunan siapa orang yang kita rancang sebagai pasangan tersebut. Tentunya seseorang yang kita pilih harus dari keturunan yang baik. Baik disini meliputi beberapa aspek kehidupan, seperti

* Perwatakan turunan

Kita perlu melihat garis keturunannya dalam segi watak, watak baik dan watak jelek akan diturunkan pada keturunannya.

Orang yang mempunyai watak keras, temperamental, suka menyiksa suami/istri (KDRT), penjudi, suka kawin cerai dan watak-watak buruk yang lainnya, disamping bisa terjadi karena pengaruh lingkungan dan sosial, juga dapat diakibatkan dari fakror keturunan. Begitu juga sebaliknya, watak baik seseorang juga akan menurun kepada anak, cucu dan seterusnya.

* Penyakit Turunan

Ada beberapa jenis penyakit yang mempunyai riwayat keturunan, seperti, hemofilia, penyakit asma keturunan, penyakit buta warna keturunan, diabetes miletus dan lain-lain. Penyakit-penyakit tersebut adalah jenis-jenis penyakit keturunan yang sulit dicegah.

Selain dalam segi fisik, segi psikologis juga perlu dipertimbangkan, seperti ada salah satu atau beberapa dari garis keturunan seseorang yang menderita penyakit jiwa/gila, baik itu keturunan dari ibu, ayah, paman, bibi, nenek, kakek dan seterusnya. Disamping pengaruh kehidupan, lingkungan sosial dan yang lainnya,  penyakit kejiwaan juga sering ditimbulkan dari faktor keturunan. Bahkan jenis penyakit jiwa dari faktor keturunan termasuk jenis penyakit jiwa yang sulit disembuhkan. Kita tidak bisa membayangkan kalau hal itu kebetulan menurun kepada keturunan kita nanti.

* Kelainan genetik turunan

Kelainan genetik juga perlu kita perhatikan, karena kelainan genetik yang terjadi  seseorang dapat menurun pada garis keturunan seterusnya. Apakah anda tidak akan bermasalah seandainya anak anda lahir dan besar sebagai orang kerdil yang berukuran tinggi hanya setengah meter, semua hanya karena anda nekat kawin dengan seorang lelaki/wanita yang kerdil?

Apakah kebetulan orang kerdil itu anda sendiri yang sedang membaca artikel ini? Ini akan menjadi kabar bagus buat anda. Jika anda termasuk orang yang mempunyai tubuh yang kerdil, pendek atau kelainan tubuh yang lainnya, carilah pasangan yang memiliki anatomi tubuh yang sempurna, terutama tinggi badannya. Hal ini sangat penting diharapkan demi untuk memperbaiki keturunannya kelak. Cukuplah kekerdilan anda yang menjalani, tapi anaknya biar mengikuti pasangan anda sebagai anak yang tumbuh dengan normal dan dapat membantu anda kelak besar nanti.

Aktor film kerdil kita Ucok baba menikahi perempuan dengan tinggi badan yang normal, dikaruniai anak dengan ukuran tinggi badan yang normal, karena gen dari anaknya mengikut kepada gen ibunya.

* BOBOT

Makna dari bobot disini adalah kualitas. Kita perlu mencari pasangan hidup yang berbobot atau berkualitas. Kualitas seseorang dapat dinilai dari intelektualitas, jabatan, status sosial dan kekuatan-kekuatan lain yang menunjukan seseorang menjadi berbobot.

Tidak akan sama orang yang berpendidikan dengan orang yang tidak berpendidikan, begitu juga dengan jabatan, tidak mungkin seseorang bisa mencapai suatu jabatan tertentu jika orang tersebut sebelumnya tidak mempunyai kualitas.

Selain pendidikan dan jabatan, bobot seseorang juga dapat timbul dari sebuah kelebihan-kelebihan lain yang dimiliki, sehingga didalam kedudukan sosial ia tetap memiliki kedudukan yang berarti, meski dalam pendidikan tidak tinggi dan tidak juga mempunyai jabatan yang resmi.

Banyak faktor yang dilakukan oleh seseorang yang membuat seseorang akan lebih mempunyai bobot dibanding orang lain, dari kepribadian, keimanan, kedermawanan, kepahlawanan dan berbuatan yang luhur lainnya, sehingga orang disekitarnya akan merasa segan dan hormat kepadanya. Orang yang demikian juga dikategorikan orang yang berbobot.

Orang berbobot adalah orang yang tahu tentang banyak hal, tetapi tidak sombong. Berkata penuh makna dan dapat dipercaya,  bukan tong kosong nyaring bunyinya. Orang ini juga berjiwa ksatria, berjiwa besar dan disegani kawan dan lawan. Orang berbobot akan selalu ditempatkan ditempat yang utama dan akan dipilih menjadi kepala suku, jika dia berada disebuah pedalaman. Akan ditunggu setiap watwa-watwanya jika dia seorang pemuka agama.

* BEBET

Bebet di ambil dari bahasa Jawa yang bearti sabuk (belt). Sesuai fungsinya bebet adalah sebagai tali penopang pakaian penutup pinggang , seperti celana untuk laki-laki dan kain untuk perempuan sebagai sabuk pengaman agar bisa menutupi pinggang sehingga pinggang akan aman didalam menopang bagian tubuh dan juga menutupi aurat.

Filosofi bebet adalah harta, kekayaan dan penghasilan. Bisa dikonotasikan dengan ekonomi. Dalam sebuah keluarga seseorang akan merasa aman jika dalam hidup sehari-hari tercukupi kebutuhan, terutama sandang, pangan, tempat tinggal yang nyaman sebagai kebutuhan utamanya (primer), serta bisa hiburan dan mampu membeli hal-hal lain yang diinginkan sebagai kebutuhan keduanya(scunder).

Tidak menafikan, bahwa setiap manusia pasti mendambakan kehidupan seperti itu. Jika masih ada pilihan, bukankah begitu penting hal-hal seperti itu perlu dipikirkan?, tak terkecuali kepada seseorang yang kita rancang sebagai bakal pendamping hidup kelak.

Tak dipungkiri semua hal yang disebutkan diatas adalah tentang materi, namun demikian, bukan berarti kita meletakan diri sebagai seorang yang matre (memandang sesuatu diukur dengan materi), tapi kita juga tidak bisa munafik, untuk mengatakan, "bukan materi yang dicari", kalau kenyataannya memang cinta saja tidak cukup untuk membina keluarga aman, bahagia dan sejahtera, apa salahnya.

Bagaimana bisa hidup aman, bahagia, dan sejahtera kalau setiap hari ditagih hutang oleh debt colektor-debt colektor yang sok seram, ada kebutuhan mendadak tapi tak ada tabungan tersimpan, ingin itu dan ini hanya mimpi. Ujung-ujungnya, lelah.

Semua itu terjadi lantaran karena salah kita sendiri, memilih pasangan hidup yang memiliki bebet yang kurang kuat, padahal seharusnya punya banyak kesempatan untuk dapat memilih yang terbaik.

Maka dari itu, bagi yang belum terlanjur,  pikirkan dan perhitungkan dengan matang bibit bobot bebet orang yang hendak diputuskan menjadi calon suami atau istri.


0 komentar:

Posting Komentar