Rabu, 02 Mei 2018

Gunung Slamet di Bor Matahari Terbit Malam Hari



Di suatu malam yang sunyi.

" Pang...!" Begitu, nada panggil seorang anak kepada ayahnya yang tempat tinggalnya di lereng Gunung Slamet.

" Ya, ada apa, nak?" Jawab si bapa itu balik bertanya.

" Malam-malam, kok matahari terbit?" Tanya anak itu lagi, tangannya menunjuk pada sebuah titik di arah puncak Gunung Slamet arah barat laut. Diarah itu nampak semburat cahaya layaknya cahaya matahari yang berangkat terbit disetiap pagi menjelang.

Dengan lugas sibapa itu menerangkan, bahwa cahaya itu bukan cahaya matahari terbit, tapi itu hanyalah cahaya lampu yang menyorot ke langit.

Gunung Slamet sedang dibor, maka digunakan lampu untuk menerangi" Jawab sibapa itu seperti sudah tahu akan aktifitas yang sedang terjadi di sana.

Bisa dibayangkan betapa besar lampu yang dipasang, hingga cahayanya seakan menembus langit. Benarkah Gunung Slamet sedang dibor?

Memang akhir-akhin ini sedang ramai slentingan berita tentang hal itu. Bahkan katanya banyak penduduk yang tinggal didaerah gunung, komunitas Pecinta Alam dan insan-insan peduli alam lainnya melakukan demo akan adanya aktifitas yang sedang terjadi itu.

Hal itu juga pernah diberitakan di televisi. Nampak juga para pendemo membentangkan spanduk yang bertuliskan " Selamatkan Slamet "

Apa sebenarnya yang sedang terjadi di Gunung gagah perkasa itu, saudara-saudara, apanya yang harus diselamatkan, apakah Gunung Slamet sedang menghadapi bahaya ?

Seandainya benar ada yang sedang dilakukan disana, yang melakukan tentunya juga manusia, tegakah mereka jika yang dilakukan itu adalah hal yang berbahaya?

Terlepas dari proyek apapun yang sedang dilakukan disana tentunya dengan alasan dan segala perhitungan yang matang, apalagi ini menyangkut sebuah gunung yang sedang diperdayakan, sudah pasti ini bukan hal kecil apalagi main-main. Hal ini menyangkut keuntungan dan kerugian untuk siapa? Bukankah tentang alam bumi dinegeri ini sudah termaktub dalam undang-undang negara kita, UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 bahwa ;

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Dalam program sosialisasi mereka, kudapatkan secarik kertas yang terlipat hingga menyerupai sebuah buku kecil nampak dari hasil sebuah percetakan yang berkwalitas cukup jelas menerangkan apa yang sebenarnya tengah dilakukan.

Gunung Slamet dibor? Ya, benar.

Sebuah PT yang berlabel PT SAE ( Sejahtera Alam Energi )dalam proyeknya memanfaatkan panas bumi dari Gunung Slamet atau PLTB tidak luput juga merupakan program pemerintah yang selama ini kita tahu yaitu Penyediaan listrik 10.000 megawatt tahap ke dua yang sudah masuk dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik ) PLN, dalam perjanjian antara PLN dan PT SAE akan mengalirkan listrik 220 Megawatt dalam tahap pertama di tahun 2022 dengan harga yang sudah ditentukan.

Perusahaan Listrik Panas Bumi itu diberi nama PLTB Baturaden. Nama Baturaden diambil dari sebuah lokawisata terkenal hingga mancanegara yang lokasinya tidak lain tepat dilereng Gunung Slamet diarah Tenggara.

Dana yang dibutuhkan dalam proyek tersebut diterangkan sekitar 75 juta dolar AS termasuk pembangunan infrastruktur dan proses explorasi panas bumi itu sendiri.

Sebuah likasi seluas 1,5 hektar dibagian utama dimana drilling right ( Alat Pengeboran) berdiri, tempat peralatan, kantor, tempat kerja dan alat-alat penunjang lainnya.

Pengeboran dilakukan dilokasi yang diberi nama wallpad H dengan kedalaman 3.500 meter diatas permukaan lereng gunung dengan ketinggian 2.000 Mdpl.

Dikutip juga dari Detik News, untuk mengantisipasi terjadinya air sungai yang keruh akibat proses pembukaan lahan dilokasi PLTB berada, pihaknya telah melakukan berbagai antisipasi dengan membuat system penyaringan air dan drainase dibeberapa titik di wilayah Wallpad H, sehingga diharapkan air dari lokasi proyek kekeruhan bisa diatasi.

Selain itu tanah yang dibuka melalui tahap penebangan hutan lindung, langsung dilakukan pengerasan dan ditutup menggunakan terpal, tujuannya agar saat turun hujan air yang mengalir tidak meluncur langsung dan membawa lumpur tanah mengalir kesungai.

Jadi jelaslah sudah bahwa, berita Gunung Slamet dibor tidaklah segarang yang diisukan menurutku. Dia hanyalah upaya pengambilan listrik dengan memanfaatkan panas bumi yang memungkinkan diambil di atas Gunung Slamet kita itu. Dan hasilnya tentu akan kembali kepada kepentingan kemakmuran rakyat.

0 komentar:

Posting Komentar