Selasa, 07 Agustus 2018

Seperti Apa Alam Semesta Tempo Dahulu Kala



Jika kita telusuri dari awal bagaimana manusia akhirnya menemukan seperti apa ujud dan apa yang dilakukan Alam Semesta hingga seperti yang telah berhasil ditemukan di jaman sekarang sungguh unik dan  lucu.

Dari jaman manusia mulai menghuni bumi, setiap memandang ke langit dan melihat bintang-bintang dan semua benda yang ada disana pasti sangat penasaran, benda apa  gemerlap kedap- kedip penuh cahay itu?.

Karena penasaran dan minimnya kemampuan melihat dengan obyektif, timbulah pendapat-pendapat dan andai-andai yang tidak jelas menurut pendapatnya masing-masing, bahkan hanya berdasar atas kepercayaan atau mitos semata. Meskipun sekilas nampak masuk diakal, tetapi tetap saja itu bukan fakta.

Kosmologi Mesir memiliki kisah, Matahari adalah dewa yang bernama Ra. Setelah menciptakan diri, kemudian bersatu dengan bayangannya sendiri dan menghasilkan anak kembar, Shu, dewa udara, dan Tefnut, dewi hujan. Shu dan Tefnut bersatu, menghasilkan anak kembar juga, Geb sang dewa bumi, dan Nut sang dewi langit. Geb dan Nut akhirnya bersatu, tetapi hal ini membuat kakek mereka marah, Ra memerintahkan Shu untuk memisahkan mereka, dan membawa Nut jauh ke atas bumi, sebagaimana seharusnya seorang dewi langit. Sejak itu Nut menyentuh bumi hanya dengan ujung jari-jari kaki dan tangannya. Tubuhnya diselimuti bintang-bintang, yang juga adalah anak-anaknya sendiri, membentuk lengkungan cakrawala.



Menurut Plato bintang-bintang adalah makhluk hidup, ilahiyah, dan kekal. Dia berpendapat pergerakan sejati benda-benda langit dapat diterjemahkan kedalam gerak melingkar seragam. Diktum ini diyakini dalam astronomi hingga akhir abad ke 16.

Plato : Tuhan selalu sibuk dengan geometri.

Aristoteles mengajarkan bahwa, Alam Semesta senantiasa ada. Itu berarti, Alam Semesta tidak ada yang menciptakan.

Aristoteles :" Bumi itu bulat dan terpaku di pusat Alam Semesta. Alam itu luas tapi terbatas. Dibatasi oleh permukaan bola tempat bintang-bintang tetap (primum mobile). Tak ada apa-apa diluar itu. Bagian dalam primum mobile diliputi selubung bola. Semua berpusat pada pusat bumi. Semuanya terbuat dari eter, unsur langit yang berupa kristal padat. Eter tak kasat mata,tak berbobot, lebih murni dibanding api".

Planet-planet, matahari, dan bulan berada dalam selubung yang terbuat dari eter. Selubung yang melingkupi bulan adalah batas terendah ruang angkasa. Gerakan selubung terdalam dikendalikan melalui penghubung mekanis oleh selubung berikutnya dari primum mobile, sumber dari segala gerakan di Alam Semesta. Mekanisme lengkap seluruhnya membutuhkan 55 kulit.

Setiap elemen mempunyai pusat alamiah. Gerakan alamiah bumu secara keseluruhan maupun bagian-bagiannya adalah menuju pusat Alam Semesta, itulah sebabnya bumi berputar dipusatnya.

Bumi yang bergerak mengaburkan perbedaan absolut antara materi duniawi (terestrial) dan materi angkasawi (celestial)

Parahnya lagi, jika Bumi hanyalah sebuah planet, maka terbuka lebarlah prospek ide dunia majemuk, bahwa ada planet lain yang juga berpenghuni.

Alam Semesta Versi Injil

Doktrin-doktrin Kristen, bahkan doktrin-doktrin Yahudi yang telah lebih dulu, selalu memberi penjelasan tentang kenyataan spiritual yang bukan dari bagian dari ilmu fisika primitif.  (C.S. Lewis.)

Pendeta Harry Emerson Fosdick : "Dalam Injil, Bumi yang datar ditegakkan diatas hamparan laut. Bumi itu diam. Langit seperti sebuah mangkok terbalik diatasnya. Tepi lingkaran mangkok ini ditopang oleh pilar-pilar. Matahari dan bintang -bintang bergerak di dalam cakrawala ini. Di atas langit ada laut, dan melalui jendela langit hujan diturunkan ke Bumi. Beginilah dunia menurut  pandangan injil".

Cendekiawan Cina, Ko Hung, turut andil dalam berteori tentang Alam Semesta.

Ko Hung : "Alam Semesta itu kosong, luas dan tak bertepi. Matahari, Bulan dan kumpulan bintang-bintang mengapung bebas diruang kosong, bergerak atau tetap diam, dan semuanya bukan apa-apa selain uap yang berpijar".

Melihat ke langit seperti melihat barisan gunung-gunung yang tampak kuning dari kejauhan , yang lama kelamaan menjadi kebiruan. Tat kala kita melihat kebawah lembah sedalam ribuan meter, lembah akan terlihat hitam kelam. Akan tetapi birunya gunung dan hitamnya lembah itu bukanlah warna yang sesungguhnya.

Orang Jain, pengikut sebuah agama di Asia Selatan, punya banyak dewa yang tinggal dibanyak langit, tetapi mereka tidak percaya bahwa salah satu dewa inilah  yang menciptakan Alam Semesta.

 Menurut mereka Alam Semesta selalu ada dan tak dapat dimusnahkan. Jika tuhan yang membuat dunia ini, dimanakah dia sebelum dunia ini ada? jika dia tidak perlu tempat tinggal, dimanakah dia sekarang?

Bila tak ada yang diperlukan untuk membuat dunia ini, maka tentunya dunia dapat menjadikan dirinya sendiri tanpa memerlukan seorangpun.

Jika tuhan menciptakan dunia karena mencintai makhluk dan memerlukan mereka, mengapa dia tidak menciptakan dunia yang penuh kebahagiaan dan bebas dari kejahatan

Terhubung dengan Yunani. Kosmologi barat dimulai dengan fisuf-filsuf dari Miletus, sebuah koloni Yunani kuno di Asia Kecil. Thales, konon yang paling awal diantara mereka, diyakini sebagai yang pertama menolak sudut pandang mistik kosmologi dan mulai menyusun gambaran sekuler mengenai Alam semesta.

Bumi adalah sebuah piringan datar yang terapung dipermukaan air. Segala sesuatu berasal dari air. Matahari, Bulan dan Bintang adalah uap yang berpijar. Thales mungki saja seorang yang praktis.

Anaxagoras dari Clazomenae adalah orang Barat pertama yang terang-terangan menyatakan bahwa, Bulan bersinar dengan cahaya yang diterimanya dari Matahari. Matahari adalah sebuah batu putih yang panas, bukan dewa. Oleh para pemercaya dewa, terang dia dituduh kafir. Anaxagoras dibuang ke Lampsacus.

Era Kristen abad pertengahan

Akibat dari konsepnya tentang Alam Semesta yang senantiasa ada, Aristoteles masih dihujat diera Domini Canes awal abad 13 karena bertentangan dengan ALKitab.

Kitab Kejadian mengatakan, Tuhan menciptakan Alam Semesta. Bagaimana mungkin Aristoteles mengatakan bahwa Alam Semesta telah selalu ada? Injil sengaja memakai metafora untuk ditujukan kepada orang-orang awam.

Semakin kesini, Hampir semua gagasan ilmuwan tentang Alam Semesta berbenturan dengan kandungan Alkitab. Bahkan Copernicus dipenjara, dicap kafir karena gagasannya, Matahari dan bintang-bintang itu diam tak bergerak, tetapi bumi bergerak.

John Calvin : "Siapa yang menanggung dosa menempatkan karangan Copernicus lebih tinnggi  dari ayat-ayat Ruh Kudus?"

Martin Luther : "Orang tolol ini hendak memutar balikan semua pengetahuan tentang astronomi, padahal kitab suci mengatakan bahwa Joshua telah memerintahkan Matahari untuk tetap diam, bukannya Bumi"

Lembaga sensor mencekal buku-buku Copernicus, juga buku-buku lain yang berdasarkan pemikiran yang sama.

Cardinal Belarmino : "Aku peringatkan dia agar doktrin Copernicus, bahwa Bumi bergerak mengelilingi Matahari dan bahwa matahari diam dipusat Alam Semesta tanpa bergerak dari Barat ke Timur harus ditolak"

Ilmuwan Galileo yang sebelumnya menemukan adanya lembah dan gunung di Bulan dan bintik hitam pada Matahari berpihak pada gagasan Copernicus, Galileo sendiri telah membuat kemulusan  permukaan Matahari dan Bulan disangsikan dengan penemuannya itu, tetapi Galileo dilindungi oleh penguasa dan keluarga Khatolik Medichi, sehingga ia dan karyanya tidak termasuk dalam daftar pendosa.

Dengan kekuatan yang dimiliki Galileo bertahan pada usahanya menyeret Gereja Khatolik ke zaman modern. 359 Tahun Kemudian, Gereja Khatolik akhirnya mengaku salah telah mengkafirkan orang yang mengatakan bahwa bumi mengitari Matahari.

Lembaga Inkuisisi telah mengafirkan Galileo pada 1633 karena mendukung teori Copernicus hanya karena bertentangan dengan Injil.

"Lebih baik terlambat daripada tak pernah," kata Margherita Hack, direktur astronomi Universitas Trieste. (Reuter)

Ternyata gagasan Copernicus adalah satu-satunya gagasan yang dimana dalam cosmologi modern ini dinyatakan akan kebenarannya, memang begitulah adanya.

Karena perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, hingga dunia dapat membuat alat yang lebih canggih misalnya dengan dibuatnya pabrik pembuatan kaca, hingga dapat diciptakan teleskop yang berkapasitas lebih besar lagi, dan pencarianpun lebih mudah dilakukan. Demikian tekhnologi terus akan berjalan seiring waktu demi waktu.

Sumber  : Alam Semesta For Beginner, by Felix Pirani / Christine Roche dan Internet

0 komentar:

Posting Komentar