Selasa, 21 Agustus 2018

Menangkal Kejahatan Dengan Modus Hipnotis





Kejahatan dengan modus hipnotis sering terjadi dimana-mana. Motivnya kebanyakan adalah mengambil harta atau benda-benda berharga dari sikorban penipuan dengan cara menghipnotis si korban itu sendiri.

Ini adalah kriminal yang sangat membahayakan yang bisa menimpa siapa saja. Lebih membahayakan lagi, saat kejahatan model seperti ini berlangsung kadang tidak bisa dicurigai bagi orang yang melihatnya, meski dilakukan ditempat ramai yang banyak orang sekalipun, karena kejahatan dengan modus hipnotis berlangsung tidak ada kesan kekerasan atau ancaman, seperti penodongan, penjambretan dan kejahatan lain yang umumnya menimbulkan kegaduhan, bahkan perkelahian.

Kejahatan yang sebetulnya sama saja dengan praktek pengintimidasian jahat ini dilakukan dengan bentuk percakapan biasa yang dilakukan dengan korban, bahkan dilakukan dengan senyum dan keramahan. Hal seperti itu tidak mungkin membuat orang yang melihat curiga, kalau didekatnya sedang terjadi kejahatan.

Orang hanya melihat beberapa orang sedang bercakap-cakap dipinggir jalan, mungkin sedang ada proses perkenalan, pendekatan atau hanya iseng menciptakan teman ngobrol saja. Bukankah itu lebih membahayakan dari kejahatan pada umumnya.

Penjahat biasanya memulainya dengan menanyakan sesuatu kepada korban, "Alamat ini dimana, ya?" lalu dilanjutkan dengan obrolan yang sama sekali tidak memperlihatkan ada maksud jahat dibalik keramahannya itu.

Sebentar saja waktu berlangsung, ketika korban tersadar telah kehilangan benda- benda berharga raib dari tangannya. Yang dia sadari hanya ia baru saja berkenalan dengan seseorang dan sempat ngobrol beberapa obrolan. Itulah, sekelumit kejahatan yang dilakukan dengan hipnotis.

Dengan demikian, marilah kita mengenal lebih banyak tentang kejahatan dengan hipnotis sehingga kita akan lebih waspada dan dapat menghindarinya.

Sebagian besar kejahatan itu dilakukan dengan cara berkelompok, dalam kelompok masing-masing mempunyai tugas yang saling mendukung dan melengkapi. Biasanya penjahat dibidang ini sudah memahami mekanisme tingkah laku dan indra manusia.

Berikut ini beberapa kasus kejahatan dengan hipnotis yang memamfaatkan indra manusia.

a. Menepuk Tangan Ke Pundak/Anggota Tubuh Korban

Model kejahatan ini mudah dilakukan dan tidak mencolok.  Kejahatan ini memanfaatkan sugestivitas fisik yang lebih ke arah "kinestetik". Dalam hal ini, pelaku melakukan sentuhan-sentuhan fisik dan emosioanal yang membawa korban ke kondisi hipnosis (induksi), sehinnga korban kehilangan kesadaran normalnya.

Saat korban kehilangan kesadaran normalnya, pelaku melakukan sugesti penipuan yang membuat korban menuruti apa yang diinginkan oleh pelaku. Biasanya, penjahat melakukan "Pre Induction" dengan bertanya, misalnya, "Ma'af, pukul berapa sekarang?", "Ma'af, alamat ini ada di mana, ya?" dan semacamnya.

b. Dengan Menatap Mata Korban

Mekanisme yang digunakan kejahatan hipnotis tipe ini adalah dengan memanfaatkan sugestivitas fisik korban yang lebih ke arah "visual", yaitu memanfaatkan kelelahan otot mata untuk membawa masuk ke dalam kondisi hipnosis korban. Saat korban masuk ke dalam kondisi hipnosis, penjahat dapat memasukan sugesti penipuan dengan mudah ke alam bawah sadar tanpa melalui filter dari pikiran sadar. Dengan demikian setiap apa yang diperintahkan akan dilakukan oleh korban.

c. Dengan Media Telepon

Pada model kejahatan ini mekanisme yang dilakukan oleh penjahat adalah memanfaatkan sugestivitas fisik korban yang berfokus ke arah "audio". Pelaku melakukan penekanan-penekanan ritme suara untuk memperdaya korban agar filter-filter pikiran sadar korban perlahan-lahan dibuat bingung (miss direction). Dalam proses selanjutnya, akhirnya, pikiran sadar korban memilih mempercayakan apa yang diperintahkan sipenjahat tersebut.

Untuk memperlancar aksinya, biasanya penjahat menggunakan berbagai tipe emosional untuk melakukan pendekatan kepada calon korban (Pre Induction) dan akhirnya menembus pikiran bawah sadar korban (Induction). Hal ini berarti, pelaku berusaha membuka gerbang pikiran bawah sadar korban dengan memanfaatkan berbagai tipe emosional berikut ini,

*Emosi Gembira

Dengan menunjukan mimik ramah, senyum dan ceria, penjahat berhasil menanamkan kesan dirinya adalah orang yang baik. Kesan itu digunakan sebagai pintu gerbang  untuk berkomunikasi dengan alam bawah sadar korban.

*Emosi Sedih

Akting kesedihan sengaja dibangun kepada di depan calon korbannya. Respon rasa kasihan dari korban digunakan untuk dapat masuk ke alam bawah sadar korban dan berkomunikasi disana dalam melancarkan penipuannya.

* Emosi Menekan/Menakut-Nakuti

Penjahag biasanya mendandani dirinya agar dipandang lebih hebat dan seram. Misalnya, pelaku mengenakan jubah hitam, setelan jas lengkap dengan dasi yang begitu meyakinkan, hal ini dilakukan agar korban merasa rendah diri didepan penjahat tersebut.

Saat korban sudah merasa rendah, pikiranpun akan terkontaminasi dengan tekanan-tekanan, seperti,  rasa takut, rasa seram dan tekanan-tekanan lainnya. Lambat laun, pikiran sadar korban sulit menganalisis dan bingung yang akhirnya alam pikiran bawah sadarlah yang berperan.

Momen itulah yang ditunggu oleh penjahat guna melancarkan aksinya (ingat, pikiran bawah sadar lebih bersifat netral)

* Emosi Memberi Harapan

Dalam aksinya, penjahat dapat berpura-pura menjadi "juru selamat', "motivator", atau "pemberi harapan".

Penjahat memberikan harapan-harapan untuk sesuatu dengan jelas dan masuk akal. Calon korban benar-benar dipermainkan hinggga lupa diri. Sebagai contoh, penjahat menawarkan sebuah jam tangan yang berlapis emas 24 karat, padahal sebenarnya hanya barang imitasi belaka.

Bagi penjahat yang sudah lihai dapat menggunakan ke4 tipe tipuan itu dengan bersamaan.

Bagaimana menghindari semua itu biar tidak jadi korban?

Diantara satu caranya adalah, melawan hipnotis dengan hipnotis yang kita miliki, yaitu "self hypnosis". Berikut ini tekhnik yang dapat dipraktekan.

Menhindari kejahatan hipnotis bisa kita lakukan dengan selalu menanamkan sugesti positif ke dalam diri kita sendiri. Misalnya, bisikan dalam hati kata-kata, "Saya hanya dapat dihipnotis oleh orang yang kompeten". Harap hati-hati dengan kata-kata seperti, "Mulai sekarang dan seterusnya saya tidak dapat dihipnotis oleh siapapun", karena bagaimanapun, hipnotis juga suatu saat dibutuhkan untuk diri kita sendiri untuk masalah yang kita hadapi.

Ketika kondisi pikiran anda mulai terpusat pada apa yang dikatakan oleh penjahat dan merasa tidak mampu melawan. Biasanya timbul gejala, seperti, bingung, melayang, pusing, atau diiringi perasaan terburu-buru.

Jangan panik! Tangkal kejahatan atas nama "hipnosis" dengan mengucapkan hal yang baik secara berulang-ulang dalam hati, misalnya, berzikir kepada Tuhan, melantunkan do'a-do'a dengan terus menerus hingga pikiran menjadi tenang
kembali.

Visualisasikan pikiran anda seolah-olah ada cahaya pelindung yang dikaruniakan dari Tuhan Yang Maha Esa (menurut agama dan kepercayaan masing-masing).

Anda bisa melakukan visualisasi dengan membayangkan adanya cahaya atau sinar putih yang terang seolah-olah mengelilingi anda, semakin lama semakin membentuk cangkang yang kuat. Lakukan hal itu hingga
anda menjadi tenang kembali.

Penangkalan yang lain adalah membiasakan diri menjadi orang yang bersyukur kepada Tuhan. Orang yang selalu bersyukur akan bijaksana dalam menyikapi segala bentuk iming-iming yang menjadi modus penipuan dengan atas nama hipnotis.

Jika anda mengenali diri anda sendiri termasuk orang yang sugestivitasnya tinggi, sebaiknya jangan bepergian seorang diri, setidaknya ada seorang yang menemani, karena penjahat mampu menganalisis level sugestivitas orang yang dijumpainya dan itu akan menjadi sasaran empuk bagi mereka.



Sumber : Buku, Dahsyatnya Hipnosis, Willy Wong dan Andri Hakim, Visimedia.



0 komentar:

Posting Komentar