Dalam memenuhi kebutuhan hidup, manusia harus bekerja. Sejuta macam jenis pekerjaan di dunia ini, hasilnyanya pun bervariasi.
Dari penghasilan pas pasan sekedar bisa bertahan hidup, hingga penghasilan besar yang dapat memenuhi kebutuhan yang lebih besar, dan seterusnya.
Semua orang ingin mendapatkan yang lebih banyak lagi. Kebutuhan manusia memang dirasa tidak ada batasnya. Hanya kematianlah, barangkali yang dapat mengakhirinya.
Beberapa jenis pekerjaan menghasilkan hasil yang kecil dan beberapa jenis yang lain dapat menghasilkan penghasilan yang besar. Anda pilih yang mana? Tentunya, anda pilih yang kedua, kan? Semua terserah anda. Hidup adalah pilihan.
Tuhan menciptakan makhluknya dibekali dengan kekuatan- kekuatan, baik kekuatan tubuh atau otot, juga kekuatan pikiran atau otak. Semua diberikan kepada manusia untuk berbuat sesuatu agar bisa bertahan hidup. Bentuknya adalah bekerja.
Disamping otot yang kuat, manusia dilengkapi juga dengan akal pikiran yang bersarang didalam otaknya, itulah yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya.
Kembali dengan perihal mencari penghasilan, anda dapat melakukan dengan salah satu dari keduanya. Hal ini juga sebetulnya yang hendak saya bahas. Dua hal itu mencakup dua jalan didalam bekerja. Yaitu, dengan otot atau dengan otak.
Otot yang kuat sebagai karunia yang kuasa, membuat seseorang dapat bekerja dan akhirnya didapatlah upah sebagai hasil dari jerih payahnya. Otot yang lemah tidak mampu mengangkat barang-barang yang berat, padanya masih ada otak, dengan kecerdasannya dapat pula dipergunakan untuk berusaha.
Orang yang melakukan usaha, dinamakan pengusaha, orang yang bekerja dinamakan pekerja atau karyawan. Seseorang dikatakan pengusaha bila memiliki perusahaan. Dan seseorang dinamakan perkerja atau karyawan, bila melakukan suatu pekerjaan atau karya.
Pekerja atau karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan akan mendapatkan bayaran yang dibayar setiap bulan. Berapa jumlah nominal pembayaran yang didapat, katakan sebanyak UMR, berkisar 2 juta rupiahan. Berapa kebutuhan anda dengan uang sejumlah tersebut, dapat anda hitung masing-masing, Cukup, kurang atau lebih.
Begitu juga dengan perusahaan, tempat dimana para karyawan berkarya, pada akhir bulan juga dapat dihitung berapa kira-kira keuntungan yang diraih dalam perusahaan, itulah jatah yang diperoleh oleh pemilih perusahaan, yaitu pak pengusaha. Maukah seorang pengusaha memiliki keuntungan yang sama dengan satu orang karyawannya? Tentu saja tidak akan mau. Bahkan jumlah gaji dari seluruh jumlah karyawan, masih jauh lebih besar penghasilan yang didapatkannya.
Baik pemilik usaha maupun karyawan, dalam perjalanan usahanya, pada hakekatnya adalah sama-sama orang yang sedang bekerja, bedanya, karyawan atau kuli bagian mengangkat barang-barangnya dan pemilik usaha tidak.
Pemilik usaha kelihatan hanya duduk-duduk, berbincang-bincang, kadang-kadang menyuruh kesana dan kesini. Itulah kerja seorang pengusaha, sama dengan kuli-kulinya yang mengangkat barang kesana kemari.
Kembali ke soal penghasilan, jika penghasilan dari perusahaan yang begitu besar nominalnya adalah jatah pengusaha dan UMR yang pas-pasan adalah jatah untuk kuli-kulinya.
Dengan nominal upah yang pas-pasan itu, karyawan, sering berlibur di akhir bulan bersama keluarga sekedar refreshing saja tidak mampu, tidak ada jatah untuk hal itu, menutup hutang bulanan saja, masih untung bisa tertutup. Sementara, pak pengusaha bergelimang harta dengan hasil yang sebanyak-banyaknya. Jangankan refreshing, keliling duniapun ia mampu.
Kesimpulan dari uraian di atas adalah, pengusaha bekerja dengan otaknya dan kuli bekerja dengan ototnya. Jika anda disuruh memilih, pilh yang mana?
Jika dibandingkan, hebat mana, otot atau otak?
Bagaimana jika digabung, otot dan otak maju bersama?
Sebagai bahan renungan, untuk hidup, janganlah kita menilai kemampuan hanya dari kekuatan otot semata, akan tetapi, kita masih punya otak yang bisa kita gali, yang lebih hebat dari apa yang kita pikirkan.