Senin, 14 Oktober 2019

TIMUN EMAS DAN BUTA IJO (PART 2)



Timun Emas berlari sekencang-kencangnya. Dia bahkan tidak tahu kemana arah yang dituju. Tak peduli padang ilalang ia terjang. Baginya yang penting menjauh dari Buta Ijo.

Mendapati Timun Emas ternyata melarikan diri, tidak banyak pikir lagi Buta Ijo langsung mengejarnya. Melihat bayangan Timun Emas berkelebat yang ternyata sudah jauh meninggalkannya, Buta Ijo menambah kecepatan langkahnya. Baginya, Timun Emas adalah haknya dan tidak boleh seorangpun mengambilnya.

"Timun Emas, berhentilah, ikutlah bersamaku, kau adalah miliku!" teriaknya.

Alih-alih membuat gadis kecil itu luluh, teriakan Buta Ijo malah membuat Timun Emas bertambah takut. Dia tahu Buta Ijo dapat mengejar dengan langkahnya yang lebih panjang dibanding dirinya. Dia juga melihat Buta Ijo semakin dekat dibelakangnya. Rupanya dengan sekuat tenaga raksasa itu tidak mau gagal menerkam mangsanya, layaknya seekor harimau mengejar seekor kelinci disebuah hutan.

Rasa takut membuat seseorang tidak lagi berpikir dengan logika. Ia ingat, ibunya berpesan untuk melempar satu-persatu bekal yang diberikan setiap ada bahaya yang mengancam. Reflek, Timun Emas mengambil satu item dari bekal tersebut dan sekonyong-konyong dilempar ke arah Buta Ijo. Yang dilempar ternyata hanya garam.

Garam yang jatuh tersebar ditanah mencair, meleleh dan mengalir menjadi air payau. Begitu cepat proses itu terjadi dan tidak lama air menggenang menjadi danau tepat dilokasi yang mau dilewati Buta Ijo.

Sangat mengagetkan peristiwa itu, tapi tidak ada waktu lagi untuk menghiraukan, Buta Ijo memutuskan untuk menyeberangi danau tersebut meski dirinya ragu dapat melakukannya. Danau yang dalam memaksa Buta Ijo harus berenang, tubuhnya yang besar dan kepandaian berenang yang kurang membuat Buta Ijo mengalami kesulitan. Tubuh Buta Ijo tenggelam timbul dengan napas yang terengah engah bagai sekarat namun tetap mencoba.

Situasi itu digunakan Timun Emas untuk menjaga jarak lebih jauh lagi dengan meneruskan langkahnya berlari, sementara Buta Ijo terus berusaha menyebrang danau. Namun demikian, meskipun dengan susah payah, akhirnya Buta Ijo berhasil juga melalui rintangan tersebut. Dan iapaun meraih daratan dan meneruskan pengejarannya.

Keduanya sama-sama lelah, dua makhluk yang terdiri, satu raksasa dan satunya lagi anak manusia terus berkejar-kejaran.

"Timun Emas, berhentilah, jangan membuat aku marah, kau tidak akan dapat lepas dari aku!" teriak Buta Ijo semakin tegas.

Timun Emas melirik kebelakang tak acuh kepada Buta Ijo. Nampak Buta Ijopun sama-sama lelah, terlihat dari langkahnya yang semakin gontai disertai napas yang sudah tersengal. Tapi, rupanya nafsu yang besar untuk memilikinya membuat dia bertahan.

"Berhentilah sayang, jangan siksa aku begini" katanya dengan napas yang tersengal dan kaki yang serasa sudah tidak mau dilangkahkan lagi. Jarak Buta Ijo dengan Timun Emas hanya beberapa langkah saja. Tapi raksasa itu tidak melakukan apa-apa. Dia lebih sibuk mengurus sesak napasnya yang demikian menyiksa daripada mengurus Timun Emas yang didepan mata, dengan napas yang tersengal dia hanya membungkuk memegang lutut yang mulai bergetar.

"Hah !, siksa, siapa yang menyuruhmu mengejar aku?" tanya Timun Emas.

"Tidak ada" jawab Buta Ijo. "Ini adalah perjanjian antara aku dengan ibumu untuk mengambil anaknya jika dia terlahir sebagai perempuan"

"Tapi, aku tidak mau ikut denganmu, bagaimana, apakah kau tetap mengejarku?" tanya Timun Emas. 

"Tentu, aku tidak akan berhenti mengejarmu, sampai kau benar-benar ku dapatkan" jawab Buta Ijo bersikeras dengan keinginannya.

Timun Emas melihat senjata yang tersisa dua butir, yang berarti tinggal dua kesempatan mengatasi bahaya yang mengancam. "Kalau begitu, terimalah ini!" teriak Timun Emas seraya melempar satu bendel bungkusan yang ternyata berisi jarum.

"Timun Emas, apa yang kau lakukan ?" tanya Buta Ijo yang merasakan tanah didepannya mulai bergetar, dari dalam tanah bermunculan rumpun-rumpun pohon bambu yang sangat lebat. Kini kali kedua Buta Ijo menyaksikan keajaiban yang dilakukan Timun Emas.

Rumpun-rumpun pohon bambu yang lebat membuat Buta Ijo mendapat kesulitan untuk menerobosnya. Buta Ijo tetap tidak menyerah, seberapapun susahnya diapun berusaha menerobos setiap rumpun bambu yang lebat itu.

Timun Emas menyaksikan kegigihan Buta Ijo yang tidak kunjung surut menjadi kuwatir. "Jika Raksasa itu akhirnya berhasil juga menembus rintangan yang kubuat, apa jadinya. Aku hanya memiliki satu bendel senjata yang tersisa. Jika akhirnya itupun dilalui, tamatlah riwayatku" pikirnya dalam hati.

Sementara Buta Ijo terus dengan usahanya menerobos setiap celah rimbunnya pohon bambu tanpa kenal menyerah. Kenyataan itu dilihat sendiri oleh Timun Emas. Namun demikian, tak banyak yang dapat dilakukan lagi, kecuali mengandalkan satu bendel senjata terakhir yang harus digunakan menunggu sa'at yang tepat.

Setelah senjata kedua digunakan, apa yang dicemaskan Timun Emaspun terjadi. Buta Ijo terbukti masih mampu melampoi  rintangan yang kedua. Dengan Tubuh babak belur akibat himpitan dan gesekan batang bambu yang keras, Buta Ijo keluar dengan senangnya. Bahkan, dia masih dapat tertawa lebar, mungkin karena leganya berhasil terbebas dari siksaan akibat susahnya menerobos lebatnya rumpun bambu.

"Hahaha...! sudah ku bilang, kau tak akan dapat lepas dari aku, Timun" katanya dengan suara yang menggelegar.

"Tidak, kau tidak akan dapat mengambilku" kata Timun Emas tidak dapat menerima.

Dengan hati yang pasrah Timun Emas melempar senjata terakhirnya yang ternyata hanya seiris terasi. Terasi yang terjatuh meleleh, lalu membentuk gelembung-gelembung. Gelembung-gelembung tersebut pecah dan menyebar ketanah. Setiap tanah yang tersentuh menjadi gembur, dengan cepat hal itu terjadi membuat tanah disekitar lokasi menjadi rawa endut hanya dalam hitungan detik saja.

"Apa lagi yang kau lakukan, Timun?" tanya Buta Ijo tak habis pikir.

"Hai, Buta, kuingatkan kau, sebaiknya urungkan saja niatmu untuk mendapatkan diriku?"kata Timun Emas.

"Jangan coba membujukku, gadis kecil" jawab Buta Ijo.

"Aku serius, aku berbaik hati padamu"

" Berbaik hati apa, kau selalu membuat sulit aku, itukah yang namanya berbaik hati?" Buta Ijo tidak percaya.

"Jika kau melewati rawa endut itu, kau bisa tenggelam, kau bisa mati, untuk kali ini, percayalah padaku ?" kata Timun Emas meyakinkan.

"Selama ini aku tidak pernah gagal melewati rintangan yang kau berikan, aku tahu apa yang selalu kau lempar dari genggamanmu telah habis, dan ini yang terakhir, setelah ini, tak ada lagi halangan untuk menangkapmu gadis kecil, keberhasilan sudah didepan mata, aku sudah tak sabar membayangkan pulang dengan membawamu, sayang" Kata Buta Ijo tidak menuruti bujukan Timun Emas. Ia beranggapan, itu hanya akal-akalan Timun Emas karen keajaiban yang dimilikinya sudah habis.

Tak menurut dengan apa yang disarankan, Timun Emas membiarkan Buta Ijo yang tetap keras dengan pendiriannya. Buta Ijopun melangkahkan kakinya masuk kearea rawa. Kaki besar dan berat itu masuk, diteruskan  dengan kaki yang lainnya. Beberapa langkah kedepan masih dapat berjalan. Namun, pada langkah berikutnya, kaki Buta Ijo semakin sulit untuk diangkat, sayang sekali, padahal jarak yang ditempuh sudah sepertiga dari panjang jarak rawa seluruhnya. Tanah yang semakin gembur dan pekatnya lumpur rawa membuat kedua kakinya perlahan-lahan hanya terperosok saja, semakin dalam dan semakin dalam. Pelan, tapi pasti.

Kondisi tersebut sampai membuat kaki Buta Ijo tidak dapat digerakan sama sekali. Ia benar-benar tersetak dan membuat tubuhnya hanya dapat berdiri terpaku seperti tiang yang ditancapkan ditengah rawa. Ia hanya bisa melambaikan tangan dan merasakan badannya semakin  tenggelam.

"Tolong...tolong!" teriaknya.

Namun, teriakan tinggal teriakan. Badan yang besar terus masuk ke bumi. Hingga sampai pada detik-detik teriakan itupun harus berhenti setelah batas lumpur sudah melewati garis mulut yang memaksa membungkamnya dari mengucapkan beberapa kalimat.

Setelah mulutnya, lalu matanya, ubun-ubunnya dan terakhir bagian kepalanya. Hingga tenggelamlah semuanya, semua bagian tubuhnya. Dan permukaan rawapun kembali tenang.

Segelembung udara muncul, itu napas Buta Ijo yang terakhir.

Dengan tenggelamnya Buta Ijo, maka legalah perasaan Timun Emas, seakan berakhirlah ancaman yang selama ini menghantui hidupnya, membuat dia harus berjuang sendiri hidup dan mati. Sekaligus mengakhiri cerita pengejaran gadis cantik Timun Emas oleh raksasa Buta Ijo. Sebuah cerita rakyat yang sudah sangat terkenal.

Timun Emaspun kembali menemui  ibunya yang seorang diri. Betapa ibunya sangat senang melihat anaknya kembali dengan selamat dari ancaman siButa Ijo. Ia berterima kasih kepada Tuhan. Ia percaya, apa yang tejadi semua tidak lepas dari pertolonanganNya.

Dan sejak saat itulah dipangkuan ibunya Timun Emas hidup bahagia.

Rabu, 09 Oktober 2019

TIMUN EMAS DAN BUTA IJO (PART 1)


Apa kabar gaess! Nyaris satu minggu kita tak jumpa, kali ini saya mau mendongeng, dongeng yang  menghiasi emaginasiku puluhan tahun berlalu hingga sekarang masih terngiang, terutama disaat-saat sepi seperti ini.

Mengenang masa kecil, menjelang tidur, ibuku selalu mendongeng, tujuannya adalah untuk mengantarkan aku agar lekas tidur. Alih- alih lekas tidur, dongeng ibu malah membuatku tidak bisa tidur, aku hanyut dalam alur cerita.

Bagaimana tidak, dongeng itu tentang gadis cantik Timun Emas yang harus bergelut dengan perjuangan hidup atau mati membebaskan diri dari kejaran Buta Ijo (Raksasa dengan tubuh berwarna hijau) yang mau menyantapnya.

Begini awal cerita itu terjadi. Pada suatu hari hidup seorang janda di tengah sebuah hutan jauh dari keramaian maupun tetangga layaknya orang hidup ditengah-tengah masarakat pada umumnya. Dia hidup secara solitair. Mungkin frustrasi dari perkawinannya yang gagal hingga memilih untuk hidup menyendiri di sebuah tempat tanpa ada seorangpun mengetahuinya.

Sebagai manusia yang merupakan genus makhluk sosial, bagaiman dia dapat hidup tanpa seorangpun di sekeliling kehidupannya. Dia tidak mempunyai tetangga manusia.

Ini adalah kisahnya. Walaupun tak ada segelintirpun manusia kecuali dirinya seorang, naluri jiwa sosial tidak lepas begitu saja pada dirinya. Sebagai gantinya, ia membangun hubungan sosial dengan makhluk apa saja yang ada disekelilingnya.

Namanya ditengah hutan, masarakat yang ada disana juga para penghuni hutan, seperti binatang, hantu, siluman dan makhluk- makhluk lain selain manusia, tentunya.

Janda muda yang masih tergolong cantik itu memiliki keinginan besar mempunyai seorang anak, sungguh sesuatu yang tidak mungkin, sedang bertemu laki-laki saja tidak pernah. Akan tetapi, Nini Srindil ( nama janda tersebut) tidak menyerah berdoa kepada Yang Kuasa agar tetap dikaruniai seorang anak. Keyakinannya kepada yang Maha Pencipta begitu besar, baginya tidak ada yang sulit jika sesuatu telah mendapatkan ridloNya, hanya Dialah sebaik-baik tempat meminta.

Rupanya Tuhan mengabulkan doa umat tersebut, apapun bentuk terkabulnya sebuah do'a, semua tidak lepas dari taqdir dan kehendakNya juga.

Seorang raksasa Buta Ijo tiba-tiba datang menemui Nini Srindil . Kedatangannya bermaksud menawarkan bantuan kepada Nini Srindil dalam mewujudkan keinginannya yaitu memiliki momongan atau anak, tapi dengan satu sarat. Sarat tersebut adalah kalau anak yang akan lahir nanti laki-laki, dia akan menjadi anak yang bisa membantu dan menjaga ibunya dan tidak ada hal apapun yang harus dibayar sehubungan dengan jasa si Buta Ijo tersebut. Dia melakukannya semata-mata  ikhlas membantu.

Akan tetapai, jika anak yang akan lahir nanti perempuan, Buta Ijo akan mengambilnya. Tidak diterangkan untuk apa anak perempuan saat sudah diambilnya nanti, mungkin untuk dijadikan piaraan atau bahkan untuk santapan, mengingat Buta Ijo adalah raksasa yang juga dikenal suka makan orang.

"Bagaimana, diel?" kata Buta Ijo menegaskan tawarannya.

Nini Srindil semula bingung untuk memutuskan untuk menerima atau tidak dengan perjanjian yang  tidak pasti dan spekulatif tersebut. Tidak bisa dibayangkan jika perjanjian itu tidak sesuai apa yang diharapkannya, namun akhirnya ia memutuskan untuk menerimanya, apapun resikonya.

Dengan menerimanya perjanjian yang ditawarkan oleh Buta Ijo berarti perjanjian telah disepakati. Buta Ijo kemudian memberikan sebutir timun yang masih muda dan  menyuruh Nini Srindil  memakannya.

Entah karena apa, setelah Nini Srindil memakan timun tersebut, Nini Srindilpun hamil. Ia sangat bahagia terjadinya hal tersebut.  Sembilan bulan ia membawa jabang bayi didalam kandungan dengan penuh rasa sayang dan penuh suka cita.

Setelah genap sembilan bulan usia kehamilan, maka lahirlah jabang bayi, celakanya, bayi yang baru lahir itu berkelamin perempuan, sesuai perjanjian dengan Buta Ijo, jika bayi lahir perempuan, maka Buta Ijo akan datang untuk mengambilnya.

Nini Srindil tiba-tiba menjadi sedih mengingat hal itu, apalagi jika melihat anak yang baru lahir sangat cantik dan lucu. Ia baru saja memberi nama, Timun Emas, sesuai dengan pemberian Buta Ijo yang ternyata menjadi penyebab kehamilan setelah makan pemberiannya yaitu buah timun.

Hanya selang beberapa hari, apa yang didugapun terjadi. Buta Ijo datang, Buta Ijo begitu girang setelah mengetahui anak yang lahir itu perempuan. Diapun tidak sabar ingin membawanya.

Nini Srindil memang sadar sudah kalah perjanjian, tapi berat sekali rasanya untuk memberikan Timun Emas kepada Buta Ijo. Apapun caranya ia berusaha untuk mempertahankannya.

"Apa Timun Emas mau dibawa sekarang, pak Buta?" tanya Nini Srindil.

"Tentu, dong, mang kenapa?" tanya Buta Ijo.

"Kalau boleh saya sarankan, sebaiknya biarlah Timun Emas saya piara dulu, setelah dia besar dan menjadi remaja pasti dagingnya akan lebih enak dan jumlahnya  lebih banyak dari pada masih orok seperti ini, disamping dagingnya masih lunak, porsinya juga belum mencukupi untuk seorang raksasa" kata Nini Srindil.

"Oh, gitu, ya" jawab Buta Ijo. "Oke, kalau begitu, piara saja dulu, nanti aku kesini setelah dia besar dan sudah menjadi remaja". Katanya menurut saja pada saran Nini Srindil.

Nini Srindil merasa lega, siasatnya untuk mengelabuhi raksasa itu berhasil, seperginya Buta Ijo yang tidak jadi mengambil Timun Emas, melainkan menundanya di syukuri dengan sujud syukur. Meskipun hidup sebagai orang hutan, Nini Srindil tidak melupakan Tuhannya, dia selalu rajin mengerjakan sholat. Dia juga berkeyakinan apa saja yang terjadi pada dirinya juga semua semata-mata atas kehendaknya.

Hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berlalu Timun Emas hidup bersama Nini Janda menjadi anak kesayangan. Timun Emas tumbuh menjadi putri yang sangat cantik dan berbakti kepada orang tuanya. Sampai suatu hari, usianya terhitung tepat 17  tahun, sweet seventeen, yaitu masa remaja yang sedang manis-manisnya. Hal itu sekaligus juga menunjukan detik-detik Buta Ijo akan datang untuk yang kedua kali sesuai dengan janjinya untuk mengambil Timun Emas.

Melihat kenyataan itu, Nini Srindil jatuh lagi dalam kesedihan. Semakin berat berpisah dengan Timun Emas. Ia tidak dapat membayangkan disuatu waktu Buta Ijo membawanya begitu saja. Lagi-lagi dia hanya berserah diri kepada Tuhan. Ia memohon agar Timun Emas tetap berada disisinya, ia tidak mampu berpisah dengan anak satu-satunya yang sangat disayang itu.

Air mata do'a seorang ibu untuk anaknya tak pernah berhenti berkumandang, dia terus mengetuk langit.

Dan hari yang ditakutinya akhirnya datang juga. Buta Ijo datang tepat pada waktu yang dijanjikan. Melihat Timun Emas yang sudah besar, berkulit bersih dan berwajah cantik, Buta Ijo sangat girang.

Melihat Buta Ijo datang ke rumah dan perhatian yang semua tertuju kepada dirinya, Timun Emas jadi salah tingkah.

Nini Srindil mengerti dengan keadaan anaknya. Namun demikian, apa boleh dikata, ia belum sempat memberi tahu kepada Timun Emas apa yang terjadi sebenarnya.

Mumpung Buta Ijo sedang duduk di ruang depan menunggu Timun Emas berkemas-kemas, merupakan kesempatan Nini Janda untuk menjelaskan kepada Timun Emas tentang apa yang terjadi.

Setelah dijelaskan dengan detil tentang semuanya, Timun Emas menangis dan langsung memeluk Nini Srindil, ibunya.

"Nggak mau, aku tidak mau ikut Buta Ijo, bu" katanya, seraya berusaha mendongkel pintu belakang rumah.

" Mau kemana, nak?" tanya ibunya.
" Aku mau pergi" jawab Timun Emas

Nini Srindil tidak melarang. Ia berpikir itu lebih baik daripada bersama Buta Ijo. Selang beberapa langkah Timun berjalan, " Nak!" panggilnya.

Ibunya menghampiri Timun Emas. Dari tangannya diberikan sebuah bungkusan yang didalamnya berisi 3 buah bendel  jimat sebagai senjata buat keselamatan . Sebagai seorang ibu, sudah sepantasnya Nini Srindil melakukkan apa saja demi keselamatan anaknya.

"Hati-hati, nak, do'aku nenyertaimu, lemparkan satu persatu benda itu saat kau dalam bahaya" katanya sambil perlahan-lahan melepaskan pelukan dan kepergian Timun Emas.

Mendengar samar-samar percakapan dan kegaduhan kecil dibelakang rumah, Buta Ijo jadi curiga. Iapun mengintip ke belakang  menuju sumber kegaduhan. Apa yang ia dapati tidak lain Timun Emas yang sedang siap-siap melarikan diri untuk menghindari dirinya.


( Bersambung ke Part 2)

Selasa, 24 September 2019

PENDUDUK DI DAERAH LERENG GUNUNG SELAMET MAKAN CEBONG




Beberapa kampung di daerah pedalaman lereng gunung Selamet penduduknya masih makan cebong. Cebong yang merupakan anak katak atau bangkong masih menjadi santapan faforit didaerah itu. Namun demikian, cebong yang mereka makan tidak asal cebong, akan tetapi secara khusus hanya cebong yang hidup disungai Logawa.

Cebong ditangkap dengan seser, wuwu dan jala, alat tangkap ikan yang terkenal disana. Tidak jarang juga cebong ditangkap dengan tangan telanjang, akan tetapi cebong tidak bisa ditangkap dengan kail atau pancing.

Sungai Logawa yang memiliki air dengan tingkat kejernihan tinggi dan ph yang rendah masih aman diminum tanpa terlebih dahulu dimasak. Begitu juga semua jenis ikan yang mendiami kali itu, semua memiliki cita rasa yang lezat tak tererkecuali berudu atau cebong yang merupakan keturunan dari jenis katak yang mendiami daerah sekitar sungai.

Jenis ikan sungai Logawa tidak sama dengan jenis ikan air tawar yang kita kenal seperti tawes, melem, mujaer dan lainnya, ikan sungai Logawa memiliki ciri yang khusus, disamping rasanya yang lezat, bentuk tubuh dan karakternya memiliki perbedaan yang sangat signifikan.

Meski petani disekitar kali banyak yang membudidayakan ikan air tawar, ikan air tawar tidak dapat bertahan hidup lama di kali Logawa.

Pernah beberapa petani mencoba melepas benih ikan air tawar yang diambil dari empang miliknya ke kali Logawa. Setelah beberapa lama ikan bertahan hidup, namun beberapa waktu kemudian, ikan semakin berkurang dan lama kelamaan menghilang.

Setelah diteliti, ternyata ikan-ikan tersebut tidaklah menghilang, melainkan berpindah tempat dengan mengikuti arus air ke daerah bagian bawah pada dataran yang lebih rendah.

Pada dataran tinggi tidak jauh dari hulu sungai Logawa suhu air sangat rendah membuat air begitu dingin. Tak banyak jenis makanan yang terdapat disana, sehingga tidak semua ikan dapat bertahan. 

Sedangkan daerah bagian bawah, masuk ke perbatasan kota sudah berbeda lagi. Air sudah terasa hangat, karena banyaknya anak-anak sungai dari sumber lain di perkampungan sekitar yang bermuara di kali Logawa, ditambah lagi dengan suhu udara yang tinggi.

Jenis ikan dibagian bawahpun bergeser dari ikan kali Logawa menjadi ikan air tawar biasa yang tidak berbeda dengan ikan empang yang dibudidayakan oleh penduduk kampung disekitar daerah kali bagian bawah. Sebaliknya, ikan asli Logawalah yang tidak kuat disini.


Beberapa jenis ikan yang hidup dikali Logawa dapat dihitung dengan jari, diantaranya yang sangat dikenal adalah, udikan, kekel, keting, lunjar, pelus, nyongo dan udang. Selain itu adalah cebong, yaitu berudu anak katak yang juga dikonsumsi oleh penduduk disekitarnya. Diantara species ikan yang ada yang paling lezat adalah Udikan, bentuknya ada kemiripan dengan ikan tawar Melem dengan perbedaan bentuk sisik yang khas dan ukuran yang lebih panjang.

                                Udikan

Untuk makanan, beberapa jenis ikan kali Logawa memakan lumut bebatuan dan beberapa memakan cacing, serangga dan binatang-binatang lainnya yang hidup dikali. Beberapa yang lain ada juga yang kanibal atau makan sesama ikan yang lain.

Yang menarik menangkap ikan dikali Logawa adalah penangkapan ikan dengan tangan telanjang. Ada kebiasaan penduduk sekitar kali Logawa melakukan penangkapan ikan dengan cara "Marak" yaitu penangkapan ikan dilakukan dengan cara beramai-ramai melibatkan banyak orang.

Dengan bergotong royong beberapa orang terlebih dahulu membendung setengah areal kali, setengah kali yang lain dibiarkan mengalir lebih lancar dengan menyingkirkan batu-batu yang ada ke pinggir untuk kemudian ditumpuk sedemikian rupa sebagai tranggul bendungan yang akan dikeringkan airnya tidak jauh sisebelahnya.

Tumpukan batu yang masih bercelah kemudian disuap dengan jerami hingga tranggul benar-benar rapat dan setengah kalipun menjadi kering, meninggalkan sedikit sisa aliran tidak berarti.

Di moment itulah semua orang yang ada beramai-ramai turun ke lokasi menangkap ikan yang sudah terjebak oleh berkurangnya air, sehingga tidak cukup ruang untuk bergerak sekedar meloloskan diri. Dengan tangan telanjang cukup dengan meraba-raba disetiap celah-celah batu dimana ikan-ikan biasa bersembunyi. Dimana satu dari jenis-jenis ikan tersebut adalah cebong.

Sungguh mengasikkan menangkap ikan dengan cara demikian, tidak sekedar  mencari ikan, tapi lebih kepada sebuah rekreasi yang dilakukan bersama-sama orang yang sudah dikenal seperti, tetangga, teman dan handai tolan yang secara sosial semakin jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Adanya acara ini keakraban tumbuh kembali.

Akan tetapi, acara semacam ini tidak dilakukan setiap hari, dan juga bukan merupakan mata pencaharian penduduk.

Jenis ikan sungai Logawa sudah termasuk binatang langka, penangkapan secara besar-besaran disadari oleh semua pihak dapat mengancam kepunahan mereka, oleh karena itu baik pemerintah maupun masarakat sekitar sepakat untuk bersama-sama menjaga keutuhan populasinya dengan cara melarang praktek exploitasi kali yang tidak bertanggung jawab oleh pihak manapun.

Sayangnya, hingga kini belum ada yang berhasil membudidayakan ikan Logawa tersebut seperti ikan-ikan jenis lain yang sudah dilakukan oleh banyak petani ikan.

Hal ini jauh berbeda dengan cebong, disamping kemampuan adaptasi yang bagus, mereka juga berkembang cepat di kali Logawa. Meskipun penangkapan setiap hari dilakukan, stock barang tidak akan berkurang.

Nelayan ikan cebong Logawa dapat menjual disekeliling kampung terdekat dan lebih jauh lagi jika hasil tangkapan lebih banyak.

Demikian ikan yang nyaris tak bertulang bercitarasa nan gurih ini disukai oleh masarakat yang tinggal tidak jauh dari hulu kali Logawa tepatnya di Wadas pecah, Lereng Gunung Selamet.

Senin, 23 September 2019

PROSES TAHI LUWAK MENJADI KOPI LUWAK



Akhir-akhir ini binatang Luwak banyak diminati, baik oleh para pecinta binatang maupun yang sekedar memanfaatkan keunikan binatang demi semata-mata kepentingan tertentu.

Bagi para penggemar binatang, memelihara binatang piaraan merupakan keasikan tersendiri. Hubungan antara tuan dan binatang kesayangan biasanya akan terjalin begitu mesra.

Keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan. Disamping mendapatkan kasih sayang, binatang juga mendapatkan apa yang dibutuhkan, seperti makan, minum, tempat tinggal dan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan tuannya dengan cuma-cuma, sehingga binatang tidak perlu repot-repot mencarinya sendiri kemana saja sebagaimana binatang liar yang hidup dialam bebas.

Pemiara binatang dapat menyalurkan kasih sayang terhadap binatang piaraannya. Mengamati kelucuan tingkahnya, memberi makan, memandikan dan kesibukan lain dalam mengurus binatang dapat mengurangi perasaan yang sedang stres. Luak manjadi salah satu pilihan bagi yang sedang mencari binatang piaraan.

Lain daripada binatang piaraan biasa, Luwak dapat membantu melancarkan bisnis yang mendatangkan keuntungan besar bagi yang mengetahui caranya.

Jika anda pernah mendengar tentang minuman papan atas berharga mahal bernama, "Kopi Luwak", satu gelas kopi dibandrol Rp 200000-an, anda tidak perlu heran, justru yang perlu anda herankan adalah proses dari pembuatan kopi luwak dari memetik bahan hingga siap menjadi minuman bergengsi itu sendiri.

Kopi Luwak tidak hanya sama namanya, ternyata proses terjadinya kopi luwak tidak terlepas dengan kehidupan binatang Luwak itu sendiri.

Langkah pertama, dipeliharalah Luwak. Hewan menyusui (mamalia) termasuk dalam jenis musang dan garangan. Luwak mempunyai nama ilmiah Paradoxurus hermaprhroditus. Luwak diberi makanan kesukaannya yaitu biji kopi pilihan. Dikatakan biji kopi pilihan disini, karena biji kopi tersebut dipilih dari buah kopi yang benar-benar masak dari pohonnya. Disamping buah kopi yang masak, berwarna merah dan manis rasanya sangat disukai Luwak, disana ada fungsi lain yang nantinya bakal berguna bagi sipemilik Luwak itu sendiri.

Langkah kedua, dicari luwak liar yang memakan kopi, dalam memakan kopi di alam liar, luwak hanya memilih kopi yang benar-benar masak dan manis.



Luwak yang sudah kenyang makan buah kopi akan mengeluarkan kotoran setelah beberapa lama terjadi pemprosesan pada pencernakannya. Dalam proses pencernakan, Luwak tidak dapat memproses buah kopi dengan sempurna. Butiran kopi tidak bisa lebur bersama bahan makanan lainnya dan akan keluar bersama kotoran atau tahi yang dilakukan saat Luwak melakukan buang air besar atau berak. Kotoran yang mengandung biji kopi tersebut disaring, kotoran dibuang dan biji kopi dipisahkan untuk selanjutnya diproses menjadi kopi dengan proses sebagaimana pemprosesan pembuatan kopi pada umumnya, hingga kopi siap dihidangkan menjadi sebuah minuman. Itulah cikal bakal kopi ini dinamakan Kopi Luwak.



Menurut penggemar minuman Kopi Luwak, kopi ini memiliki cita rasa yang beda dibanding dengan kopi biasa (tanpa proses dengan Luwak). Biji kopi dengan kematangan yang sempurna ditambah dengan proses tambahan didalam lambung pencernakan. Enzim-enzim didalam lambung Luwak telah mempengruhi rasa dan kasiat Kopi Luwak membuat minuman tersebut menjadi bukan sembarang minuman, melainkan minuman yang berkelas.

Secangkir kopi luak dipercaya dapat menambah stamina, gairah hidup dan kekuatan seksual. Sayangnya, Kopi Luwak yang benar-benar asli tidak dapat dijumpai di warung-warung dan kedai-kedai minuman kecil yang banyak dijumpai disetiap sudut kota. Disamping harga yang mahal, penggemar Kopi Luwak banyak yang berasal dari kalangan atas yang kerap dengan sengaja mencari kuliner yang tidak biasa dan cenderung extrim. Sekedar penasaran atau sudah menjadi gaya hidup.

Bagi kalangan bawah cara berpikirnya mungkin masih rendah dan masih jernih, untuk membayangkan binatang yang lebih sering mereka jumpai dalam kehidupan sehari-harinya membuat mereka tidak akan sanggup menelannya.

Sepintas kilas kenyataan ini memang menjijihkan, bagaimana sebuah minuman terbuat dari tahi binatang. Namun, kenyataannya memang  demikian, Kopi Luwak yang fenomenal itu tidak lebih dari tahi seekor binatang.








Kamis, 19 September 2019

OBAT STRESS



Pernakah anda menderita dan bagaimana rasanya penderitaan?

Bagi yang belum pernah mengalaminya tentunya tidak dapat menjawab. Sama halnya dengan pertanyaan, pernahkah anda bahagia dan seperti apa rasanya kebahagiaan itu?

Bagi orang yang belum pernah bahagia tentu tidak dapat menjawab, pula. Akan tetapi, kapan seseorang menderita dan bahagia, orang dapat menjawab, setelah mereka mengalami satu diantara dua hal tersebut.

Orang akan merasakan seperti apa sebuah kebahagiaan setelah orang tersebut terlebih dahulu merasakan sebuah penderitaan. Sebaliknya, orang merasa sangat menderita setelah kebahagiaan yang selama ini menimang-nimang dirinya tiba-tiba sirna. Keduanya tinggal menunggu waktu mana yang akan terlebih dahulu datang untuk kemudian harus dirasakan.

"Itu pasti, bung?"

"Jika kau manusia, itu pasti"

Manusia mana yang dapat menjamin akan bahagia selamanya. Orang boleh berlomba-lomba mengejar harta, jabatan,carier, cita-cita, bahkan cinta. Semua tidak lain dengan tujuan agar hidupnya tidak menderita, melainkan hidup bahagia. Karena memang itu yang dicari manusia didalam hidup ini sebenarnya.

Tidak seorangpun manusia yang menginginkan hidup menderita. Itu adalah fitrah yang senantiasa ada dihati setiap manusia sejak mereka dilahirkan.

Sekarang, kau sedang berada diposisi yang mana? Bukan sedang menakut-nakuti, tapi mengingatkan. Jika kau senantiasa dianugerahi kebahagiaan, bersiap-siaplah agar kau siap menghadapi.

Kepada insan yang sedang berada di posisi yang tidak menguntungkan, bahkan mungkin sedang berkubang di dalam penderitaan yang akut, bersabarlah, agar kau tidak stres. Ingat! Tidak ada penderitaan yang bersifat abadi didunia ini. Apapun bentuknya, tinggal menunggu saja, kapan hukum alam itu akan datang. Jangan sampai hingga waktunya dia datang nanti keburu kau sudah stres. Nanti, bagaimana kau menikmatinya?

Tersenyumlah wahai semua insan yang sedang didera penderitaan, sejatinya kau sedang dalam proses menyongsong kebahagiaan. Dan prihatinlah, wahai semua insan yang sedang bergelimang kebahagiaan, bila perlu menangislah, semoga engkau kuat menghadapi hukum ketidak kekalan ini. 

Seribu jalan perubahan nasib yang manusia tidak mengetahui. Berikut ini beberapa contoh hal yang pernah dan mungkin terjadi pada manusia sehubungan dengan renungan diatas.

Katakan saja, kamulah orang yang menduduki posisi hidup didalam kebahagiaan, bagaimana jika tiba-tiba kamu sakit, dari sakit yang kau derita, membuat dokter harus memprediksi umurmu tidak lebih dari dua bulan lagi. Apakah kebahagiaan masih memenuhi ruang hidupmu dengan membawa prediksi dokter yang sangat akurat?

Katakan lagi, kamu adalah orang yang paling bahagia, karena baru saja meminang istri baru yang sangat cantik. Tapi, entah kenapa tiba-tiba kamu mengalami impoten. Istri barumu tidak bisa menerima itu dan langsung minta cerai. Lebih dari itu, dia kencan dengan laki- laki lain demi mendapat kepuasan dirinya. Bahagiamu pasti akan lenyap dalam seketika dengan hal yang sebelumnya sama sekali tidak terduga.

Contoh yang berikutnya, katakan, kamu adalah orang yang bangkrut, sekaligus membawamu kepada jurang kemiskinan, sudah miskin masih dikejar-kejar kolektor lagi. Hidupmu benar-benar menderita. Rasanya ingin bunuh diri.

Tidak ada angin tidak ada hujan, atas kehendak yang kuasa, tiba-tiba ada rejeki besar menghampiri, isengmu mengikuti undian ternyata menang. Kira-kira kondisi apa yang kamu rasakan sebelum dan sesudah mendapat undian? Dalam hitungan detik, muka murungpun menjadi senyum. Dalam hitungan detik, orang yang paling menderita sekampung berubah menjadi orang yang paling bahagia.

Semua contoh diatas adalah perumpamaan, akan tetapi bukannya tidak mungkin karena semua masih dalam tataran yang sangat masuk akal. Saya tidak bermaksud memojokan agar insan yang bahagia harus bersedih, tapi setidaknya, insan yang sedang didera penderitaan tidak stres apalagi depresi.

Selasa, 17 September 2019

BAJU KOKOH CHINA INSPIRASI BAJU KOKO MUSLIM INDONESIA



Siapa tahu bahwa baju muslim koko berasal dari baju China.

Baju koko sudah menjadi pakaian  Muslim di Indonesia. Di hari-hari raya Islam masarakat yang beragama Islam di Indonesia banyak yang memakai baju koko dalam beribadah merayakan hari raya sucinya. Menjelang hari lebaran baju koko laris dipasaran. Baju koko seakan-akan sudah menjadi pakaian wajib umat Muslim Indonesia.

Sekolah-sekolah agama Islam banyak yang menjadikan pakaian seragamnya dengan menggunakan baju koko.

Tidak cuma sebatas itu, bahkan orang Islam banyak yang menggunakan baju koko sebagai pakaian sehari-hari. Dengan memakai baju koko, seseorang dapat ditebak, bahwa orang tersebut cenderung orang alim, atau setidak-tidaknya beragama Islam, kecuali sengaja sedang menyamar.

Baju koko identik dengan Muslim di Indonesia.

Berbeda dengan pakaian muslim negara asal Agama Islam di Arab sana, bentuk pakaian mereka sudah ada sebelum Islam sendiri datang. Model pakaian mereka memang sudah menjadi budaya mereka. Bahkan masarakat yang tidak beragama Islam memakai pakaian yang sama.

Lain disana, lain disini. Pakaian umum masarakat Indonesia secara umum mencerminkan budaya Indonesia. Namun demikian secara khusus ada pakaian tradisional, pakaian adat dan ditambah dengan pakaian agama.

Pakaian agama yang dimaksud mungkin lebih tepatnya pakaian yang dipakai umat beragama didalam melakukan ibadah dalam perayaan agamanya.

Sejak para pedagang dari China daratan berniaga ke Indonesia, seiring berkembangnya Islam, pakaian mereka secara tidak langsung menjadi cikal bakal inspirasi pakaian  masarakat Islam setelah mengalami asimilasi budaya antara dua negara tersebut.



Membaurnya masarakat betawi dengan masyarakat keturunan Tionghoa menumbuhkan rasa toleransi tak sekedar saling menghormati, lebih kepada pertukaran tradisi dimana baju koko yang sejatinya pakaian masarakat Indonesia keturunan Tionghoa, terasa pas dipakai kalangan kaum Muslim akhirnya diadopsi menjadi pakaian mereka. Bahkan, masarakat keturunan Tionghoa sendiri tidak lagi mengenakannya. Mungkin mereka rela identitas itu dipakai kaum Muslim Indonesia sebagai pakaian khas mereka.

Di Tionghoa, pakaian tersebut bernama Tui-khim. Orang menamai baju koko karena baju tersebut dipakai oleh koh-koh (sebutan untuk warga negara Indonesia keturunan Tionghoa).

Begitulah asal usul baju koko, jika sekarang orang hanya tahu baju koko adalah pakaian Muslim dan hanya dipakai oleh para Muslimin.








Jumat, 13 September 2019

KISAH TENTANG LUKISAN YANG MELIRIK TEMANKU



Menulis adalah salah satu hobiku. Dari sekian banyak hobi yang kumiliki, hobi yang lain diantaranya adalah melukis. Ini mungkin yang paling unik dibanding hobi-hobi yang lain. Melukis tidak sekedar menggoreskan kuas kepermukaan kanvas, akan tetapi lebih kepada pikiran yang bekerja bagaimana memadukan beberapa warna menjadi sebuah kombinasi yang selaras untuk menjadi sebuah keindahan yang diinginkan.

Meski kelihatannya mengasikan dan tidak jarang seseorang tenggelam dalam keasikan tersebut, ternyata melukis sama seperti seni-seni yang lainnya memerlukan cita rasa dan keharmonisan dari beberapa aspek yang memunculkan bentuk artistik tertentu. Oleh karena itu, khusus untuk kali ini saya ingin menulis tentang hobiku melukis.

Bakat melukisku diketahui sejak duduk dibangku Sekolah Dasar, terbukti setiap diadakan lomba melukis aku selalu dapat juara, jika tidak juara pertama, juara dua atau minimal juara tiga gelar itu pasti kudapatkan. Hal itu berlanjut hingga di bangku SMP. Dibangku SMA, lomba lukis disekolah tidak kulakukan lagi, pasalnya, di MAN, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas sederajat yang kududuki tidak ada pelajaran melukis.

Akan tetapi hobiku tetep ku lakukan, meski tidak dalam sekolah, setiap waktu luang dan ada modal untuk membeli alat - alat, pasti aku gunakan untuk melukis. Sering ku dengar para ahli seni mengatakan, dalam melukis setiap pelukis mempunyai aliran masing-masing, tidak sama antara pelukis yang satu dengan pelukis yang lain. Ada aliran ini itu, seperti abstrak, dekoratif, realis dan lain-lain.

Aku sendiri tidak tahu dalam golongan mana lukisanku mengalir, karena belum ada ahli yang meneliti karya-karyaku.

Dalam melukis potret, aku melukisnya dengan semirip mungkin dengar goresan yang sangat lembut dan menghasilkan gambar yang tampak nyata, lebih-lebih jika dilihat dari jarak yang lebih jauh. Dari lembutnya goresan kuas yang ku aplikasikan, sering orang yang melihat mengira aku melakukannya dengan airbrush, padahal, goresan tangan yang kental saja.

Kadang-kadang orang menyuruhku melukis keluarganya yang sudah lama meninggal dunia untuk dipajang didinding, mungkin untuk selalu mengingat disetiap mereka memandangnya. Untuk melukis potret tidak sulit jika masih ada potret sisa dokumentasi saat masih hidup sebagai model dan tinggal meniru saja.

Celakanya, banyak yang minta dilukiskan keluarganya yang sudah lama meninggal, akan tetapi, tidak ada dokumentasi potret satupun yang tersisa. Jika sudah begitu, dasar dari lukisan tersebut hanya bersumber dari emaginasi. Semakin kuat emaginasi terhadap apa yang di lukis semakin banyak apa yang akan mereka dapatkan sesuai yang dibutuhkan.

Satu pengalaman terjadi, teman saya minta aku melukis kakeknya yang sudah meninggal puluhan tahun yang lalu, namun dia sudah tidak lagi menyimpan potretnya barang selembarpun untuk aku dapat membandingkannya di kanvas. Beruntung, waktu kecil, aku juga sering berjumpa dengan kakeknya itu, sehingga aku masih punya gambaran baik wajah dan bentuk tubuhnya, bahkan guratan detil wajahnya masih dapat kuingat.

Dengan dibantu komputer, aku menyusun grafik-grafik emaginasi seputar tentang figur kakek temanku itu dan mengukuhkannya menjadi sebuah bentuk, baru setelah itu kutuangkan ide tersebut kedalam kanvas dengan cat warna (oil colour).

Itu masih mending, lebih parah lagi, ada juga yang memesan hal yang sama, akan tetapi, disamping potret yang sudah tidak ada, saya juga tidak kenal dengan orang tersebut. Aku mengambil gambaran orang yang mau dilukis hanya berdasarkan cerita pemesan seputar bentuk dan rupa dari raga orang tersebut tatkala masih hidup , dari kumpulan ciri-ciri itu aku memperoleh gambaran untuk dituangkan ke dalam kanvas. Jadilah sebuah lukisan, seperti apa bentuk lukisan adalah sesuai dengan apa yang digambarkan oleh pemesan itu sendiri.

Sebuah kisah mistis Ratu Pantai Selatan yang misteri tidak luput dari perhatianku. Dengan karakteristik yang sering kubaca dari beberapa literatur, membuat aku berimajinasi tentang sosok ratu yang cantik namun kadang digambarkan sadis dan garang itu. Mengingat dia bukanlah golongan manusia biasa, melainkan golongan makhluk halus atau setan, mebangkitkan keinginanku untuk melukisnya.



Tentunya sosok yang kutuangkan pada kanvasku tidak luput dari apa yang kubayangkan tentang wujud daripada nyi Roro Kidul sesuai dari cerita yang aku baca. Sampai sekarang lukisan itu masih ada. Terhitung sejak artikel ini kutulis, usia lukisan tersebut sudah 20 tahunan, hingga kini lukisan tersebut masih kusimpan.

Hingga pada suatu hari, salah seorang temanku mengaku pernah mengalami hal aneh sehubungan dengan lukisan tersebut. Dia bilang, suatu hari ketika mau berkunjung kerumahku, sebelum sempat masuk ke rumah, terlebih dahulu mengintip lukisan itu yang terpasang di dinding di ruang tamu.

Lewat jendela kaca, ia melihat lukisan itu melirik kepadanya. Lalu ia mengurungkan niatnya masuk kerumah. Aku yang mendengar laporan itu tidak percaya. Aku mengatakan padanya, bahwa apa yang dia katakan itu bohong. Meski temanku  ngotot, tetap saja aku tidak percaya. Meski apa yang dilihat itu nyata sekalipun, aku katakan, itu hanya pikirannya saja yang berhalusinasi, sehingga apa yang dilihat seperti apa yang dipikirkan.

Jumat, 06 September 2019

TEKNOLOGI SEPERTI PISAU BERMATA DUA



Tak dapat dipungkiri, Media Sosial sekarang sudah menjadi tempat pertukaran informasi yang paling populer di masyarakat. Penggunanya meliputi semua lapisan. Dari anak-anak, orang dewasa, hingga kakek nenek, semua ada disana.

Sebelum ada internet, orang bergaul biasa-biasa saja . Mereka bertemu, berkomunikasi, berkelompok, berjual beli, berorganisasi dan lain-lain, dengan fisik yang berhadapan secara nyata.

Jaringan internet telah menciptakan dunia baru bagi manusia di alam elektronik, karenanya, sekarang orang dapat bergaul, berkomunikasi, berkelompok, berjual beli, dan bentuk sosial lainnya melalui jalur ini. Mereka bersosialisasi dengan sesama di alam yang tidak nyata, mereka bertemu tidak secara fisik, namun hanya didalam media. Mereka tidak dapat menyentuh antara satu dengan yang lainnya. Orang menamakannya dengan istilah dunia maya.

Jadi, ketika seseorang sedang asik berada di sebuah media sosial, facebook, misalnya, mereka memang sedang duduk atau berdiri di atas bumi, tapi tidak untuk pikirannya. Ketika mereka senyum-senyum sendiri didepan gadget atau komputer belum tentu berarti dia sudah gila. Dan juga kesendiriannya itu jangan dianggap sedang kesepian. Dia mungkin sedang seru ngobrol, bercanda, atau bahkan sedang bercinta. Atau bahkan, sedang bertransaksi perdagangan tertentu yang menghasilkan keuntungan. Semua itu, di lakukan hanya dalam gambar yang bersembunyi dibalik layar.

Dan anda yang mendapati teman anda sendiri sedang  melakukan itu, anda  merasa diri anda sedang  ditinggalkan, dia  cuek kepada anda. Niat anda  bertemu agar dapat ngobrol tentang hal penting,  tinggal impian. Mereka sibuk spaneng pada gadgetnya masing-masing. Buntutnya, malah anda sendiri yang kesepihan. Padahal anda berada disebuah tempat yang jumlah orangnya lebih dari lima orang, tapi lengangnya terasa bagai di kuburan.

Dunia maya yang tidak mengenal batas tempat dan waktu sering lebih mengasikkan daripada dunia nyata. Tak perduli rasa sosial, tak peduli orang lain, tak peduli lingkungan sekeliling, kalau sudah didepan internet, dunia serasa sudah pindah ke alam baka, dunia tempat dirinya berpijak tak lagi kelihatan di matanya.

Dapat dibayangkan, seseorang yang sedang  browsing, berselancar, berjalan, nenyelusuri atau apa saja istilah untuk internet. Apa saja informasi yang  diinginkan semua ada disana, dari hiburan, pengetahuan, bisnis, bahkan cari pasangan kencan.

Jangkauan jelajah jaringan internet bukan lagi seputar tingkat desa, kecamatan, kabupaten atau propinsi saja, akan tetapi internasional, brow! Bagaimana jika anda bandingkan dengan jalan-jalan keliling desa, atau paling banter dikota, belum tentu seharian anda dapat COD. Mendingan browsing dulu ke dunia maya, Setelah diel, baru copy darat.

Sebelum ada internet, informasi didapat dari media resmi yang tidak asal dalam menyajikan berita, ada peraturan dan tanggung jawab. Barang siapa melanggar peraturan, sangsi tegas akan didapatkannya.

Daripada perusahaan beritanya ditutup, lebih baik berhati-hati dalam bekerja, hasilnya, berita yang dihasilkan benar-benar terupdate dari sumber yang terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan.

Masyarakat lebih terarah hidupnya karena mendapat informasi yang benar, baik hidup bermasyarakat dan juga hidup bernegara.

Dijaman now, melalui media maya semua orang dapat mengunggah berita. Ironisnya, tidak semua berita yang dilontarkan itu belum tentu berita benar. Tidak sedikit berita hoak bertebaran, dari mereka yang sekedar iseng, hingga sengaja dipoles demi kepentingan tertentu.

Setiap konten berita yang tersaji di internet, entah itu tulisan atau video, pembacanya dapat langsung berkomentar. Tidak jarang saling memaki diantara komentator. Gonggongan pembaca lebih seru daripada siempunya berita. 

Tidak jarang negara sering kacau akibat ulah mereka. Masyarakat juga banyak yang kena tipu oleh aksi tipu-tipu yang dilakukan para penipu dengan memanfaatkan akses jaringan tersebut.

Internet bagai pisau bermata dua, kedua sisinya sama-sama tajam, yang bisa memainkan akan beruntung, yang tidak bisa memainkan akan tertusuk.

Banyak orang menjadi kaya mendadak bermula dari bermain internet, tapi tidak sedikit yang sengsara akibat ulahnya. Itulah dunia cyber, dunia elektronik, dunia maya yang hadir dijaman milenial kini. 

Bill gate, salah satu pemuda yang berhasil mengambil manfaat dalam bidang ini mengatakan, "Siapa yang menguasai informasi, dialah yang akan menguasai dunia", apa yang dikatakan Bill gate bukan isapan jempol, hobynya dalam dunia elektronik telah membawanya dalam deretan pemuda terkaya dunia. Menyusul kemudian pembuat sekaligus pemilik facebook sendiri, Mark Sugarburg. 

Mereka adalah contoh orang yang mampu memanfaatkan potensi dan situasi dunia di sisi yang positif. Sedangkan yang sekarang berada di penjara adalah contoh segelintir orang yang menggunakan media sosial pada sisi yang negatif, yang menggunakan alat canggih ini sebagai pengedar hoak, penghasut orang, aksi tipu-tipu dan aksi-aksi lain yang merugikan orang lain.

Jika anda harus memilih dari dua pilihan tersebut, akan pilih yang manakah anda? Semua teserah.  

Senin, 02 September 2019

SETELAH MENIKAH BARU BELAJAR MENCINTAI ( KISAH SITI NURBAYA JAMAN NOW )




Belajar mencintai setelah menikah, berarti sebelum menikah tidak ada rasa cinta, dong?

Cinta tumbuh kapan saja dan dimana saja. Adanya pernikahan memang tidak dapat dilepaskan adanya rasa saling mencintai diantara kedua pasangan yang melakukannya. Diawali dari saling jatuh cinta, dan berlanjut hingga peminangan dan berakhir di kursi pelaminan. Itu biasa, proses yang sudah umum terjadi dalam tatanan kehidupan manusia di dalam masarakat.

Yang tidak biasa adalah, adanya perkawinan yang tidak didasari rasa cinta. Karena suatu hal telah membuat kondisi itu harus terjadi. Dijodohkan orang tuanya, dijodohkan teman, dapat dari media sosial dan insiden-insiden lain yang pada intinya tidak sempat mengenal lebih banyak dari pasangan yang mendadak menjadi pasangan hidup.

Kalau selama ini kita berpikir, menikah karena dijodohkan itu produk jaman bahela yang identik dengan jaman penjajahan. Orang menyebutnya, jaman Siti Nurbaya, diilhami oleh sebuah novel populer berjudul, "Kasih Tak Sampai" yang menggambarkan jaman jadul tersebut yang ditulis oleh Marah Rusli.



Siti Nurbaya, gadis pingitan yang tidak punya pekerjaan, hingga orang tuanya terlilit banyak hutang kepada rentenir Datuk Maringgih. Datuk Maringgih menginginkan Siti menjadi istrinya dan dipaksalah Siti oleh orang tuanya untuk mau menikah dengan Datuk.

Setelah Negara merdeka, lahirlah Raden Ajeng Kartini, pahlawan wanita Indonesia yang berjuang untuk kaumnya para wanita untuk merdeka dari keterbelakangan, ia perjuangkan emansipasi wanita, dimana wanita berkedudukan sejajar dengan pria. Jika pria bisa memperoleh haknya, kenapa wanita tidak. Wanita Indonesia dipingit agar tidak dapat leluasa geraknya, sementara laki-laki bebas kemana dia suka.

Kartini kobarkan kemajuan wanita. Wanita tidak lagi dipingit yang hanya menjadi obyek penderita, akan tetapi mampu juga menjadi Subyek. Apa yang dia perjuangkan memang tidak omong kosong, wanita Indonesia kini sudah banyak yang maju, bahkan negeri ini pernah dipimpin oleh seorang presiden Wanita.



Kembali kepada cinta yang baru dicoba setelah terjadinya sebuah pernikahan. Baik pernikahan karena dijodohkan, paksaan, atau keadaan. Dijaman modern kini, bukan lagi jaman Siti Nurbaya, katakanlah sudah berganti jaman RA Kartini, dimana emansipasi wanita sudah berkerja.

Dampaknya, banyak wanita yang lebih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga untuk dirinya sendiri sering tidak ada waktu lagi untuk mengurusnya. Akhirnya, banyak wanita yang tidak memiliki banyak waktu untuk mencari pasangan hidup. Banyak wanita sekarang yang sudah berumur namun masih menjomblo.

Kalau wanita dijaman dulu sangat malu menjadi perawan tua, wanita sekarang sengaja mengulur waktu nikahnya setua mungkin, karena hidup sendiri lebih asik daripada terusik oleh kehadiran seseorang dalam hidupnya yang tidak yakin akan dapat membahagiakannya. Sampai akhirnya menyadari, hidup sendiri terus itu tidak baik, apalagi kodrat wanita adalah sebagai ibu yang kelak harus melahirkan manusia sebagai generasi selanjutnya.

Kini saatnya menikah dan memiliki keluarga perlu mulai dipikirkan. Setelah merekapun mencoba, sedikitnya kesempatan bergaul membuat kemungkinan bertemu dengan lawan jenis menjadi tipis. Semua itu tidak menjadi masalah dijaman melenial kini. Banyak mediasi yang dapat digunakan sebagai sarana bergaul yang dapat dilakukan dimana dan kapan saja.

Kenyataan membuktikan, banyak pasangan di jaman sekarang yang menikah dimulai dengan perkenalan di dalam media sosial. Mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk mengenal satu sama lain, sampai keputusan menikah dilakukan. Hasilnya, ada yang tidak lama kemudian pisah lagi, ada juga yang langgeng sampai beranak pinak.

Semua tergantung kepada pribadi yang melakukannya. Tidak sreg dengan cara itu, minta tolong kepada teman atau bahkan kepada orang tua untuk dicarikan orang yang cocok disandingakan dengan diri kita, juga tidak ada masalah, selama dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada dalil yang mengatakan pernikahan karena dijodohkan itu salah. Selama kita suka dengan orang yang dijodohkan.

Siti Nurbaya juga tidak ada masalah dijodohkan, hanya masalahnya mungkin, Siti Nurbaya menyintai Datuk Maringgih atau tidak?

Tidak ada jaminan menikah dengan orang yang terlebih dahulu kita cintai dalam waktu yang lama sudah pasti langgeng dalam ikatan perkawinan.

Teman saya, Badrul, berpacaran lama sekali, sampai bersumpah sehidup semati, nyatanya, setelah menikah, baru tiga bulan cerai.

Berbeda dengan Kerel, teman saya juga, semula ia tidak cinta dengan pasangannya. Masalahnya, pasangannya bukanlah orang yang dia cintai sebelumnya. Ia seorang yang dijodohkan oleh orang tuanya. Tapi tetap dipaksa dan akhirnya menikah. Hingga sekarang hubungannya baik-baik saja, keluarganya juga bahagia, bahkan dia menyesal dulu telah menolaknya, setelah bahtera rumah tangga yang dia jalankan awalnya terpaksa, namun ternyata ia mendapatkan kebahagiaan lebih dari segala-galanya.

Ketika kita tidak mencintai seseorang, ada banyak hal alasan kenapa kita tidak cinta, misalnya, kita belum kenal orang tersebut, pepatah Jawa terkenal dengan,"Witing tresna jalaran saka kulina" , yang artinya, Pohon kasih sayang timbul dari seringnya pertemuan.

Perasaan belum bisa move on kepada seseorang yang pernah dicintainya, juga dapat menutup pintu hati seseorang yang datang, meskipun yang baru datang tersebut sebetulnya lebih baik dari mantannya. Cobalah belajar mencoba untuk mencintai. Mencintai tidak harus dilakukan sebelum pernikahan. Setelah menikah baru belajar mencintai bukan tidak mungkin untuk dilakukan. Karena batas penglihatan manusia begitu pendeknya. Cobalah melihat lebih jauh dan lebih dalam lagi sebelum menyerah ditengah jalan. Apa yang dilihat sekilas, bukanlah gambaran dari semuanya.       

Jumat, 30 Agustus 2019

Pleci Dakun Kebanggaan Gunung Selamet Punah?



Sejak adanya penangkapan burung besar-besaran oleh para pemikat burung di kebun-kebun desa di sekitar lereng Gunung Selamet, kini burung Pleci Gunung Selamet sudah tidak ada lagi.

Jalan-jalan mejelajahi kebun, sudah tidak lagi terdengar ciak-miak burung tersebut atau sekedar terlihat berkejar-kejaran diantara sesama koloninya. Biasanya pada jam-jam tersebut, sekitar jam 09.00 pagi, mereka sedang ramai-ramainya berbondong-bondong datang dengan jumlah ratusan dari setiap koloninya. Mereka datang dan pergi, lalu disusul berganti dengan koloni yang lain. Begitu seterusnya seiring ranumnya bunga kopi dan mekarnya bunga kemaduan.

Pleci disini, yaitu pleci yang dikenal dengan nama pleci GS (Gunung Selamet), yaitu dari genus pleci dada kuning atau dakun ( Zosterops Flavus) yang paling dicari oleh penggemar burung pleci.

Burung kecil berkaca mata ini memiliki bulu dada yang berwarna kuning, punggung hijau kekuning kuningan, iris mata coklat atau putih, ujung bulu sayap dan ekor berwarna gelap. Dari berbagai jenis pleci, pleci dakun memiliki suara yang lantang dan nyaring. Disamping itu, pleci jenis ini tergolong lebih mudah dijinakan dan dilatih. Oleh karena itu, tidak heran jika genus ini begitu dicari dan sangat laku di pasaran.

Harga bakalan di pasaran berkisar Rp 60.000 hingga Rp 70.000, yang sudah jadi berkisar Rp 100.000 hingga Rp 1000.000.

Langkanya burung yang mulai digemari sekitar 2010 ini, dipicu dari kepandaian pemikat burung yang mendadak meningkat akhir-akhir ini. Kalau dulu, orang memikat burung hanya dengan pulut ( getah perekat) yang diletakan dekat bambu penyadap badeg (air bunga kelapa bahan baku gula merah), lalu si pemikat menunggu sampai ada burung pleci datang menghampiri, bermaksud mau menghisap badeg, namun kaki ternyata menginjak pulut. Burung plecipun tak dapat terbang sampai pemikat mengambilnya.

Satu hari masa penangkapan, mungkin hasil yang didapat tidak lebih dari 3 hingga 5 ekor saja. Itupun, keesokan harinya pemikat belum tentu berangkat lagi, karena harus menjualnya dulu ke pasar.
Jumlah penangkapan yang wajar mungkin tidak terlalu berpengaruh terhadap keseimbangan alam, khususnya alam burung pleci, tentunya. Menginjak tahun 2010 an, mulai ditemukan berbagai tips dan trik memikat pleci yang lebih baik lagi oleh kecerdikan para pemikat dalam berinovasi, dari dengan menggunakan jaring hingga burung hantu.

Hasilnya dalam satu hari mampu memikat ratusan burung pleci yang terus diedarkan ke seluruh plosok negeri, bahkan mungkin luar negeri. Jika satu hari berkurang 100 ekor, berapa jika kurun waktu 5 tahun saja? Belum jumlah pemikat yang tidak mungkin cuma satu orang. Anda dapat menghitungnya sendiri. 

Andaikan masih ada yang tertinggal, seperti pengakuan pemikat yang saya tanya, konon kelangkaan pleci di kebun bukan berarti mereka punah, akan tetapi mereka pindah ke tempat yang lebih jauh, masuk kehutan yang lebih dalam lagi.

Boleh saja mereka pindah ke hutan yang lebih dalam lagi, permintaan yang besar dari konsumen yang menggiurkan, bukan tidak mungkin mereka akan terus mengejar hingga sampai ujung persembunyian. Oh My God! tak dapat dibayangkan jika burung imut kebanggaan Gunung Selamet itu benar-benar punah.  

Minggu, 25 Agustus 2019

Detik-Detik Kyai Barseso Berujung Ke Neraka (Part ll)


Ringkasan cerita sebelumnya: 

Setelah berzina dengan pelayan bar dan membuat keributan hingga menewaskan satu pengunjung yang ada ditempat itu, berujung dengan dibekuknya Barseso oleh polisi. Akan tetapi, masih dalam tahanan, ia sudah berhasil kabur sebelum proses hukum dilakukan. 

Ia dibantu oleh seorang yang berwajah mirip dengan teman yang selama ini sedang di anut karena kealimannya. Si Alim, begitu dia menyebutnya. Hingga ia berhasil kabur dari tahanan, Barseso belum sempat menanyakan lebih jauh siapa laki-laki itu sebenarnya dan kenapa ia membantunya. 

Ia hanya menitip sebuah koper agar dijaganya baik- baik sampai suatu saat bertemu lagi. Tak perduli apa isi koper itu, tidak ada waktu untuk membukanya. Menjaganya adalah lebih penting sebagai balas budi atas kebaikan yang telah diberikannya. Dan kabur adalah tujuan utama.
 ............... 

Meski dia sudah lolos dan menghirup udara segar diluar penjara, sebagai buron, hidup tenang dan bebas seperti orang lain tidak didapatkannya. Dia harus tetap bersembunyi dari kejaran polisi yang terus mencarinya di manapun dia berada. 

Sebagai penjahat gadungan yang tidak memiliki skill kejahatan yang mumpuni, tidak sulit bagi polisi untuk menemukannya. 

Barseso tidak dapat berkutik, saat empat orang bersenjata lengkap muncul tiba-tiba dari balik semak- semak tidak jauh dari persembunyiannya. 

"Jangan bergerak!" teriak mereka seraya menodongkan senjata. 

Barseso mengangkat tangan sebagai tanda menyerah. Belum sempurna tangan diangkat, pandangan polisi curiga terhadap koper yang dia bawa, polisi lebih tertarik menyuruh Barseso membuka koper itu. 

Barseso hanya bisa menuruti perintah, ia mencoba membuka koper dengan hati-hati. Sama-sama tidak tahu apa isi didalamnya. Tidak juga Barseso, apalagi polisi. Setelah cukup lama berusaha keras, akhirnya terbukalah, terlihat didalamnya kemasan barang dalam plastik berwarna putih tersusun rapi memenuhi koper. 

Polisi memeriksa barang tersebut. Dari pemeriksaanya, polisi menyatakan barang tersebut asli barang terlarang, jenis narkoba yang berkatagori sangsi berat bagi siapapun yang membawanya. 

"Tidak !" teriak Barseso tidak dapat menerimanya setelah mengetahui bukti barang yang dibawanya. " Ini bukan miliku, ini barang titipan" lanjutnya. 

Polisi tidak ingin banyak berbincang lagi, dengan alasan apapun, mereka hanya ingin secepatnya memborgol dan menggelandangnya kembali ke sel tahanan untuk proses hukum selanjutnya.  

Rekam jejak kejahatan Barseso semakin menumpuk, sebagai buron dari beberapa kasus sebelumnya yang belum berproses, kini bertambah lagi dengan kasus baru, narkoba. 

Tanpa banyak basa-basi lagi Barseso langsung di borgol, bersama barang bukti baru digelandanglah kyai itu kembali ke rumah tahanan untuk menjalani proses hukum atas semua kasusnya.  

Singkat cerita, proses hukumpun dilakukan. Pasal berlapis yang menjerat Barseso menghasilkan hukuman yang sangat berat. Barseso di jatuhi hukuman mati. 

Bagai petir menghantam, Barseso mendengar keputusan yang dijatuhkan pada dirinya. Hingga sampai batas waktunya, ekskusi hukuman mati Barsesopun berlangsung. 

Barseso tidak dapat berbuat apa-apa kecuali hanya berpasrah, ketika kru algojo mengikat kedua tangan pada kayu salib dan kemudian menutup matanya dengan kain berwarna hitam. Ini menandakan bahwa sisa waktu hidupnya tinggal beberapa menit. 

Barseso sempat mengenang nasib hidupnya dari awal bertemu dengan  seorang yang alim yang dikagumi dalam bermakhabah dengan Tuhannya saat di Masjid, hingga detik-detik hidupnya akan berakhir dirinya masih mengikuti ajarannya yang ternyata sesat. 5 M permainan dosa yang dijanjikan bakal mengantarkan kepada pengampunan yang lebih dalam. Opsi yang paling ringan dari lima opsi yang dipilih justru telah memicu dia melakukan semua yang paling memberatkan.  

Disisi lain orang yang dipikirkannya muncul tiba-tiba.

" Hahahahaha...." tawanya.

Suaranya bergulung seperti guntur. " Apa kabar, temanku?" sapanya.

Barseso begitu geram melihat laki- laki yang selama ini terus dan terus menjebloskan dirinya, tertawa lebar tanpa sedikitpun merasa belas kasihan.

"Sebetulnya siapa kau?" tanya Barseso.

"Hai manusia bodoh, kalau saja kau tak sealim sebelum kau bertemu denganku, pasti aku tak akan tertarik melakukan tipuan ini padamu" jawabnya.

"Sebentar lagi kau akan mati, dan ku ucapkan padamu, sampai jumpa di neraka! Sampaikan salam pada mereka dariku, Iblis"

Begitu terkejut Barseso mendengar pengakuan laki-laki tersebut, ternyata selama ini orang alim yang dikagumi tidak lain hanyalah iblis yang menyamar.

"Jadi, kau....!" Belum selesai Barseso hendak berkata, peluru algojo sudah keburu menembus dadanya. Matilah Barseso dalam keadaan Su'ul khotimah (buruk diakhir hidupnya) menjadi teman Iblis di neraka. 

Kamis, 22 Agustus 2019

Detik-Detik Kyai Barseso Berujung Ke Neraka {Part I)





Jumlah santri Kyai Barseso sudah mencapai 60000 orang, itu membuktikan bahwa Kyai Barseso bukan kyai ece-ece, kharisma dan ilmu agama yang dimiliki sudah mendapat kepercayaan bagi banyak penganutnya.

Kealiman Barseso memang tidak tertandingkan dibandingkan kyai-kyai yang lain dijamannya. Baginya, dekat kepada sang Illahi adalah segala-galanya. Ibadah yang dilakukan belum pernah cukup untuk membalas kenikmatan yang Tuhan berikan kepada umatnya. Ia selalu mencari cara untuk lebih dekat dan lebih dekat lagi. Ia sangat takut kalau diakhir hayatnya nanti mati tidak dalam keadaan khusnul khotimah dan akan dicatat sebagai orang yang tidak selamat diakherat, lalu, menjadi penghuni neraka untuk selama-lamanya.

Dalam ketakutan, ia selalu bangun ditengah malam, ia pergi ke masjid dan memohon ampun kepada Tuhan dengan sekhusuk-khusuknya. Ia benar-benar mengutamakan urusan akhirat daripada urusan dunia. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana Tuhan mengampuni dosanya.

Tidak jauh dari posisi dia duduk, duduk pula seorang laki-laki yang sedang berdoa sambil menangis. Dalam do'anya, apa yang diminta tidak berbeda, yaitu sama-sama sedang minta ampun kepada Tuhannya atas dosa yang telah dilakukan. Penyesalan yang sangat dalam membuat dia tidak dapat menahan air matanya. Rintihan tangisan pilu menggetarkan langit dan arasy, membuat gundah bagi jiwa-jiwa yang mendengarnya.

Barseso bertanya kepada laki-laki tersebut. "Dosa apa yang kau perbuat kisanak, sehingga kau sampai menangis dengan sebegitunya? Sungguh beruntung kau, dapat menangis sesempurna itu didepan Tuhan?"

"Dosa yang besar, yang dengan sengaja saya buat, agar dapat menangis dan bertobat dengan sempurna" jawab laki-laki itu. 

"Dosa besar?" Barseso mengulang kata-kata itu didalam hati dan mempertanyakan diri, betapa senangnya jika ia dapat berdo'a sehebat orang itu. "Sungguh jika kau berkenan, bolehlah berbagi padaku caranya?" kata Barseso meminta.

Laki-laki itu tidak keberatan, dengan senang hati memberi tahu kiatnya. "Ada 5 dosa besar yang jika kamu lakukan salah satu saja akan memicu kamu kedalam penyesalan yang teramat dalam, dari penyesalan besar itulah kamu dapat berdo'a sesempurna doaku" kata laki-laki itu yang ternyata tidak lain adalah Iblish yang menyamar menjadi pendo'a yang alim.

"Apa kelima dosa tersebut, sebutkanlah?" pinta Barseso tak sabar.

" 5 dosa tersebut adalah 5 M"

"Apa itu 5 M?" Barseso masih tidak paham.

"5 M adalah, 1. Membunuh orang, 2. Menzinai orang, 3. Mencuri 4. Menghisap narkoba 5. Minuman keras."

Barseso terkejut dengan opsi yang disodorkan laki-laki itu. Akan tetapi, bagaimanapun juga, ia adalah orang yang berhasil dimatanya.

"Jika aku membunuh orang, siapa yang menjadi korban dan setelahnya aku akan dipenjara atau bahkan aku akan dihukum mati juga" timbangnya. " Ah, tidak untuk yang nomor 1 ini," katanya kurang setuju.

"Jika nomor 2, menzinai orang, bagaimana jika perempuan yang kuzinai menuntutku untuk menikahinya, istri tua tentu tidak akan menerima. Tidak !, nomor ini juga tidak pas, ini menyangkut penderitaan orang lain".

Opsi nomor 2 dilewati.

Sampai pada opsi yang ketiga, yaitu mencuri, tetap saja masih keberatan, sebab untuk dapat penyesalan yang besar, mencurinya sudah pasti harus besar nilainya, siapa yang dicuri, jika ketahuan, lalu  digebugi.

Opsi ke3 dilewati.

Pada opsi ke 4, menghisap narkoba, itupun ia lewati, dengan pertimbangan narkoba dapat menjadikan orang ketagihan, ia tidak bisa jika kelak harus memakai itu seterusnya.

Nomor 5, minuman keras. "Boleh ini, kalaupun pada akhirnya aku harus mabuk, setelah sembuh, aku tidak mengalami ketergantungan, aku juga dapat melakukan dengan sembunyi- sembunyi tanpa ada orang tahu" katanya memutuskan pilihan.

Akhirnya, Barseso memutuskan untuk memilih nomor 5 yang terakhir. Ia menganggap nomor itu pilihan yang paling ringan resikonya. Setidaknya ia tidak melibatkan penderitaan orang lain, jika dapat mengaturnya dengan rapi, bahkan nama baiknyapun bisa tertutupi.

"Ini urusanku dengan Tuhan, biarlah semua ini hanyalah aku dan Tuhan saja yang tahu" katanya dalam hati.

Seperti yang sudah direncanakan, ilmu baru yang jos dari seorang Iblis yang menyamar sebagai mu'alim itu direalisasikan. Kyai Barsesopun pergi ke bar, tidak lama kemudian, iapun tenggelam dalam minum-minuman keras yang memabukan. Semakin ditenggak minuman itu semaki naik ke ubun-ubun, semakin tinggi, semakin shako, semakin hilang akal sehatnya, ia bahkan tidak tahu dimana dan siapa diri yang sebenarnya.

Mabuk yang sempurna membuat Kyai itu masuk dalam halusinasi. Pelayan bar yang sekaligus juga berperan sebagai teman minum bagi pengunjung yang mabuk tetap melayani dengan sebaik-baiknya, belaian lembut juga biasa dilakukan sebagai service untuk membuat tamu merasa senang bak didalam sorga.

Dunia halu yang kini sedang terjadi dalam otak miring Kyai Barseso sepertinya menggambarkan demikian. Iapun mengajak bidadari yang cantik dan lembut dalam penglihatannya itu masuk ke kamar, ada sesuatu yang nampaknya tidak dapat ditahan pada diri kyai.

Keluar dari kamar, sepasang manusia yang berlainan jenis itu tampak bahagia, sesuatu yang tidak dapat ditahan telah dicurahkan, apa yang dilakukan Barseso dengan wanita teman minum di dalam kamar menyatakan bahwa dirinya telah melanggar pada opsi yang ke 2, yaitu menzinai orang.

Semakin lama, semakin malam, semakin panas suasana bar, Barsesopun semakin reseh, seorang pengunjung menegurnya. Entah apa yang dikatakan pengunjung itu hingga Barseso marah. Lalu, pertengkaran pun terjadi.

Barseso mengambil pisau dan menancapkannya tepat di uluhati pengunjung itu, pengunjung itu roboh seketika terjerambab di lantai bersimbah darah. Tak berapa lama kemudian pengunjung itu diketahui telah meninggal dunia.

Sayang sekali, opsi nomor 1 tentang membunuh orang harus terjadi, padahal dari awal sudah wanti-wanti untuk dihindari. Dan, karena perbuatan itu, Barseso ditangkap polosi dan langsung dimasukan ke dalam sel tahanan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Di dalam sell yang sempit, dengan jumlah penghuni yang melebihi kapasitas, nyaris tak melihat seorangpun bersahabat disana. Ia merasa dirinya sudah berakhir.

"Sudah dari cukup rasanya dosa telah ku kumpulkan. Sudah terlalu banyak urusan dunia fana yang terlibat. Ternyata dunia tidak lebih indah dari sholat malam dan bertafakur di Masjid. Aku harus keluar. Sudah saatnya kududuk lebih khusuk lagi dengan tenang di dalam Masjid. Aku akan menangis sejadi-jadinya padamu Tuhan" bisiknya dalam hati.

Ia ingat si alim yang ia kenal di Masjid tempat dirinya bertafaqur. Dialah juga merupakan orang yang telah membuat hari-harinya sibuk dengan dosa sejak dari pertama mengenalnya.

Masih asik Barseso merenung, punggungnya ada yang menepuk dari belakang. Barseso terkejut bukan main, ketika menoleh ia nenatap seraut wajah yang sangat mirip dengan orang yang sedang dikhayalkan, yaitu si alim yang di Masjid itu.

"Kau!" tanya Barseso heran.

"Ssst" dia memberi isyarat untuk dirinya diam dengan melintangkan telunjuknya dibibir.

"Kita tidak banyak waktu, cepatlah keluar dan bawa koper ini baik-baik sampai kita ketemu nanti!" katanya seraya tangannya memberikan sebuah koper kepada Barseso.

Setelah koper berada ditangan Barseso, ia mempersilahkan untuk keluar. Barseso melihat sebuah lubang yang ia tunjukan dengan gerak tangannya. Barseso menatapnya sebentar dan tidak banyak kata lagi dia membungkuk dan mendorongkan badannya berusaha keluar dari lubang tersebut.

Kaburlah Barseso dari penjara nyaris tanpa kesulitan sedikitpun.  Bersambung

Minggu, 18 Agustus 2019

Suharto : Piye Kabare, Enak Jamanku, To?



Sering kita lihat setiker gambar Suharto tersenyum seraya melambaikan tangan, pada stiker tersebut juga ada tulisan, "Piye kabare?, enak jamanku, ?".

Stiker yang berukuran cukup besar sekitar 30x40 cm tidak jarang menempel pada kaca mobil angkutan umum, angkutan pribadi, tembok rumah dan pertokoan.

Anda tidak menyadari, saat anda melihat, anda merasakan seakan-akan anda sedang berhadapan langsung, kata-kata yang tertera ditulisan seakan mewakili mulutnya yang sedang berkata-kata.

Alam bawah sadar anda merekam sosok Suharto yang sumeh, kebapaan sedang mengulurkan tangan menawarkan kedamaian dan kesejahteraan rakyat dibawah pangkuannya.

Terlepas dari hujatan bagi yang membencinya, tidak sedikit juga rakyat Indonesia yang merindukannya.

Sejak saya kecil, pertama aku menyadari menjadi manusia, beliau sudah presiden. Yang aku tahu dia sibuk membangun-dan membangun. Dia punya konsep pembangunan lima tahunan yang sambung menyambung terus dari satu periode ke periode yang selanjutnya, yang bernama Repelita, (Rencana Pembangunan Lima Tahun).

Dalam satu periode selama 5 tahun, ada saja satu segmen yang difokhuskan secara khusus, saya masih ingat, periode di jamanku saat itu fokus program yang  dicanangkan adalah bidang pangan.
Dalam bidang pangan, tidak terlepas adanya perbaikan bidang pertanian.

Kita sama-sama tahu, jaman sekarang,  yang namanya pupuk urea dalam menanam padi  sudah merupakan satu hal yang wajib, tanpa pupuk yang satu ini, semangat bertanam seakan menjadi hilang, karena sudah dapat ditebak hasilnya pasti tidak akan maksimal.

Tahukah anda, siapa yang berjasa menyadarkan masyarakat akan kegunaan pupuk urea, dijaman dulu, betapa sulitnya untuk meyakinkan masyarakat hanya untuk memakai pupuk tersebut. Kampanye yang digembor-gemborkan tidak didengar, mereka memandang menggunakan pupuk urea adalah tabu dan pamali. Mereka lebih suka hal yang alami, mereka masih risih menerima produk modern dan segala sesuatu yang dibuat dengan  teknologi canggih.

Tidak menyerah hanya dalam satu cara, pemerintah mengadakan program yang dinamakan Bimas dan Inmas (Bimbingan Masal dan Intruksi Masal), isinya menyadarkan petani  dan memberikan pupuk urea dengan sistem pembayaran dengan cara mengangsur dibelakang. Petani  dapat langsung menerapkan pada tanaman tanpa harus membayar lebih dahulu.

Pertama terpaksa, lama kelamaan terasa efeknya dan akhirnya, ketagihan setelah melihat hasil yang terus meningkat.

Tidak cukup dengan bantuan materi saja, sumber daya manusia tidak kalah penting, tanpa ilmu, apapun jenis usaha hanya omong kosong.

Caranya adalah dengan memanfaatkan semua  sumber media yang ada. Satu-satunya stasiun TVRI harus rela untuk tidak menayangkan hiburan semata, primetime acara yang digelar bukanlah sinetron, akademi dangdut dan hiburan-hiburan kosong lainnya. Acara yang ditayangkan adalah KLOMPENCAPIR ( Kelompok Pendengar Dan Pemirsa), yang saya tahu acara tersebut berisi pembahasan mengenai segala bentuk pertanian, beberapa petani berkumpul, membahas pertanian, bahkan tebak-tebakan seru, juga tentang pertanian.

Asal tahu saja, dari sederetan presiden-presiden yang pernah memimpin Indonesia, hanya dibawah kepemimpinan Suhartolah Indonesia pernah dinobatkan menjadi negara Swasembada Bahan Pangan. Indonesia dapat mencukupi kebutuhan pangan di negeri sendiri tanpa harus mengiport bahan pangan dari luar negeri, bahkan malah menjualnya ke luar negeri.

Berdatangan delegasi negara-negara lain ke Indonesia ingin belajar cara bertani yang baik sebagaimana ilmu pertanian yang diterapkan di negeri yang kita cintai ini agar dapat memenuhi keperluan pangan negeri mereka. Karena untuk menjadi negara yang kuat, syarat utama adalah makan. Tidak ada kekuatan untuk orang yang kelaparan.



Keberhasilannya dalam bidang pangan, mengantarkan Indonesia kepada apa yang disebut dengan macan Asia. Lalu dipilihlah Suharto menjadi Pemimpin Negara-Negara Non Blok, atas kesepakatan dari negara-negara anggota pesertanya.

Dalam periode selanjutnya, oleh kekuatan politik, Suhartopun mendapatkan kepercayaan menjadi presiden lagi.

Perut   kenyang,  badanpun menjadi fit, dengan  lebih yakin majulah pada langkah yang selanjutnya. Setelah bidang pangan berhasil, periode selanjutnya Indonesia mulai menuju ke technologi.

Kita semua tahu seorang yang dikenal berotak genius, dia adalah kebanggaan semua rakyat Indonesia, kala itu, dari anak-anak sampai orang tua tidak luput dari perhatiannya. Beliau adalah Profesor BJ Habibie, Beliau dikenal si pembuat kapal terbang.

Dari keakrabannya sebagai tokoh disemua kalangan, penyanyi cilik Josua mewakili anak-anak kecil seusianya dengan lagunya yang bertema cita-cita menjadi profesor  , membikin pesawat yang akan dibuat sendiri seperti Pak Habibie untuk dapat mengantar mama ke pasar.

Konon, Presiden Suharto sengaja memanggilnya pulang ke Indonesia dari tempat kerjanya Jerman untuk membantu program yang sedang beliau canangkan di segmen teknologi.

Untuk program besarnya tersebut, Suharto tidak segan-segan mendirikannya pabrik pesawat yang diberi nama ,NURTANIO. Nyatalah, Nurtanio itu berdiri. Pesawat demi pesawatpun diproduksi.

Indonesia tidak kalah dengan negara-negara maju  setingkat Jerman dengan produk pesawatnya. Mengingat Habibie sendiri keluaran dari pabrik pesawat dimana negara itu berada.

Dalam pemasaran, dilakukan berbagai cara sistem pemasaran, dari yang keras sampai yang lunak.  Konon Thailand pernah membeli produk pesawat dari Nurtanio yang dibayar dengan beras ketan.

Dalam bidang keamanan, bahkan rakyat berlindung dengan nyaman dibawah senjatanya. Sebagai seorang militer, langkah tegas sudah pasti dilakukan pada para pengganggu keamanan yang meresahkan rakyatnya.

Ketika banyak bencoleng- bencoleng bertato yang suka bikin onar, mengacau, menodong dan bahkan, membunuh, sungguh sangat meresahkan masyarakat , pemerintah tidak segan-segan menindaknya dengan tegas.

Kala itu, sekitar tahun 1984 an, dimana ada istilah Penembakkan Misterius yang terjadi dari waktu ke waktu. Korbannya kebanyakan laki-laki dengan ciri khas bertato. Mereka dibuang dipinggir sungai, jalan, kebun dan tempat-tempat yang diketahui masyarakat untuk dikuburkan.

Belakangan diketahui korban-korban penembakkan misterius itu adalah para preman, bencoleng, tukang palak, pembunuh dan pelaku kejahatan-kejahatan lainnya yang sangat meresahkan masarakat dalam setiap aksinya.

Selama kepemimpinan Suharto, Indonesia menjadi negara yang maju, gemah ripah lohjinawi. Pembangunan yang maju membuat beliau mendapat julukan, Bapak Pembangunan.

Dengan ketegasannya rakyat merasa aman, dengan senyum renyahnya rakyat menjadi sumringah. Suharto, presiden Indonesia kala itu.